📝Tantangan Hijrah (Don't Judge People By the Past)

285 24 0
                                    

Yakkk!!!!

Jangan tanya sudah berapa lama gak nulis di work ini? Wkwkw.. Udah sebulan lebih kayaknya yaa?😂 Ya, maap. Aktivitasku kan bukan cuma di sini.

Ah, abaikan!

Langsung saja.

So, tau, kan? Paham, kan? Ngerti, kan? Apa yang akan aku tulis kali ini?

Eh apa judul di atas terlalu panjang untuk dimengerti? Apa iya? Apa benar? Ah, enggak juga, ya?

Judulnya, sih emang panjang tapi intinya gak sepanjang judulnya, kok.

Oke, deh. Kalau begitu mari kita mulai membahas tentang judul di atas.

Yey!! Cekidot.

Euumm,, Tantangan hijrah? Iya, tantangan hijrah? Maksudnya apa, ya?

Jadi gini....

Ya, kalau misalnya sudah ada yang hijrah pasti ngerti lah tantangan hijrah itu apa dan kayak gimana? Pasti tau, dong bentuk-bentuk tantangannya itu kayak gimana dan pasti banyak banget. Ya, kan?

Belum tantangan dari keluarga, temen, sahabat, saudara, dan belum lagi dari do'i *eh apasih?

Tapi bener, kan?

Kalau biasanya tantangan dari keluarga dan saudara itu ... gak jarang banget keluarga yang merasa takut kalau anaknya tiba-tiba berubah makai baju yang lebar dan kerudung yang lebar-lebar gitu dan kemudian dituduh ikut organisasi yang aneh-aneh. Duh, ngerasain gak yang kayak gitu? Aku pribadi ngerasain.

Memang, sih orang tua itu yang paling sensitif dengan anak. Apalagi anak perempuan, ya, kan? Kalau salah dikit aja udah bingung banget. Sebegitu protektifnya lah yang namanya orang tua pokoknya terhadap anak.

Gak nyalahin juga dan bukan berarti kalau ditentang dengan orang tua bisa jadi kita mundur atau bahkan ngebangkang. Ya, jangan, dong!! Nanti malah dosa di kitanya.

Duh, terus gimana?

Nah, ini memang sulit menjelaskan pada orang tua. Tetapi, kalau kamu yakin jalan yang kamu ambil itu benar, mengapa mesti takut? Tugas kita cukup memahamkan orang tua. Ya, tau ... sekali dua kali memang gak akan mempan, makanya kita butuh bersabar. Berusaha itu juga perlu apalagi doa. Karena semua yang kita lakukan itu didukung oleh doa yang selalu kita panjatkan.

Secara perlahan kalau kita gigih meyakinkan orang tua, beliau akan dapat menerima. Walaupun sedikit demi sedikit, bukankah lama-lama akan menjadi bukit?

Ya, benar sekali.

So, jangan takut, ya atas tantangan dari orang tua tetapi jangan membangkang juga. Cukup memahamkan sesuai dengan yang kamu tahu dalam islam. Oke? Sudah paham? Sip.

The next ... tantangan dari sahabat atau teman.

Yang baru hijrah lalu dibilang sok alim dengan sahabat mana suaranya?

Yang sudah hijrah lalu dibilang munafik dengan sahabat mana suaranya?

Yang lama hijrah lalu diungkit masalalu buruknya kemudian ngedown mana suaranya?

Wuuuu!!!!

Yakin, deh aku gak hanya sedikit yang ngerasa kayak gitu. Banyak. Banyak banget malah.

Ini juga berdasarkan pengalaman pribadi, kok. Kalau ditanya pernah, pasti pernah. Sering malah.

Ngedown?

Sempat, kok.

Mundur?

Oh, tidak dan jangan pernah.

Oke? So, kamu diungkit masalalunya kemudian down. Itu tidak masalah. Itu wajar. Tapi, bukan berarti kamu terus terpuruk dengan masalalu kamu. Terus kamu ngiranya hijrah kamu sia-sia. Oh, jangan-jangan, jangan sampai berpikir kayak gitu.

Memangnya dia siapa? Memangnya kamu siapa? Berani ambil keputusan yang gak seharusnya? Sudah merasa paling benar kalau hijrah itu cuma sia-sia? Eee, please!

