Chapter-15

3.9K 217 2
                                    

Ali baru saja melangkahkan kakinya keluar dari kelas fakultas bisnisnya bersama dengan Wandi. Dua cogan ini langsung menjadi pusat perhatian para siswi siswi, terutama untuk Ali. Mungkin jika di deskripsikan, para cewek cewek menatap Ali bagaikan singa yang melihat mangsanya. Memang belum semuanya tau jika Ali telah beristri, makanya cewek cewek ngiranya Ali jomblo. Lain hal dengan Wandi, dia malah tebar pesona sambil dada dada kepada cewek cewek ini. Wandi si jomblo akut,eettt tapi bukan berarti Wandi gak ada yang suka. Cuma dia orangnya paling tidak suka cewek yang mandang dari fisik, Wandi takut di poroti. Makanya sekarang Wandi carinya yang apa adanya,bukan nyari cewek yang ada maunya.

"Kampret nih anak. Woyy gak usah tepe tepean lo sama cewek cewek" Cecar Ali memandang Wandi dengan malas. "Ahh lo cemburu Li?astaga gak usah,hati gue untuk babang Ali kok" Ali yang mendengar ucapan manja dari Wandi langsung bergidik ngeri, setaunya Wandi cowok tulen, bukan cowok belok. "Iishh jijik gue. Astagafirullah. Gue masih normal Wand,gue punya istri wehh" Wandi langsung tertawa melihat wajah Ali yang memandangnya jijik. "Saelah becanda. Yok ke kantin" Ajak Wandi kembali normal seperti sedia kala. Mereka berduapun segera menuju kantin yang bisa di lihat dari jauh bagaikan lautan manusia. Penuh.

Adapun Rani dan Safira baru saja menyelesaikan makanannya. Bukan barusan sih,tapi dari tadi. Cuma maksudnya mereka baru mau pergi dari kantin ini. Namun tatapan Rani langsung tertuju pada sosok lelaki yang tengah tertawa dengan sahabatnya. Senyum di bibir Rani langsung terukir sempurna,tanpa menunggu Safira,Rani langsung berlari dan menghapiri sosok itu.

"Hei, lo mau ke kantin?" Tanya Rani basa basi biar ada obrolan di antara mereka.

Gak,mau ke bengkel" Namun bukannya cowok yang ia harapkan, malah cowok tengik yang menjawab pertanyaannya. "Kuda poni gak usah nyahut lo" Sergan Rani menatap cowok itu yang tak lain adalah Wandi,sahabat Ali sekarang. "Parah lo,mentang mentang rambut gue ala boyband Korea,seenak jidat manggil gue kuda poni. Waahh dasar plakor lo" Mata Rani hampir saja melompat dari tempatnya,ia begitu geram akan ucapan Wandi menyebutnya plakor. "Ali kok kamu gak ngebelaiin aku sih. Masa aku di sebut plakor sih" Dengan manja Rani bergelayut di lengan kekar milik Ali. "Lepas gak" Ucap Ali setenang mungkin. Tapi Rani malah tidak mengubris ucapannya,maka Rani akan mendapat bentakan dari Ali.

"Gue bilang LEPAS!!" Rani seketika melepas tangannya dari lengan milik Ali. Emang ya Rani gak punya malu,masih grepe grepe suami orang. "Nah rasaiin tuh. Dasar plakor lo" Cecar Wandi memandang Rani geram. "Udah Li,ayo kita makan" Tanpa peduli pada Rani,kedua cowok itu langsung berlalu.

Setelah Wandi dan Ali pergi,baru Safira yang mendatangi Rani. Sahabatnya itu sudah memasang wajah kesalnya akan tingkah laku Ali,apalagi terhadap Wandi. Rasanya Rani ingin mengubur Wandi hidup hidup,mulutnya itu loh seenak jidat mengatai dirinya plakor . "Ran lo gak papa?" Tanya Safira memastikan sahabatnya baik baik saja. "Lo kemana aja sih. Gue di sini di bully abis abisan sama tuh kuda poni" mendengar ucapan Rani,dahi Safira berkerut menandakan ia tidak paham ucapan sahabatnya ini. "Kuda poni?" Tanya Safira balik. "Iya si Wandi itu. Masa ya, gue di sebut plakor. Kan gue kesel sendiri" Namun bukannya membela sahabatnya,Safira justru ketawa.

"Lo kenapa juga ketawa heh. Gue lagi marah. Bukannya ngehibur kek,apa kek. Malah ngetawaiin" Rani menatap Safira dengan tajam, sumpah hari ini Rani benar benar sial. "Ya wajar aja sih Wandi ngataiin lo plakor. Lo-nya juga pengen rebut laki orang. Istri Ali itu cantik banget, lebih cantik dari lo. Imut imut gitu. Trus mereka juga bakal punya baby yang unyu unyu. Udahlah lo gak usah deketin Ali. Lo ketahuan bininya,awas lo habis. Bumil bahaya loh kalau ngamuk" Dan finally rasa kesal,marah,geram Rani bertambah berkali kali lipat. Tanpa membalas ucapan Safira ia langsung pergi dari kantin itu.

***

Kuliah Prilly justru lebih cepat selesai sekarang. Ia bersama Rina tenang menghabiskan masa masa istirahat di taman sekolah. Ia belum menghubungi atau mengabari Ali. "Prill kamu gak lapar gitu? Kasihan loh bayi kamu. Kata mama aku, bumil itu lebih cepat lapar,trus kadang marah gak jelas kalau gak di perhatiin. Makanya Rina merhatiin Prilly,Rina baru dapat sahabat kayak Prilly. Rina gak mau kalau Prilly dan bayi Prilly sampai kenapa kenapa. Jadi Prilly makan dulu ya. Nih Rina bawa bekal Roti isi dua,satu buat Rina dan satu buat Prilly" Prilly tersenyum mendengar ocehan Rina,yang memberikan perhatian akan sosok sahabat. Lantas Rina mengeluarkan bekalnya itu, memberika roti isi yang di dalamnya terdiri atas telur ceplok,daging,tomat,keju dan juga sawi.
"Makasih Rin, lo udah jadi sahabat terbaik gue" Ucap Prilly langsung memeluk Rina. Gadis berkaca mata bulat itu ikut membalas pelukan Prilly.

Perjuangan Sebuah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang