📝Patient and Keep Calm

159 12 0
                                    

Aku sendiri belum mengerti mau nulis apa di sini. But, gak tahu kenapa rasanya pengin nulis aja. Ah, mengapa hati terasa bimbang saat ini?

Actually. Kayak ngerasa bingung banget harus bagaimana. Susah juga untuk dijelaskan alasannya. Berasa hati ini tuh keras sekali. Semua enggan untuk dilakukan. Jika melakukan, takutnya malah terasa gak ikhlas. Kan, bingung jadinya.

Hanya mencoba untuk sabar dengan apa yang sudah terjadi. Mungkin ini memang sudah jalannya. Antara yang salah siapa dan enggak bahkan aku belum mengetahuinya atau tidak mengetahui jawabannya sama sekali. Juga, tidak mau menyalahkan salah satu.

Ya, mungkin benar. Aku aja yang kurang intropeksi diri. Mungkin aku egois. Munafik. Seenaknya. Ya, mungkin aku memang seperti itu.

Berasa sedih banget gitu. Apa kamu tahu?

Sadar diri aja. Bahwasanya diri ini juga tidak bisa memaksakan orang lain untuk mengerti apa yang kita rasakan. Susah. Sulit. Tidak mudah. Karena, kita bukan Allah yang tahu segala isi hati manusia. Terkadang hal itu yang membuat salah paham. Salah sangka. Dan, akhirnya bisa saja timbul perdebatan.

Ah.

Diri hanya bisa menjadi diam. Memberontak akan semakin salah. Jika aku tidak mengerti arti kesabaran, mungkin aku sudah melakukannya. I know, maybe hal itu bisa membuat napas menjadi lega. Yes, thats true.

Tetapi, mikir lagi. Berontak gak selalu menyelesaikan semuanya. Semuanya malah terlihat diri ingin benar dan membela diri sendiri. Iya, hanya itu. Gak tahu aja. Setelah berontak mungkin juga bisa-bisa membuat hati tidak tenang. Dihantui rasa bersalah.

Ya, itu yang akan aku rasakan jika aku berontak atas segala apa yang aku alami.

Tetapi, apa kamu juga tahu? Bahwa diam itu juga sakit. Memendam semua apa yang kita rasa sendirian. Ah, tidak sendirian, kok. Aku yakin Allah selalu bersama kita. Hanya Allah pendengar yang baik. Yang tidak pernah menyalahkan. Yang selalu memaafkan jika salah. Gak tahu seberapa besar cinta Allah kepadaku dan gak tahu bagaimana caraku untuk membalas?

Sedih banget bayanginnya. Allah cinta dan sayang kita dengan tulusnya. Tetapi, terkadang kita membalasnya dengan sesuatu yang tidak Allah sukai. Melupakannya. Mengabaikannya. Mengacuhkannya.

Bisa bayangin, gak bagaimana diri ini bila berada di posisi yang sama seperti itu? Pasti sakit, kan dilupakan, diabaikan, diacuhkan? Tapi, seringkali kita enggak memikirkan bagaimana perasaan Allah?

YaAllah. Tulisan ini bukan bermaksud membuat apa, kok. Hanya ingin mengingatkan diri supaya tidak lalai.

Ya, seharusnya kita paham. Jika tidak ada Allah kita juga tidak akan mengerti bagaimana arti sabar. Segalanya akan terasa tenang jika Allah bersama kita. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika masalah menimpa kamu, kamu bisa datang ke Allah kapan saja. Tetapi, jika kamu bahagia, juga jangan lupa untuk bersyukur kepada Allah.

Jangan pernah lupakan. Segalanya terjadi atas kehendak Allah. Syukuri apa pun yang telah terjadi dalam hidup kita. Sekali pun itu hal yang sangat biasa. Jika ingin sesuatu yang luar biasa maka cobalah hal yang baru dan pengalaman yang baru.

Tidak perlu takut dengan apa yang akan terjadi di depan kita. Tidak perlu takut jatuh. Karena, jatuh tercipta agar kita paham arti bangkit. Tetap tenang dan sabar. Semua akan berlalu dengan baik-baik saja.

Sejatinya, hidup yang ingin kita rasakan tidak akan stuck pada keadaan yang begini-begini saja. Jika kita dapat merubahnya dengan hal yang lebih baik, mengapa tidak?

Asal ada kemauan. Asal ada keinginan. Semua akan berjalan.

Just keep calm. 👌

Jbr, 6 Agustus 2018.

(Nb: Mulai sekarang aku akan tulis tanggal di bawahnya sesuai dengan kapan aku selesai nulisnya. Dan, tulisan part ini emang selesai pada tanggal itu. Hanya saja baru aku publish karena baru sempat. Terima kasih.)

Coretan MahasiswiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang