Chapter-25

2.6K 163 26
                                    

"Aurel" Panggil Prilly dengan lembut terhadap sahabat lamanya itu. Ya cewek berhijab nancantik itu adalah Aurel. Entah bagaimana bisa cewek yang terkenal tomboy bisa berubah sedrastis ini. "Apa Prill?" Aurel pun melangkah menghampiri Prilly yang terlihat membawa nampang berisi jus buah naga kesukaan Aurel. "Nih minum kek, lo ketemu Riez kek lupa waktu" Ucap Prilly di sertai kekehannya. "Abisnya Riez enteng banget sama gue. Gak nangis,malah ketawa melulu hihi gemes deh" lagi lagi Aurel mencium pipi gembul milik Riez. Bayi 6 bulan itu memang terlihat sangat dekat dengan Aurel,padahal ini baru pertemuan pertama mereka.

Riez asyik duduk dalam pangkuan Aurel yang tengah meminum jus buah naga buatan Prilly. "Duhh gue seneng banget loh Rel lo ada disini. Jadinya gue gak kesepian" Wajah Prilly terlihat sangat bahagia,apalagi kedatangan Aurel akan menambah suasana baru. "Caelah gombal loh, eh thanks ya jusnya,enak Prill" Aurel kemudian kembali asyik dengan Riez, bayi itu sangat aktif di usia 6 bulannya ini. Kalau Ali sudah sejak 30 menit lalu berangkat ke kantor, ya biasa ada meeting mendadak katanya.

Bella Aurel Almira,nama lengkap gadis berpawatakan cantik ini. Gadis yang awalnya sangat tomboy berubah menjadi gadis bak bidadari syurga seperti ini.

 Gadis yang awalnya sangat tomboy berubah menjadi gadis bak bidadari syurga seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PS:Ini ;Bella Almira, sengaja kasi nama aurel😀

Prilly mengenal Aurel semenjak awal kuliah sewaktu di jakarta,gadis ini selalu saja ceria walaupun banyak rintangan dan halangan yang ada dalam hidupnya,ia jarang mengeluh. Bahkan yang kebanyakan mengeluh adalah Prilly. Sudah lebih setahun Prilly dan Aurel tidak pernah ketemu bahkan komunikasi pun tidak pernah, semenjak Prilly datang konsultasi pada Salsa yang tak lain adalah kakak dari Aurel, barulah Aurel mengetahui alamat Prilly. "Pril lo kok bisa sih ketemu gitu sama kak Salsa?" Tubuh Prilly seketika menegang mendengar pertanyaan dari Aurel,dia tidak mungkin mengatakan bahwa sebenarnya ia sedang melakukan pemeriksaan kanker otaknya. "Oh itu,hmmm gak sengaja ketemu...iya gak sengaja ketemu" Prilly berucap sambil menahan debaran rasa takut di dadanya. "Oh gitu" mungkin Aurel teralalu percaya dengan Prilly,makanya ia kembali asyik bermain bersama dengan Riez.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.10 WIB, Aurel terlihat menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu melaksanakan sholat Dzuhur. Dari balik pintu Prilly tengah memperhatikan gerak gerik sahabatnya itu, dan tak terasa sebuah tarikan singkat di kedua bibir Prilly mengembang. Prilly merasakan rasa hangat yang ada di hatinya, ia sudah sangat bertekad untuk menjadikan Aurel penggantinya nanti. 'Aku yakin,Tuhan sudah memilihkan Aurel untuk menjadi penggantiku. Ia wanita baik baik, dan In Shaa Allah akan membawa Jannah bagiku dan keluarga ku'. Setelah itu,Prilly kembali ke kamarnya untuk menidurkan putra kecilnya itu.

"Uunchh anak Bunda, sini bobo dulu yuk" Prilly mengangkat tubuh gembul anaknya menuju box bayi yang tertera di sudut kamar. "Makin hari kamu makin berisi ya Riez" Prilly lagi lagi terkekeh melihat tingkah laku Riez yang sedang mengedip kedipkan matanya dan mengemut jari tangannya.
"Maafin bunda ya Riez,jika suatu saat bunda gak disisi Riez lagi, satu hal yang harus Riez tau, bunda sangat sayang Riez sama Ayah" Tiba tiba suasana mereka berdu berubah menjadi sendu,air mata Prilly tiba tiba menetes, rasa sesak di hatinya tidak dapat ia tahan,begitu pedih kenyataan yang harus ia terima.

***

"Rel...Aurel..." Prilly menuruni anak tangga rumahnya mencari keberadaan Aurel. Dan rupanya gadis berhijab itu tengah merapikan ruangan keluarga sambil berbincang bincang dengan pekerja di rumah tersebut. Ya,Aurel memang orang yang lebih mudah akrab dengan siapa saja,dan di sinilah hal yang Prilly suka dari Aurel.

