Selepas kepergianmu, aku pernah sampai pada titik dimana aku takkan jatuh hati lagi. Takkan suka lagi pada yang membuat luka. Takkan tertarik lagi pada sesuatu yang begitu sakit. Aku pernah menutup dari segala celah agar orang lain tak memasuki pikiranku lagi. Mengacaukan hari-hariku. Membuatku tak bisa berpikir apa-apa.
Aku mencoba untuk tidak jatuh cinta. Mencoba untuk tidak menjalin apa-apa. Mencoba untuk tidak peka. Mencoba untuk tidak mencoba lagi. Aku baik-baik saja. Aku bisa hidup tanpanya. Bisa hidup tanpa kesulitan yang berarti tanpa ada seseorang di sisi.
Aku mulai berpikiran yang tidak pernah kupikirkan. Mulai bermain pada titik-titik rasa manusia. Bermain di antara gelap dan terang sebuah rasa. Menyenangkan saat-saat kubuat sebuah angan kemudian kutiupkan angin. Perasaan itu pergi begitu saja. Menyenangkan saat-saat kubisikkan kata rindu kemudian aku balikkan jadi kata semu. Kemudian aku seperti tak mau tahu.
Biarkan saja. Aku takkan terluka lagi untuk yang kedua kali. Persetan dengan perasaan tulus dan suci. Bumi hanguskan saja tentang rindu yang pernah ada. Haramkan setiap langkah rasa masuk ke dalam jiwa. Aku takkan terluka untuk hal yang sama. Dan kamu takkan pernah lagi menyakitiku untuk yang kedua.
Hanya saja tak berlangsung lama. Kamu mencoba kembali dimana tahtamu pernah berada. Hanya saja tempatnya tak lagi sama. Tak ada lagi sebuah ruangan untuk kamu berdiam diri. Takkan ada lagi tempat spesial untukmu yang kuberi. Ruangan itu kosong. Hampa. Tak ada apa-apa lagi di sana.
Kepergianmu telah membawa banyak perubahan pada ruang itu. Kamu takkan menemui lagi kenyamanan yang sama. Kamu takkan bersua lagi dengan warna-warna yang pernah kamu rasa.
Kamu boleh mendekat, tapi tak bisa lagi menetap. Kamu boleh terhanyut, tapi aku takkan ikut.
Silahkan saja kamu berbuat sesuka hatimu. Yang pasti, sebuah hati takkan pernah lagi kamu miliki untuk yang kedua kali. Sudah cukup kamu kuberi, jadi jangan pernah meminta lebih dari ini. Aku tak punya apa-apa lagi yang bisa kuberi. Tak ada rindu lagi untuk kubagi. Tak ada rasa lagi yang bisa kamu isi. Tak ada lagi perasaan-perasaan yang pernah kamu buang tanpa perasaan. Aku menolak kepergianmu dan aku juga menolak kepulanganmu. Aku mencegah pergimu dan aku juga mencegah pulangmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Lama dari Selamanya
PuisiSEGERA BEREDAR DI GRAMEDIA Kukira kita lebih lama dari selamanya. Ternyata kita lebih cepat dari kecepatan. #1 Senandika (Desember 2019) #1 Senandika (Januari 2020) #1 Senandika (Februari 2020)