Pukul 18.25 Wib Ali baru tiba di kediamannya.Peluh keringat membasahi pelipisnya,baru saja menginjakkan kaki masuk ke dalam rumahnya,ia kaget melihat Prilly menonton dvd india,dan paling herannya Prilly ikut bernyanyi. Padahal yang Ali tau,Prilly anti banget sama film film india,katanya penuh lika liku. Tapi ini?Ali tidak tahu. "Sayang kamu udah pulang" Sekejap Prilly menghentikan senandung kecilnya dengan lirik khas india. "iya, saking asyiknya sama tuh Film,suami pulang gak di rasa" Keluh Ali pura pura cemberut. Prilly terkekeh geli,suaminya ini begitu menggemaskan saat cemberut. "Udah ah jangan gitu,entar gantengnya kurang loh" Ali kembali terkekeh karna ulah meluluhkan istrinya ini.
Malam ini ternyata Prilly telah memasak menu menu kesukaan Ali,entah bagaimana bisa Prilly mendapatkan uang untuk membeli bahan bahan itu yang harga cukup tinggi. Ali heran,padahal ia belum gajian,trus dari mana uang membeli?. "Kamu yang masak?" Tanya Ali menautkan kedua alisnya bingung. Prilly menjawab dengan anggukan di sertai senyum manis. "Kamu dapat uang dari mana?Uang kita kan udah gak cukup buat masak yang ginian?" Tanya Ali lagi semakin penasaran. "sayang,tadi pagi itu Kak Vivi dateng ke rumah,pamit mau nyuci baju di rumahnya pak Rehan.orang kaya itu.trus katanya butuh satu tukang cuci lagi,ya udah aku tawarin diri. gajinya lumayan Rp 2.500.000 sehari sayang" Prilly menceritakan yang sebenarnya kepada Ali,tanpa memikirksn resiko apa yang akan ia tanggung.
"APA!!!"
"Astagafirullah" Prilly terlonjak kaget mendengar suara briton Ali yang lumayan keras dan kasar itu. Dari ia kenal Ali,baru kali ini Prilly mendengar dan melihat Ali seperti orang yang marah besar.
"Kamu nyuci? Astaga Prilly" Ali frustasi,ia mengacak acak rambutnya kesal.Ali fikir hidup sederhana akan mengajarkan Prilly hemat,tapi ini? ia malah bekerja dan menghabiskan uang hanya untuk makanan mahal.
"Prill,kenapa kamu mesti kerja sih.Apa uang yang aku kasi gak cukup HAH!! Ingat Pril kamu sedang hamil.bahanya buat ibu hamil nyuci. Kalau kamu pikir aku bahagia dengan cara kamu yang seperti ini,kamu salah besar.Aku malah marah Pril. Aku pikir dengan kerjanya aku,kita bisa hidupin keluarga kecil ini.Apa uang aku kasi kurang?Atau harus aku jual motor lagi?biar aku jalan kaki untuk kerja,iya?Biar kamu bisa masak masakan mahal lagi?Kalau itu mau kamu. oke besok aku jual motor itu" Ali begitu kesal bahkan marah, hingga ia tidak menyadari bagaimana,sakitnya Prilly di bentak seperti itu.BRAK!!!
Suara dentuman pintu kamar itu begitu nyaring, hingga membuat Prilly terlonjak kaget.Hatinya sekarang sakit,ia merasa sekarang telah mengecewakan suaminya. Ia merasa bodoh tidak izin kepada Ali terlebih dahulu.Seandainya ia tidak memiliki ide itu,Ali mungkin tidak akan marah,Seandainya ia tidak memiliki ide itu,Ali mungkin tidak membentaknya.Tapi salahkah seorang istri hanya untuk memberikan sebuah kejutan untuk suaminya?. "aaarrrghhh.... bodoh, gue emang bodoh.Ali maafin aku" Prilly menangis memeluk lututnya sendiri,makanan yang tadi ia masak sama sekali tidak Ali sentuh. "Maaf Ali aku minta maaf, aku.....cuma mau kamu bahagia Ali, maaf" Prilly masih menangis,sudah tak terhitung berapa banyak air mata yang ia keluarkan.
Pukul 01.25 Wib, Ali tidak kunjung membuka pintu kamar.Ia memang belum tidur,bahkan ia mendengar jelas tangisan Prilly. "Aku kecewa Prill,aku gak tau mau maafin kamu atau enggak. Kamu sudah buat aku merasa gak bisa hidupin kamu,hingga kamu memutuskan untuk bekerja" Ali mencoba memejamkan matanya,tapi rasa kantuknya tak kunjung datang. Ia juga tidak mendengar suara tangisan Prilly. Apa Prilly tidur? itulah yang ada dalam benat Ali sekarang.
