[Penangan si minah perasan bagus]

3K 65 10
                                    

[CIUMAN BOLA SEPAK]

!!AMARAN! DO NOT COPY! AMALAN PLAGIAT AMATLAH KEJI! TOLONG JANGAN TIRU IDEA DAN HASIL PERAHAN OTAK ORANG LAIN !!

**Cerita ini hanyalah rekaan semata-mata, tidak ada kena mengena dengan yang masih hidup, atau yang belum mampos-mampos. Segala persamaan hanyalah kebetulan.

BAB 7: PENANGAN SI MINAH PERASAN BAGUS

"Eh, Putra! Kau jangan menyibuk, boleh tak? Just get the hell out of here!" Marah May apabila Putra menuangkan teh ke dalam cawan untuknya.

"May, mana boleh macam tu... Putra tu kawan May, tak patut layan kawan sendiri kasar sebegitu!" Tegur Imogen, kakak May.

Putra tersengih-sengih. Heeheee.... Bakal kakak ipar aku backing...

"Dah berapa kali auntie Jenny tegur dia, Im... Tetap jugak layan Putra macam tu. Kadang-kadang kesian pulak auntie tengok si Putra ni, sabar je dengan perangai May," Pembantu rumah yang sudah menjadi sebahagian daripada keluarga May, auntie Jenny bersuara.

"Memang la sabar, Putra tu ada hati nak jadi abang ipar Tasha!" Sampuk Tasha, adik May.

May menjegilkan biji matanya ke arah Tasha yang muda setahun darinya. Dengan segera Tasha meninggalkan meja tempat kakaknya dan Putra mengulangkaji pelajaran setelah terpandang jelingan tajam kakaknya yang seorang itu.

Imogen tersenyum lantas menggelengkan kepala melihat May dan Putra, teringat pada dirinya ketika berada dalam menengah rendah dulu, usia muda remaja yang senang stress serta mudah naik angin. Baru melangkah masuk dunia baru la katakan, dalam proses menuju kedewasaan.

"Kakak ada kerja nak buat, May jangan over-over kasar dengan Putra tu... Lagipun kan tujuan korang berjumpa sebab nak buat ulangkaji sama-sama? Gaduh je kerjanya last-last satu apapun tak ingat!" Pesan Imogen sebelum beredar dari situ.

Auntie Jenny sudah awal-awal lagi meninggalkan laman tempat anak-anak majikannya selalu bawa kawan-kawan mereka mengulangkaji pelajaran dan bersantai. Dia malas bila tengok perangai May yang selalunya peramah dan manja berubah garang dan kasar setiap kali Putra ada di sebelahnya. Naik pening dia dibuatnya.

"Bukan May yang nak jumpa dia, kak... Si buaya tembaga ni yang datang tanpa diundang, tak malu betul..."

Putra menjongketkan keningnya. Aik? Aku yang hensem begini kau kata buaya tembaga? Bagi la gelaran yang standard sikit... Kucing biang ke, kan kucing tu cute, jinak... macam aku, kekekekeke...

"Whatever la, tapi kawan tu dah datang, treat him as a guest, bukan layan macam menatang." Ujar Imogen lalu beredar dari situ.

Putra tersengih-sengih, kemudian dia mencapai kek cawan yang dihidangkan oleh auntie Jenny tadi. Lantas menyumbatkan kek itu ke dalam mulutnya.

"Aaummm....."

Putra menghirup secawan teh chai latte yang dibancuh oleh auntie Jenny. Ermm wangi dan sedap... Putra mengembang-kempiskan lubang hidungnya sambil kening dinaikkan tinggi, menikmati keenakkan kek serta teh.

May menarik nafas sedalam-dalamnya. Sabar je la aku dengan si mengkarung ni!

"Erm... Orang gaji kau pandai masak, sedap cupcake tadi, teh pun wangi..."

"Don't talk about auntie Jenny like that! Auntie Jenny bukan sekadar orang gaji, she's part of our family!"

"Sorry sebab aku tersilap cakap. Okay kita berbalik kepada buku teks dan nota kita, err... sampai mana tadi?"

May menuding ke dalam buku rujukannya.

"Ni, aku tak faham bahagian ni,"

Putra pun menarik kerusi untuk duduk lebih rapat sebelah May.

Ciuman Bola SepakWhere stories live. Discover now