📝Jaga Hati

340 28 1
                                    

Wuuussss!!!!

Lama gak update di lapak ini, tiba-tiba aja yang dibahas tentang hati.

Ngahahaha. Kaget, gak? Bingung, gak? Penasaran, gak? Bertanya-tanya, gak?

Ada apakah gerangan?

Ya, so easy.

Jawabannya, karena akhir-akhir ini hati tidak bisa dikontrol. Tidak mungkin aku gak tau alasannya dan aku jawab 'i don't know why?'.

Yeah, very impossible.

Aku juga hamba Allah yang punya titik kelemahan. Dan, kebetulan kelemahanku memang di masalah hati. #plak

Jaga hati itu emang gak mudah. Tapi, sebenernya itu tergantung individunya juga, sih.

Kalau aku emang dari awal yang kebiasaan temenan sama lawan jenis, sekarang malah kayak susah buat menjauh dari mereka. Pelan-pelan udah nyoba, tapi yang namanya cobaan selalu saja ada.

Allah tidak akan berhenti nguji hamba-Nya kalo si hamba belum tuntas menyelesaikan masalahnya.

Maksudnya ... misalnya, kelemahan aku di ghorizah nau' (naluri kasih sayang) ya, aku akan terus diuji di situ sampai aku benar-benar bisa melewati ujian itu. Dan, kalau emang sudah tuntas, baru ujian lain akan diberikan.

Ya, begitulah hidup. Akan terus diiringi dengan ujian di dalamnya. Kita harus bisa menyikapi dengan benar dan sesuai syari'at Allah.

Susah memang kalau dibayangkan. Makanya, jalani saja, jangan hanya dibayangkan. Tapi, jangan hanya dibiarkan mengalir begitu saja. Wkwk

Terasa serba salah, ya?

Santai. Toh, yang menjalani bukan hanya aku dan kamu saja, tapi mereka. Iya, mereka yang sesama hamba-Nya Allah.

Yang namanya ujian pasti berat, kok. Kan, itu juga buat meninggikan derajat kita. Hayoo?

Yang kuat, ya ngadepin ujian dari Allah. Ujian dari sekolah aja dipelajari mati-matian, masak yang dari pencipta-Nya dibiarkan. Jangan, lah.

Oke, ini rada melenceng dari judul part.

So, aku hanya ingin bercerita sedikit yang berhubungan dengan part ini.

Kemaren malam minggu itu, aku pergi ke acara yang diadakan kampus setiap bulan sekali. Di sana aku bersama temen-temen se kosan aku.

Nah, di sana gak sengaja banget ketemu orang yang tak terduga. Dia nyamperin dan bla bla bla... (bagian ini tidak bisa dijelaskan).

Setelah pertemuan itu, aku jadi diem, bengong dan gak tau mau apa (?)

Sampai adik tingkat aku negur, "Mbak, kita harus pulang. Ayo!!!" dia narik tangan ku dan aku hanya ngikut.

Sampai di parkiran dia mulai bertanya-tanya. "Mbak, ada apa? Ada apa sama dia?"

Aku kan bingung, aku jawab, "Hah? Apa? Gak ada."

Lalu, adek gak percaya dan terus bertanya menyelidik gitu.

"Setelah ini mbak harus cerita ke aku dan jelasin semuanya."

Ya, kata-kata itu membuat aku tercengang.

Aku bukannya apa, sih? Karena, itu emang panjang kalau harus dijelasin.

Akhirnya si adek bener-bener nasihatin aku, ngasih aku solusi, nyemangatin aku, biar aku gak stuck terus sama masa lalu.

Terakhir itu dia bilang, "Pernah berpikir gini, gak mbak? Kalau jodoh itu cerminan diri. Sekarang mbak diuji ketemu sama dia tadi, bisa aja jodoh mbak juga diuji kayak gitu."

Aku berpikir dengan apa yang adek bilang. Awalnya aku gak ngerti dan pengen ngelak dengan apa yang dibilang adek. Tapi kalau aku lakuin, keliatan dong kalau aku remehin solusi dia.

Dari situ aku ngerti, orang yang nasihati kita itu emang gak perlu mandang usia. Dia yang mau nasihati berarti dia yang peduli. Percayalah. Karena dibiarkan dan didiami itu gak enak.

Lebih baik dinasihati sampai bener-bener membuat hati tergugah. Karena kita sama-sama tahu bagaimana agama mensolusi masalah, so gak akan nolak deh atas solusinya. Kadang itu yang membuat betah bersahabat dengan orang-orang yang paham agama.

Dan, sebelum bener-bener pergi, adek juga bilang, "Banyakin nonton yang sedih-sedih, yang bikin nangis, jangan banyak ketawa, biar hatinya gak keras."

Woahh!!! Bener sekali yang adek bilang.

So, kuatkanlah hatimu saat ada ujian yang menghadangmu. Apalagi ujian hati, ya. Jangan biarkan ia merajalela ingin menguasai dirimu. Kalau kamu dapat mensolusinya dengan benar, kamu gak akan tersesat dan terjerumus, kok. Dan, yang jelas hati kamu tetap terjaga.

Banyakin istighfar disetiap kegiatan. Itulah alasannya mengapa kita harus paham dengan Islam?

Yasshhh!!!

Nanana...
Terkadang nasihat memang menjengkelkan, namun itu bentuk kasih sayang.

Jbr, 30 Maret 2018.

Coretan MahasiswiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang