Terkadang, dia bagaikan prosa jatuh cinta para pujangga atau puisi jatuh hati para penyair. Prosa-prosa yang akan menuntun kepada sesuatu yang bernama rasa, atau puisi-puisi yang menunjukkan jalan kepada sebuah hati. Prosa-prosa yang akan menautkan pada sebuah luka dan puisi-puisi yang akan terus mencari cara melukai.
Dia bagaikan denyut dalam nadi, aliran dalam darah, dan embusan dalam napas. Begitu dekat dan begitu mustahil jika menjadi jauh. Begitu terang dan begitu tak mungkin jika menjadi gelap.
Dia laksana angin yang tak pernah berembus, awan yang tak pernah jadi hujan, atau laut yang tak pernah berombak. Suatu ketika, dia malah bisa menjadi tornado yang menghancurkan, hujan yang meluruhkan, atau ombak yang menenggelamkan. Dan aku masih saja mendamba akan kebingungan dirinya.
Entahlah, dia bisa membuatku jatuh dan cinta dalam waktu yang bersamaan. Bisa membuatku jatuh dan terus cinta untuk setiap harinya. Untuk setiap jatuh yang disertai hujan. Untuk setiap jatuh yang disertai dedaunan. Atau setiap jatuh yang rasanya sendirian.
Mungkin, jatuh kali ini akan menjadi sesuatu yang berarti. Jatuh kepada sesuatu yang sulit untuk bangkit kembali. Jatuh kepada sesuatu yang menjadikan sebuah rasa yang berbeda. Jatuh kepada setiap kata yang disebut cinta.
Jatuh, bila sendirian adalah sakit yang tak kunjung padam. Sedangkan, jatuh, bila berdua adalah rasa yang tak kunjung reda. Dia memang bisa membuatku jatuh untuk cinta dan jatuh untuk terus cinta. Jatuh yang bisa membuat tersiksa dan jatuh yang bisa juga membuat merana.
Aku seakan tidak bisa memilih antara keduanya. Antara jatuh yang membuat cinta atau jatuh yang membuat luka. Perbedaannya begitu sulit dipahami. Aku hanya takut, bila nanti cinta yang tak pernah patah atau rindu yang takkan pernah sudah menjadi hal-hal yang membuatku goyah. Menjadi bumerang yang akan memicu perang.
Aku bukan jatuh secara kebetulan, tapi jatuh yang disengaja.Jatuh kepada dia yang membuatku terpana. Jatuh kepada hati yang sedang patah.Jatuh kepada hati yang dilanda sepi. Biarkan saja jatuhku ini terasasebagaimana adanya. Dan sebagaimana aku mengakuinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/120800536-288-k175557.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Lama dari Selamanya
PoetrySEGERA BEREDAR DI GRAMEDIA Kukira kita lebih lama dari selamanya. Ternyata kita lebih cepat dari kecepatan. #1 Senandika (Desember 2019) #1 Senandika (Januari 2020) #1 Senandika (Februari 2020)