Ia mencoba melangkahkan kakinya untuk membuka knop pintu itu. Dan betapa terkejutnya ia melihat istrinya pucat dengan kepala yang berdah bahkan matanya sebam akibat menangis. Tak tunggu aba aba lagi,Ali berlari menghampiri istrinya itu,tangannya gemetaran memangku kepala istri yang berdarah. "Pril,bangun sayang.hei bangun.kamu kenapa sampai berdarah gini?" Ali benar benar menyesali apa yang ia lakukan terhadap Prilly tadi.
Ia menelpon taksi,yang dua hari lalu ia kenal saat membantu memperbaiki ban mobil. "Halo mas Diman tolon datang kerumah saya,yang alamatnya saya tulis kemarin.Istri saya sakit.cepet ya Mas Diman" Ali langsung memutuskan panggilan teleponnya. Ia bersyukur Mas Diman masih belum tidut,hingga ia bisa minta tolong.
Selang beberapa menit mas Diman datang dengan baju kaos polos dan celan pendek.ia juga begitu syock melihat Prilly yang pingsan dengan darah di kepalanya. "Ayo atu Ali,cepat bawa istrinya ke dalam mobil" Ali langsung mengangguk, ia langsung membuka pintu mobil menidurkan Prilly di kursi penumpang belakang, sambil pahanya menjadi batal. "Ini kenapa Ali? kok bisa kayak begini sih?" Tanya Mas Diman di sela sela ia menyetir. "Panjang ceritanya Mas Diman.nanti saya ceritakan kalau sudah sampai rumah sakit" Sahut Ali masih begitu panik.
30 Menit berlalu,taxi mas Diman sudah terparkir di parkiran rumah sakit. Ali dengan sigap membopong tubuh istrinya itu,ia sampai tak menghiraukan banyak pasang mata yang menatapnya kagum akan sikap siaganya. "Dokter, suster,tolongin istri saya" Ali berteriak begitu nyaring,hingga dua orang suster membawa bangsal pasien. "Tolongin istri saya Sus"
"Baik pak,anda silahkan tunggu di sini" Ruang UGD itu tertutup rapat membawa tubuh Prilly ke dalam. Bau obat obat bagaikan salam pembuka untuk Ali akan musiba yang terjadi. 'Hanya kepadamu Hamba memohon ya Allah, selamatkan istri hamba,jagalah dia dan calon anak hamba ya Allah' Ali terus memanjatkan doa kepada Sang Pencipta,ia benar benar ceroboh dalam menjaga istrinya itu. Tiba tiba tepukan dari Mas Diman membuyarkan lamunan Ali.
"Sabar ya Li. Oh ya, ini gimana atuh bisa terjadi?""Sebenarnya,saya sama Prilly lagi marahan. Dia kerja trus membahayakan kandungannya. Saya marahin dia mas,saya takut dia kenapa napa mas. ini salah saya mas" Ali menangis meratapi segala penyesalannya itu. "Sudah Ali,kamu jangan berlarut sedih juga. Kamu harus banyak berdoa sama Allah,semoga Prilly baik baik saja" Saran Mas Diman menguatkan Ali. Ali mengangguk.
Dokter keluar bersamaan dengan keluarnya bangsal Prilly. Wajah istrinya begitu pucat, perban yang melilit kepalanya membuat hati Ali begitu sakit. "Dok ini mau dia bawa kemana istri saya?" Kata Ali sambil menyeka air mata di pipinya. " kami harus membawa pasien ke ruang ICU. keadaannya kritis" Mendengar ucapan itu,Ali berdiri mematung. Rasanya seluruh tulangnya melunak,separah itu kah kondisi istrinya?.
Ali mengikuti langkah dokter tersebut penuh cemas,jauh dari orang tua sungguh sangat tidak mengenakkan. di mana mana harus sendiri, berjuang sendiri dan harus hidup mandiri.Setelah dokter yang menangani Prilly keluar,Ali buru buru menanyakan kondisi istrinya itu.
"Bagaimans dok,istri saya?"
"Begini pak,benturan keras yang menghantam kepala pasien memungkinkan dia koma. Kemungkinan besar saat pasien sadar,akan kehilangan ingatannya.Dan kandungannya Alhamdulillah sudah baik baik saja" Penjelasan dokter barusan sukses melukai hati Ali bagaikan tersayat sayat,sungguh ini menyakitkan. "Koma dok?sampai kapan?". "Kami belum bisa mempridiksikan sampai kapan.Bapak berdoa saja semoga istrinya secepatnya siuman" Dokter berlalu pergi sambil menepuk pundak Ali.
Bersambung.
Hai hai,masih setia gak sama cerita abalan ini😂😂 Maaf yo baru bisa next.jangan lupa Vote and commentnya. Typo bertebaran

KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Sebuah Cinta
RomanceBagaimana jika di saat kalian sedang bersungguh sungguh belajar di sebuah kampus,kalian malah mendapat accident? Saat itu Renaldo Alifarzha Axello atau nama panggilannya itu Ali begitu dengan antusias belajar mengenai dunia bisnisnya usia yang mas...