📝Dakwah

140 11 0
                                    

Sebenernya ini gue bingung mau bahas apa?

Pikiran gue kemaren-kemaren udah terlalu terpenuhi dengan yang lain. Sampai gue lupa untuk nulis di sini. Mungkin, ya gue memang bukan seorang penulis yang profesional, yang dimana pun ia berada pasti akan disempatkan untuk menulis walaupun hanya separagraf atau sekalimat. Atau bahkan gue gak bisa disebut penulis. Huwaaa.

Ya, istilahnya itu seperti lo mahasiswa tapi jarang banget masuk kuliah. Yang lo lakuin hanya titip absen tiap harinya.

Nah, apakah itu disebut seorang mahasiswa?

Pasti enggak lah.

Yang namanya mahasiswa pasti rajin banget pergi ke kampus. Tidak pernah titip absen. Selalu mengerjakan tugas dan bla bla bla lah.

Ya, kan?

Gak tau kenapa saat gue mengistilahkan hal ini gue jadi kepikiran satu hal yang pernah dibilang guru ngaji gue. Padahal sebelumnya gue gak kepikiran dan kayak gak ada topik yang mau gue bahas di sini.

Gue tau, mungkin topik ini agak berat untuk dibicarakan di sini. Karena, ini menyangkut tentang kehidupan orang lain juga, yang itu kayak kita punya kewajiban untuk menyampaikan atau menyerukan hal itu kepada seluruh umat Muslim. Dan bahkan bukan umat Muslim aja tapi juga umat yang beragama lain, menurut gue.

Ngerti gak, sih yang gue maksud dengan menyeru atau menyampaikan?

Tepat. Maksud gue itu dakwah.

Lo pasti ngerti kan yang namanya dakwah?

Ya, jawabannya ada di atas.

Ini bukan karena gue malas mau nulis ulang, cuma gue gamau mengulang kata-kata yang memang sudah ada di paragraf sebelumnya.

Oke, lanjut saja.

Apa yang ada di pikiran lo tentang dakwah?

Manakala kalau dakwah dilakukan di samping aktivitas kuliah dan tugas yang begitu menggunung, belum lagi gue harus ngerjakan proposal skripsi. Itu memang kayak berat banget buat dibayangin. Pasti. Gue yakin kalau kalian bayangin kayak berat dan gak bisa.

Bahkan ada ayat yang menjelaskan bahwa gunung pun tidak akan dapat menanggung beban berat dakwah.

Coba deh sedikit dibayangkan!

Gunung yang begitu besar aja, ya kan gak bisa menanggung beban dakwah. Beda dengan manusia, di sini manusia mempunyai sesuatu yang berbeda. Tau apa? Ya, pemikiran. Pemikiran yang dapat membuat manusia kuat untuk menanggung beban dakwah.

Jika pemikiran manusia dalam memahami kehidupan ini benar, maka dia akan bisa berdakwah dengan mudah. Nah, dakwahnya juga dilakukan hanya untuk mendapat ridho Allah saja. Bukan semata-mata hanya untuk yang lain. I mean, kayak nyari kepopuleran aja.

Dakwah itu dari hati. Menyampaikan sesuatu yang benar untuk umat, apabila umat itu melakukan kesalahan. Itu wajib banget untuk kita dakwahi. Karena, kita gak mungkin, kan membiarkan kemaksiatan terus bertumbuh di sekitar kita. Pasti kita akan kena dosanya lah.

Masalahnya, terkadang kita kayak gengsi atau malu untuk menyampaikan kebenaran itu. Karena apa? Karena kita takut malah dijudge balik dan dikatain sok alim menyampaikan kebaikan. Kayak kita tuh dianggap gak pernah melakukan hal itu.

Kalau kayak gitu gue yakin lo langsung kicep. Bingung. Gak tau mau ngomong apa. SAMAAAA!!!😂

Padahal masa lalu itu gak penting. Yang penting masa sekarang. Asal kita udah benar-benar berubah dan gak melakukan hal itu lagi. Yakin, deh kita gak bakal di judge kalau misal begitu. Karena mereka tahu dan paham bahwa manusia pasti pernah melakukan salah dan dosa. Bagi yang gak tau mah mending doakan saja yang baik-baik untuknya. Posthink gitu.

Ya, jadi jangan ragu untuk menyampaikan kebenaran jika lo yakin benarnya itu datang dari Allah. Walaupun itu akan buat umat marah ya gak apa-apa. Karena memang tugas kita di sini itu menyampaikan dan mendoakan. InsyaAllah suatu saat dia akan diberi hidayah oleh Allah jika Allah menghendaki.

Dakwah memang berat tapi pahalanya begitu besar. Allah menjanjikan Syurga untuk orang yang mau berdakwah dan berjihad di jalan-Nya.

Seperti istilahnya diawal. Jika mau disebut seorang pendakwah maka berdakwahlah tanpa henti. Setiap hari tanpa jeda.

Jangan dulu meng-cap diri sebagai seorang pendakwah jika hari-harinya hanya bermalas-malasan. Memangnya Allah akan memandang kita pendakwah jika kita hanya begitu.

Serius gue ngeri banget denger kata-kata yang terakhir itu. Thats note from my teacher.

Jleb, tapi bisa buat intropeksi diri.

Supaya kita tidak lalai lagi dalam dakwah. Wajib banget buat plan setiap minggunya dan jangan pernah ragu untuk menyampaikan.

Ya, gue sendiri masih berusaha untuk hal itu. Semoga lo juga.

Karena gue sayang sama semua saudara Muslim makan gue akan berusaha untuk menghilangkan kegengsian gue.

Arrwlnt.🌙

Jbr, 11 Oktober 2018.

Coretan MahasiswiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang