Kalau ada typo comment ya, biar mudah ngerevisinya, hehe.
***
"Ayo Za." Ajak Dara setelah ia sampai ke tempat Reza menunggunya. Reza tersenyum sambil mengacak rambut Dara. Dia memberikan helm warna hitam pada Dara. awalnya Dara bingung dari mana Reza mendapatkan helm itu, karena memang dirinya tadi hanya membawa helm satu. Tapi ya sudahlah, apa sih yang tidak bisa dilakukan Reza untuknya.
Setelah memakai helm, Dara menaiki jok belakang. Dara mendengus kesal saat tangan Reza dengan seenak jidat menarik tangannya untuk memeluk pinggangnya. Mau tak mau sekarang dirinya memeluk erat tubuh Reza dari belakang. Dari depan, Reza tak bisa menyembunyikan senyumnya. Inilah yang dia sangat sukai dirinya naik motor bersama Dara. Dia bisa mendapatkan pelukan di sepanjang jalan nanti.
Reza mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Reza melewati jalan yang bukan arah rumah Dara, dan itu membuat Dara bingung. Arah jalan ini malah menuju ke mall dekat sini.
"Kenapa kita Mall?" tanya Dara saat motornya memasuki pelantaran mall.
"Belanja." Balas Reza singkat. Reza menghampiri sebuah mobil di dekat pintu masuk mall itu. Setelah mereka turun dari motor, seseorang yang sudah menunggu mereka pun segera menghampiri Reza. Ternyata Rendi yang membawa mobil itu.
"Bawa motor Dara pulang." Perintah Reza seraya memberikan kunci motor Dara. Rendi mengangguk, "Siap tuan." Balasnya. Lalu Reza menggandeng tangan Dara untuk masuk ke mall tersebut.
"Kenapa nggak naik motor aja pulangnya?" tanya Dara sambil memasang masker hitam, kacamata dan topi yang selalu ia bawa di tasnya. Ini adalah salah satu cara supaya orang orang yang mungkin Dara kenal di kampus tidak mengenalnya saat berjalan berdua bersama Reza seperti ini. Apalagi ini di mall, tempat yang sangat memungkinkan dia bertemu orang kampus.
"Ngapain sih pakai ginian segala hah?" Dara menghentikan langkahnya saat pertanyaan itu keluar.
"Haduh Za, kalau sampai orang kampus tahu kamu jalan sama aku kan gawat." Balasnya lalu merapikan rambutnya, "Gimana?"
"Apanya?"
"Hiss, penampilan aku, Za?"
"Cantik." Pujinya.
"Kalau itu mah aku udah tahu, Za. Bahkan dari masih di kandungan mama, aku udah tahu kalau aku itu cantik." Pujinya pada diri sendiri, Reza hanya bisa geleng geleng mendengar celotehan itu.
"Terus?"
"Gimana? orang orang nanti tahu nggak kalau aku Dara?"
"Mungkin."
"Mungkin apa?"
"Mungkin iya mungkin nggak." Jawaban dari Reza membuatnya mendengus kesal. Mereka kembali berjalan dengan bergandengan tangan.
"Oh iya, kamu tadi belum jawab pertanyaan aku." Dara mengingat pertanyaan awal tadi belum dibalas Reza.
"Yang mana?"
"Yang tadi soal kenapa nggak naik motor aja pas pulangnya."
"Oh itu. Aku mau jual lagi motor kamu." Balasnya dengan sangat santai tanpa peduli terkejutan Dara
"Kamu itu selalu aja menjual barang yang bukan hak kamu." Kesalnya pada Reza.
"Terus?"
"Jangan ngejual motorku lagi, itu motor hasil kemenangan aku Za."
"Terus?"
"Pokoknya awas aja kalau sampai kamu jua."
"Hm.. Terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction"Sequel My Possesive Boyfriend" Bukannya berkurang sifat Possesivenya Reza tapi malah bertambah, membuat Dara harus ekstra sabar menghadapi itu. Apalagi ditambah hukuman darinya, Reza malah semakin menjadi. Sungguh menyebalkan. "Ooh, jadi kamu nggak...