"Astaga nih anak, lo ngapain coba beresin rumah gue kek gini" Prilly berdecak pinggang melihat Aurel malah cengengesan menatapnya. "Abis gue boring Pril,gak ada kerjaan,si Riez pake tidur segala" Wajah masam Aurel membuat Prilly yang tadinya kesal berubah menjadi wajah terkekeh. "Aelah Rel Rel, Riez mah jam segini udah tidur, ntar mau minum susu baru bangun dia" Aurelpun hanya bisa pasrah mendengar ucapan dari Prilly.
"Prill,enak deh kalau kita masak, pengen masak sesuatu gitu" Aurel nampak berpikir apa yang akan ia masak bersama sahabatnya. "Emang pengen masak apa sih?" Tanya Prilly sembari duduk di sofa samping Aurel. "Masak capcai, rendang sama ayam goreng Pril, ah udah lama banget gak masak makanan Indo, selama gue dia Inggris kuliah,gue cuma makan makanan sana" Prilly tampak berpikir dan kemudian mengangguk. "Tau gak itu masakan kesukaan Ali semua loh Rel" Kagum Prilly, dan disinilah tekad Prilly semakin kuat untuk menjadikan Aurel sebagai penggantinya kelak, ia yakin Tuhan telah menghadirkan Aurel sebagai istri yang baik untuk Ali dan Ibu sambung untuk Riez anaknya.

Sebenarnya Aurel pernah pindah kuliah di Inggris, selama enam bulan, mengikuti orang tuanya, namun ketika Aurel kembali ke Indo duluan, terjadi kecelakaan terhadap orang tuanya. Yang juga menyusul anaknya ke Indonesia. Aurel termasuk gadis yang kuat, dan ceria ia dapat melalui segala kesedihannya dengan tetap tersenyum dan percaya bahwa orang tuanya sudah tenang di sana.

Dan disinilah Prilly dan Aurel, tengah memasak masakan yang tadi Aurel sebutkan. Mulai dari Aurel yang meracik bumbu kemudiaan menumisnya,dan Prilly yang menyediakan daging yang sudah di potong potong. "Prill tuangin dagingnya nih, trus kasi kecap manis. Kamu urus ini ya, aku sediain bahan capcai" Pintah Aurel dengan wajah serius. "Ok Rel, ini tinggal aku aduk aja kan,agar bahan semuanya kecampur" Balas Prilly pula. "Iya Pril" Jawab Aurel.

Setelah Rendangnya jadi, Prilly kemudian menyediakan ayam untuk ia goreng. Sebelum ayamnya di goreng, Prilly terlebih dahulu menyediakan semua bumbunya. Dan Aurel tengag memasak capcai yang merupakan masakan andalannya.

Pukul 12.30 Siang,Ali sepertinya akan pulang untuk makan,dan sangat pas istri dan sahabatnya masak ala mereka. "Pril keknya Riez udah bangun deh, gue denger suara nangisnya" Ucap Aurel setelah memindahkan makanan ke meja makan. "Oh ya?ya udah lo bawa Riez kesini aja ya, gue nyiapin ini, Ali keknya udah pulang buat makan" Aurel pun segera bergegas menuju kamar Prilly yang sebelumnya sudah Prilly tunjukkan.

Setelah Aurel tiba di kamar Prilly, Riez benar benar sudah bangun,bayi laki laki berumur 6 bulan itu tampak gembira menatap wajah cantik Aurel yang ketutup dengan hijabnya. "Ulululu baby gembul bagun ya" Dengan sigap Aurel menggendong Riez dengan penuh sayang.

Tampaknya Aurel tidak sadar bahwa pintu kamar itu terbuka, ya Ali masuk dengan wajah sumeringa melihat Aurel yang ia kira Prilly tengah berhijab. Seperti biasa, Ali akan naik ke kamarnya ketika pulang untuk makan siang, tanpa tau jika Prilly sedang berada di dapur. Dengan penuh hati hati Ali memeluk Aurel dari belakang, ya Ali tidak tau jika itu Aurel,yang ia tau itu pasti Prilly yang sedang berusaha untuk mengenakan hijab.

"Aku suka deh kamu pake hijab kek gini" Aurel yang tersentak kaget mendapat perlakuaan seperti itu langsung membalikkan badannya.
"Aurel..." Mata Ali langsung membulat sempurna, ia kaget telah memeluk orang yang salah. "Sorry Rel gue kira Prilly, soalnya dia pernah bilang pengen pake hijab gitu, jadi gue pikir lo itu Prilly", Jelas Ali terlihat kikuk. "Iya gak papa Li, gue ke bawah dulu takut ada salah paham, tadi gue sama Prilly udah masak, Prilly juga nunggu lo di bawah" Tutur Aurel kemudian berlalu pergi membawa Riez.

"Aaiss bodoh bodoh bodoh! Kenapa gue gak biasa bedain istri gue sih" Dumel Ali sambil bergegas turun untuk makan siang.






Bersambung


Yeaahhh finally baru bisa next readers😪 sorry banget baru ada waktu buat ngetik. Duh takutnya kalian pada lupa alur ini cerita☹saya minta maaf baget ya,lama next. Semoga suka Chapter kali ini💋. Jangan lupa vote and comment yang bawel minimal commentnya 10+ lah baru next😅Typo bertebaran ya😂



Perjuangan Sebuah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang