📝Hijrah itu mudah, tapi Istiqomah?

20 5 0
                                    

Kalo baca judul babnya pasti sudah paham, dong, ya? Hehehe.

Sebelumnya maaf, ya. Memang udah lama banget nggak nulis lagi. Apalagi setelah tahu akunku yang pertama nggak bisa dibuka. Untungnya aku masih menyimpan draft tulisan yang menurutku penting di laptop. Huhuhu. Alhamdulillah.

Ya, oke. Kita balik ke judul bab kali ini. Lagi-lagi bahas tentang Hijrah. Sepertinya udah sering banget dibahas, tapi aku gak ada bosennya. Serius, deh. Apa kamu bosen? Jangan, ya.

Kamu pasti tahu yang namanya Hijrah itu mudah, tapi untuk Istiqomah? Apa bisa semudah itu? mikir keras.

Pastinya enggak, dong. Aku tahu itu. Soalnya aku juga merasakan. Semakin jauh hijrahnya, maka semakin sulit juga untuk istiqomah. Kayak banyak godaan gitu, deh di tengah jalan. Kalo gak bisa tahan dengan godaannya pasti akan mudah goyah dan akhirnya balik ke masa Jahiliyah.

Hadeuh, bahkan itu lebih menyedihkan lagi. Tapi, tolong kita jangan sampai seperti itu. Yakin kalo kita bisa untuk tetap berada di jalan Allah.

Kalo misal merasa ingin menyerah, coba lihat ke belakang, deh. Selama ini udah seberapa jauh langkah yang kita capai untuk Hijrah? Sayang banget, loh kalo mudah ngelepas gitu aja.

Mungkin perjuangan saat ngelepas itu nggak seberapa dibanding saat memulai hijrahnya. Hmm.

Aku pun sering juga, kok kadang ngerasa lelah dengan semua ini. Mungkin kayak terasa berat perjuangannya. Ini itu nggak dibolehin. Rasanya kayak dikekang, gitu sama Allah. Padahal kalo diingat, hal yang dilarang sama Allah itu justru akan menyelamatkan diri kita sendiri.

Tapi, karena kitanya yang nethink duluan, akhirnya pesimis.

Gak jarang, kok orang yang kayak gitu. Bahkan, aku udah banyak menemui faktanya. Tapi, jangan sampai kita malah ikut pesimis.

Kalo udah baca tulisanku dari awal, mungkin kamu ingat kalo aku pernah nulis ini ... ketika kita hijrah, carilah teman yang mendukung tujuan kita. Biar kita semakin mudah untuk terus istiqomah di jalan Allah. Kalo lalai ada yang mengingatkan.

Nah, kira-kira seperti itu lah kata-katanya. Aku lupa ada di part berapa. Tapi, aku yakin aku pernah menulisnya atau mungkin sering. Ya, gak tahu, ya. Aku agak lupa juga.

Yah, intinya teman itu emang berpengaruh banget buat kita. Kalo bisa kita itu cari teman atau sahabat yang dia itu bisa memberikan pengaruh yang positif, bukan sebaliknya. Kalo pun mungkin dia punya pengaruh yang negatif, ya ambil baiknya aja, lalu buang buruknya. Nggak selamanya orang yang terlihat negatif, dia akan terus-terusan menyebarkan hal negatif kepada kita. Percaya, deh.

Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk berubah menjadi yang lebih baik lagi untuk ke depannya. Kayak aku, kamu, dan lainnya.

Karena, tanpa sadar ... perubahan itulah yang bisa merubah kehidupan kita nanti.

Jadiii, jika punya teman yang menurutmu sekarang hidupnya sedang berantakan, belum benar, banyak masalah ... ya, sebisa mungkin kamu tetap membersamai dia. Terus mengajak dia untuk berubah. Begitu.

Yang paling penting ... ajak dia untuk berhijrah. Setelah itu, jangan pernah ditinggalin, ya. Dia perlu penguatan, perlu semangat, perlu pendorong untuk dirinya. Sama, kok. Aku juga perlu itu.

Teman sepenting itu, loh buat kita yang mau Hijrah. Cari teman yang lebih bisa mengerti juga, ya. Supaya bisa belajar sama-sama. Tapiiii ... jangan lupa. Setelah belajar, ilmunya juga harus dibagikan ke yang lainnya. Jangan dipendam sendiri. Nggak baik, loh. Allah sendiri yang sudah memperingatkan itu.

Kalo kita mau membagi ilmu yang sudah kita dapat, insyaaAllah itu bernilai pahala di hadapan Allah. Seneng, kan jadinya? Nambah pahala buat masuk Syurganya Allah. Siapa, sih yang nggak senang coba? Gak ada, kan?

Jadi gituuu. Kalo Hijrah jangan sendirian, supaya Istiqomahnya nggak terlalu berat. Kadang aja walau pun udah banyak temannya masih berat, apalagi sendirian. Gak kebayang, kan?

Selain itu, jangan lupa untuk terus berdoa sama Allah. Memohon kepada Allah supaya dikuatkan dari godaan apa pun. Kalo kita khusyu' doanya, insyaaAllah akan dimudahkan sama Allah. So, harus semangat terus dan jangan lelah untuk tetap berdoa. Walau pun kadang dikabulkannya lama banget. Kan, Allah punya tiga cara untuk mengabulkan doa hamba-Nya.

Apa hayo? Coba sendiri, deh. Sekali-kali harus mandiri, kan. Hehehe. Atau mau scroll ke atas aja. Aku juga pernah nulis, kok.

Hmm.... kayaknya udah cukup sampai di sini aja aku nulis kali ini. Maaf kalo agak absurd karna aku udah agak lama nggak nulis. bukan agak lagi, sih tapi udah lama banget.

Semoga gak bosen, ya baca tulisanku. Semangat^^

Jbr, 10 September 2021.

Coretan MahasiswiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang