Dara menguap lebar seraya merenggangkan otot ototnya yang kaku sehabis tidur. Sinar matahari yang masuk ke kamarnya membuat ia melotot lebar. Diliriknya hati hati ke samping tempat tidurnya, melihat jam di atas nakas.
Ia memekik keras melihat jam menunjukkan pukul 07.30, hari ini adalah OSPEK pertamanya dan setengah jam lagi akan dimulai. Dara langsung lari menuju kamar mandinya, entah apa yang dilakukannya, yang jelas tak sampai lima menit ia sudah keluar dengan kemeja putih dan celana jeans panjang warna hitam. Rambutnya pun hanya dikuncir menampilkan leher jenjangnya. Ia tak memakai bedak maupun lipstik, ia sudah langsung menyambar tas dan kunci motornya di meja belajar.
Dara mendesah pelan saat tahu gerbang kampus itu sudah ditutup. Ia juga tak melihat satpam berada di sekitar gerbang. Cara satu-satunya adalah ia harus meloncati gerbang itu. Walaupun sedikit susah, akhirnya ia berhasil masuk ke kampus. Dara berjalan mencari keberadaan MABA lainnya.
"WOY, Lo yang di sana. SINI!" Teriak cewek yang mengenakan almamater biru dongker. Dara yang merasa panggilan itu ditujukan padanya sontak langsung menoleh pada cewek itu.
"WOY, malah bengong Lo. Sini!" Suruhnya, membuat Dara mendengus kesal. Dara menghampiri cewek itu dengan santai karena masih kesal diperintahkan seenaknya kayak gitu.
"Ikut gue!" Ujarnya lalu menarik tangan Dara menuju aula tempat pembukaan acara OSPEK. Dara hanya pasrah saja diseret seperti itu.
Pandangan semua orang yang ada di aula tertuju pada Dara yang sedang ditarik menuju atas panggung, tak terkecuali pandangan tajam dari seseorang padanya. Dara bingung kenapa dirinya di bawa ke atas panggung itu. Yang ia tahu sekarang pandangan para MABA itu seolah menunjukkan rasa prihatin padanya.
Cewek yang menyeret Dara tadi mengambil mikrofon dari salah satu temannya.
"Ini nih contoh pelanggaran yang sama sekali tak pantas di contoh." Ujarnya menunjuk pada Dara. Ia seperti sedang menghakimi Dara.
"Lo tau kan hari ini OSPEK pertama, dan Lo malah telat kayak gini." Ujarnya memarahi Dara, Dara hanya bersikap biasa aja. Ia akan menganggap angin lalu perkataan cewek itu.
"Dan apa ini Hah? Lo pake celana jeans?" Ucapnya lagi. Dara langsung melihat celananya, ah bodohnya dia sampai lupa mengganti jeans-nya dengan rok.
"Oke sekarang gue akan kasih lo hukuman, biar semua MABA nggak akan ngulangi kesalahan lo." Ucap cewek itu seenaknya membuat Dara melotot tak percaya di hari pertamanya OSPEK sudah dikasih hukuman.
Cewek itu menyerahkan kembali mikrofon pada temannya lalu menarik tangan Dara turun dari panggung. Namun langkah cewek itu terhenti ketika sesorang menahannya. Semua orang menatap mereka, karena seseorang yang menahan tangan tersebut adalah Reza, laki laki idaman di kampus itu.
"Biar gue yang ngehukum dia Nes." Ujarnya, cewek yang ternyata benama Nesha itu sontak gugup karena tangannya dipegang Reza. Dara hanya memutar bola matanya melihat kegugupan dan ekspresi Nesha yang senyum senyum nggak jelas gitu. Apa segitu berpangaruhkah perlakuan Reza pada cewek itu?
"I..i..iya Za." Dara mendengus kesal mendengar itu. Reza menarik tangan Dara pelan, membawa turun dari panggung. Semua mahasiswi, apalagi fans berat Reza memekik histeris melihat itu.
"Sekarang kita mau kemana sih Kak?" tanya Dara sok nggak mengenal Reza. Reza menghentikan langkahnya, di tatapnya Dara lalu mengacak poni Dara. Untung koridor kampus sepi karena semua mahasiswa selain MABA diliburkan.
"Seharusnya dari awal kamu manggil aku Kak." Ucap Reza menyindir Dara.
"Dihhh, ogah." Balas Dara. Reza kembali menarik tangan Dara menuju sebuah ruangan yang berada di pojok koridor kampus itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction"Sequel My Possesive Boyfriend" Bukannya berkurang sifat Possesivenya Reza tapi malah bertambah, membuat Dara harus ekstra sabar menghadapi itu. Apalagi ditambah hukuman darinya, Reza malah semakin menjadi. Sungguh menyebalkan. "Ooh, jadi kamu nggak...