Allah saja gak pernah berprasangka buruk kepada hamba-Nya kecuali hamba-Nya sendiri yang begitu. Allah itu selalu memaafkan segala kesalahan kita. Apa pun itu kesalahannya. Allah itu baik banget terhadap kita. Tetapi, sudahkah kita baik kepada Allah dengan menjauhi segala larangan Allah dan mematuhi segala perintah Allah? Sudah belum?

Yaudah jawab sendiri-sendiri aja.

Kalau memang belum, kita bisa memulai dari sekarang dengan cara ... ya, itu berhijrah.

Ya, walaupun hijrah itu memang banyak tantangannya tetapi bukan berarti kita gak akan pernah merasakan hijrah sama sekali. Bisa nyesel, loh nanti. Eh tahu-tahunya pas udah hijrah jadi ketagihan banget.

Aduh, Alhamdulillah, dong kalau begitu.

Karena hijrah itu memang mudah tetapi istiqomahnya sulit.

Kenapa sulit?

Yaps, tantangan dari beberapa netizen yang membuat sulit dan kadang membuat down. Bukan hanya netizen saja tetapi juga diri sendiri.

Kadang kalau kita sendiri masih belum bisa jaga nau' (naluri cinta dan kasih sayang) itu yang dapat menjerumuskan kita ke zaman jahiliyah.

Zaman jahiliyah? Apalagi itu?

Jadi, zaman jahiliyah itu adalah zaman dimana kita berada sekarang. Ya, sekarang. Kita sekarang berada dalam zaman jahiliyah. Karena kita jauh dari zaman Rasulullah. :')

Sedih, gak, sih di zaman sekarang?

Banyak kerusakan yang terjadi. Lihatlah para pelajar zaman sekarang. Bukankah banyak yang sudah menjadi generasi yang tak seharusnya? Sadar gak kalau generasi zaman sekarang itu sangat merusak keadaan? Harus sadar banget elah. Mau gak jadi generasi yang mebawa perubahan? Perubahan? Iya, perubahan yang lebih baik.

Mau, kan? Ya, kan?

Maka dari itu, di sini aku hanya ingin berpesan, buat yang sudah hijrah ...

Jangan sekali-kali memundurkan dirimu dari proses hijrahmu. Apa pun tantangannya, dari siapa pun dan dimana pun, hadapi! Lawan! Kamu pasti bisa!

Jalan yang kamu ambil sudah benar. Tinggal kamunya sendiri yang berusaha untuk mempertahankan.

Sejatinya, hijrah itu bukan seberapa lama kita mempertahankan karena sudah pasti hijrah ini akan sampai kita mati, tetapi seberapa kita dapat mengikuti proses hijrah dan terus berprogress hingga malaikat mencabut nyawa diri kita sendiri.

Ingat, ya! Hijrah itu berprogress bukan jalan di tempat.

And then, remember!!! Seberapa pun tantangannya, jangan pernah menyerah. Karena setiap langkah orang yang hijrah akan ditemani oleh seribu malaikat di setiap waktunya.

Uuww, so sweet, gak, sih?

Lebih so sweet dari doi yang belum halal ini mah. Ya, kan? Iyain, deh. Wkwk

Yasshh!!!

Demikian tulisan yang dapat saya tulis kali ini. Apabila ada yang salah, boleh dibenarkan!

Apa pun yang aku tulis apabila benar itu datangnya dari Allah dan apabila salah itu datangnya dari aku. Karena manusia tidak luput dari salah dan khilaf.

Terima kasih.❤

Ah, iya. Sudah memasuki ramadhan ke-15. Walaupun telat gak apa-apa ya aku ucapin.

Selamat menunaikan ibadah puasa. Mohon maaf bila selama ini di dalam tulisanku ada kesalahan kata. Tulisan mana pun itu. Hihi😍

Yay!! Gak kerasa ini udah hampir seribu word, loh.😂






Nanana...
Seseorang yang tangguh tidak terlahir dari pujian-pujian yang dilontarkan orang lain tetapi dari cacian-cacian yang ia terima. Tentang bagaimana ia dapat menyikapi semua hal itu.

Aku, yang sedang duduk manis di meja belajar.
Jbr, 01 Juni 2018.

Coretan MahasiswiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang