📝Dunia vs Akherat

241 20 0
                                    

Ngerasa gak, sih? Work ini judulnya 'Coretan Mahasiswi' tetapi yang dibahas bukan hanya tentang isi yang ada di kampus. Aneh, gak? Bingung, gak?

Beberapa hari yang lalu, aku sempat lihat-lihat beberapa tulisan yang judulnya mengatasnamakan tentang mahasiswa dan kampus, ya isinya memang tidak jauh dari itu. Eh, pas lihat punya aku, jadi ngerasa.... "Kok, punyaku isinya beda sendiri, ya?😂"

Aneh aja gitu, menurut aku. Tetapi, bukankah perbedaan itu indah.. *eeaaaa wkwk

Abaikan.

Sebenarnya itu gak masalah-masalah banget juga buat aku. Toh, dari awal aku nulis ini tujuannya ya hanya cuma satu, berbagi ilmu kepada kalian. Bukan hanya ilmu tentang dunia perkuliahan saja, tetapi juga ilmu tentang agama aku (Islam). Sudah tahu, kan di part awal? Aku sudah bilang juga.

Kalau mau dijelaskan lagi juga gak penting-penting banget, sih.

Dan, kebetulan banget, nih. Sekarang musim-musimnya mahasiswa baru, juga murid baru di sekolah.

Banyak orang berbondong-bondong mendaftarkan diri ke tempat pendidikan yang diinginkan. Sebenarnya sudah dari beberapa minggu yang lalu. Kalau calon maba mungkin sudah dari beberapa bulan yang lalu. Karena, aku ngikuti perkembangannya juga, sih.

Dengan adanya itu, sekarang juga disibukkan dengan tes sana-sini yang menjadi syarat untuk masuk pendidikan. Belajarnya ngebut banget. Ada yang doanya dikebutkan juga. Ada yang belajar dan berdoa. Eh, ada yang sama sekali gak belajar dan berdoa. Terima nasib saja, lah istilahnya. Wkwk, parah banget yang terakhir itu. Kamu jangan sampai begini, ya?

Memang susah untuk mendapatkan tempat pendidikan yang kita inginkan itu. Banyak persaingan. Belum lagi yang mau melakukan kecurangan. Hadeuh, ini bukan suudzon, sih. Mungkin saja ada benarnya.

Dilihat dari beberapa adik-adik kelas aku yang mendaftar, banyak yang kecewa, ngeluh, kesal karena tidak keterima di sana. Alasannya beragam. Ada yang nilainya kurang. Ada yang jatuh di tesnya, padahal nilainya sudah sangat bagus. Eh, yang gak belajar dan nilainya gak bagus-bagus amat, keterima. Ngerasa adil, gak? Pengen marah, gak? Tapi, gak ada gunanya. Buat apa coba? Marah, sedih, kecewa gak akan bisa ngerubah keputusan yang sudah dibuat sana.

Itulah takdir. Jika Allah sudah berkehendak maka tidak akan ada yang bisa mengubahnya.

Ah, ini gak rumit sebenarnya. Gak perlu kecewa. Tempat pendidikan bukan hanya satu. Banyak. Banget malahan. Tapi, terkadang tempat jauh yang menjadi halangan. Kalau anak kuliah mungkin tidak ada masalah. Nah, kalau yang baru SMP dan SMA ini, loh yang agak jadi masalah. Mereka merasa belum bisa jauh dari orang tua. Itu memang benar. Karena, umur mereka memang belum cukup.

Tapi dari situ masih bisa lah diambil solusi, jika tidak tega bisa diantar jemput sementara. Kalau sudah berani, ya boleh lah disuruh nyoba untuk berangkat sendiri. Gak mungkin, kok kita akan merasa takut selamanya. Pasti dalam hati ada keinginan untuk bisa sendiri.

Nah, bukankah itu proses menjadi mandiri?

Setiap apa yang diberikan Allah itu pasti ada hikmahnya. Ada pelajarannya. Allah memberikan yang ini karena itulah yang terbaik. Allah hanya ingin menjauhkan hamba-Nya dari sesuatu yang buruk. Baik sekali, kan Allah? Makin sayang, gak, tuh?

Makanya ... jangan kecewa, ya.

Jika tidak diterima di tempat yang kamu inginkan, bukan berarti mimpimu berhenti. Rencanamu berantakan. Tidak. Tidak begitu, sobat. Allah is the best planner. Remember it!

Segala sesuatu yang direncanakan oleh Allah itu akan berakhir bahagia. Sure.

Ilmu itu dapat dicari dimana saja. Ilmu tidak menuntut dimana tempat untuk dijadikan mencari. Ilmu itu luas. Dimana ada tempat di situlah ada ilmu. Sekali pun itu tempat terburuk. Ambil hikmahnya, maka kamu akan mendapat ilmu.

Tidak perlu tempat bergengsi untuk mencari ilmu. Jangan jadikan tempat alasan untuk seseorang diterima kerja di ini itu. Yakin banget, emang? Rezeki yang ngatur Allah, loh. Jika Allah berkehendak yang hanya lulusan SMP jadi pengusaha sukses, kamu mau komentar apa?

Semua itu tergantung niat dan usahanya, bro. Jangan lupa doanya juga. Jika niatnya baik karena Allah, pasti akan dimudahkan. Pasti. Intinya mah bersabar dan tawakal saja. Jangan buru-buru.

Nah, ini khusus untuk para wanita. Ilmu yang kita enyam sekarang itu bukan hanya untuk pekerjaan saja, tetapi juga bisa dijadikan ilmu yang diajarkan kepada anak-anak kita nanti. Karena, Ibu adalah Madrasah utama bagi anak-anaknya. Wih, keren, kan? Tempat pendidikan pertama buat anak, loh. 😍

Maka dari itu, untuk menciptakan anak yang sholih dan sholihah jangan hanya ilmu dunia saja yang dicari tetapi juga ilmu akhiratnya.

Berat, ya kalau ngebayangin? Sudah ilmu dunia, masih ilmu akhirat juga? Makin pusing pala ini, lah. Ah.

Ya, hanya dengan itulah kita dapat mendidik anak dengan benar dan sesuai dengan syariat Islam. Biar nanti bisa mencipta generasi pejuang Islam. Eeeaaaa😍

Mau, gak nanti anak kita menjadi penolong kita di Syurga? Mau, gak didoakan anak-anaknya? Mau, gak punya anak yang berbakti kepada orang tua?

Pasti mau lah.

Yaps, cuss!!!

Mari ciptakan generasi sebaik-baiknya dengan memberikan ilmu akhirat, tidak hanya dunia saja. Biar paham. Biar ngerti. Biar menjadi kebiasaan sampai tua. Biar bisa masuk Syurga bareng-bareng. InsyaAllah. Aamiin.

Jadi, tidak akan ada kekecewaan lagi di sini. Yang ada hanya kebahagiaan yang tercipta dari Allah SWT.

Ah, sudahlah~

Aku rasa sudah cukup. Sekian, ya.♡

Dududu...
Banyak-banyaklah menaruh harapan pada Allah, bukan pada yang lain. Biar tidak ada kekecewaan dan berakhir dengan kebahagiaan.

Jbr, 29 Juni 2018.

Coretan MahasiswiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang