Chapter-17

3.9K 230 8
                                    

Keesokan paginya,Ali masih setia menjaga Prilly bersama baby Riez yang tertidur di boxnya. Ainun dan juga Aryo sudah pulang tadi malam sekitar jam sembilan itupun atas perintah Ali dan Prilly. Mereka juga akan kembali nanti bersama pelayan di mansion. Kelahiran putra pertama Ali begitu cepat tersebar luas,bahkan rekan kerjanya yang berada di luar negeri sudah tau. Siapa lagi yang membocorkannya jika bukan Dirga,laki laki yang berumur 35 tahun itulah,dengan berbangga mengumumkan jika istri Ali sudah melahirkan.

"Eegghh" Ali baru tersadar dari alam mimpinya, ia menggeliak melenturkan otot ototnya yang terasa pegal akibat tertidur di sofa. Kemudia Ali bergegas menuju wastafel yang memang ada di ruangan inap Prilly. Ia berjalan ke arah box bayi, tepatnya di samping kanan bangsal milik Prilly. Rupanya Baby Riez sudah bangun,walaupun bayi itu masih berumur satu hari,Bayi Riez sangat tenang. Bahkan tidak terlalu merepotkan. "Eehh pagi anak Ayah. Riez udah bangun ya,uunchh sini Ayah gendong" Ali menggendong bayinya,sambil memberikan kecupan di seluruh wajah baby Riez. Riez memang belum melihat,namun matanya begitu berbinar layaknya bayi yang dapat melihat dunia. Bayi yang baru lahir hanya mampu melihat secara samar,atau adapula yang buram. Penglihatan bayi akan sempurna jika usianya sudah menginjak dua sampai tiga bulan. Jika masih sebulan,bayi memang sudah dapat melihat. Namun begitu,tidak terlalu jelas.

"Kenapa nak,mau mimi ya?" Ali menepuk nepuk bokong baby Riez penuh sayang,ia sadar anaknya mulai lapar. Lihat saja sekarang,baby Riez mulai mengeluarkan tangisnya.

"Ooeeekk ooeekk"

"Cup cup cup jangan nagis ya,bunda masih bobo loh" Ali menimang nimang anaknya,seraya menepuk nepuk pantat milik Riez.

Prilly mulai terusik dari tidurnya, ia samar samar mendengar tangisan bayi kecilnya itu. Saat matanya sudah membuka sempurna, Prilly tersenyum melihat objek yang sangat ia tunggu tunggu itu. Ia akan melihat keberadaan Ali yang bangun lebih cepat dan menggendong putranya. Dengan hati hati,Prilly membidik Ali dan baby Riez dengan camera iphonenya. Tersadar bayinya sudah menangis kencang,Prilly buru buru memanggil Ali,ia belum bisa berjalan banyak, jahitannya belum sepenuhnya kering.

"Puppy,sini. Babynya pasti lapar" Ali menoleh mendengar teriakan istrinya itu,ia kemudia berjalan sambil menimang nimang baby Riez. "Nih sayang" Dengan senang hati,Prilly mengambil Riez dari gendongan Prilly, bayinya itu dominan Ali banget deh. "Laper banget nak hehehe" Celetuk Ali sambil terkekeh. Riez begitu lahap mengisap Asi dari Prilly, Ali benar benar bersyukur,rasanya hidupnya sekarang ini begitu lengkap dengan hadirnya baby Riez di tengah keluarga kecilnya. Tiba tiba pikiran Ali melayang tentang kontrak yang ia tanda tangani untuk bekerja sama dengan perusahaan milik Papanya. Ia sama sekali belum cerita kepada Prilly akibat paniknya. "Pril" Panggil Ali dengan lembut. Prilly yang sadari tadi fokus menyusui baby Riez langaung terusik akan panggilan Ali. "Apa Puppy?" Tanyanya sambil menatap manik manik mata Ali.
"Papa mengajukan surat kontrak kerja sama dengan perusahaan aku. Dan aku sudah menyetujuinya. Aku takut Pril ketemu Papa. Kerja sama itu akan dilakukan dua bulan lagi" Wajah Ali yang ceria tadi berubah menjadi raut wajah sedih. Prilly yang merasa iba kepada suaminya, hanya mampu mengusap lengan suaminya itu. Usai memberikan Asi kepada bayi Riez, Prilly menidurkan baby Riez di sampingnya, lumayanlah bangsal Prilly muat dua orang dewasa.

"Kamu harus kuat jalaninya sayang. Kamu harus berani ketemu Papa kamu. Aku yakin Papa bakal bangga melihat anaknya bisa sukses di usianya yang sudah dua puluh tahun ini.Kamu harus percaya sama takdir tuhan ya Sayang,Allah sudah merencanakan segalanya. Kita tinggal tunggu saja takdir apa yang menghampiri kita" Ali menatap wajah istrinya itu,hadirnya Prilly membuatnya semakin yakin untuk memperbaiki hubungannya dengan keluarganya itu. "Tapi,aku belum siap sayang" Sahut Ali lirih. Prilly mengembangkan senyumnya,ia menangkup wajah Ali penuh kelembutan. "Ada aku Puppy,ada Riez juga. Kita sama memperbaiki hubungan keluarga kita" Ucap Prilly mantap. Hati Ali mulai agak tenang, ia yakin bersama Prilly dan anaknya,Ali mampu bertemu dan memperbaiki hubungannya baik keluarganya sendiri maupun keluarga Prilly.

Perjuangan Sebuah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang