25. Perdebatan

46K 3.5K 745
                                    

Melepaskan

atau

Mempertahankan

***

"Om, Tante, Reza mau bicara berdua dulu sama Dara." Diangguki oleh orang tua Dara. Mereka tau, Reza dan Dara membutuhkan privasi saat-saat seperti ini.

Setelah itu, Reza memegang lengan kanan Dara untuk pergi dari sana. Dara mendesah pelan, mau tak mau dia harus mengikuti Reza. Kalau menolak, akan tambah parah jadinya.

Reza dan Dara ternyata menaiki tangga menuju kamar Dara.

Reza semakin erat memegang lengan Dara, apalagi saat dia mengingat kembali perkataan Dara saat gadis itu dengan lantangnya menyetujui pertunangan mereka dibatalkan, Reza tersenyum miring saat itu. Sampai kapanpun dia nggak akan sudi pertunangan ini dibatalkan. Ingat! Sampai kapanpun.

Reza menutup pintu kamar Dara, dan saat itu juga detik Dara mendapatkan bencana akan dimulai.

"Duduk!" suruh Reza tanpa ekspresi menyuruh Dara duduk dipinggir kasur sedangkan dia berdiri di depannya sambil menatap Dara dingin.

Dara menghela, dia sangat tahu kalau lelaki di depannya ini sedang mati-matian menahan emosinya karena ucapannya tadi. Dari tatapannya yang tajam, rahangnya yang mengeras dan tangan Reza yang mengepal kuat sampai buku-buku jarinya kelihatan, sudah pasti Dara tahu kalau lelaki itu sangat marah padanya.

"Mau ngomong apa?" Tanya Dara pelan sambil menatap Reza sendu.

"Ulangi ucapanmu tadi!" suruh Reza.

Dara menghembuskan napas lelah, "Apa kurang jelas ucapanku tadi? Perlu aku jelasin lagi sekarang," lirihnya.

"Ya, jelasin ke aku ucapanmu tadi. Jelasin sampai aku bener-bener paham maksud ucapan kamu. Aku bener-bener nggak ngerti dan nggak paham sama sekali," balas Reza penuh penekanan.

"Za...." Dara memegang kedua tangan Reza yang mengepal, "Please, jangan kayak gini. Aku tahu kamu ngerti maksud ucapanku tadi."

Reza tertawa kecil, dia melepaskan tangan Dara yang menggenggam tangannya. Dia ternyata balik mengenggam kedua tangan Dara erat, "Apa kamu pikir aku bakal ngelepasin kamu gitu aja?"

Dara tidak perlu menjawab, karena pasti Reza tahu jawabannya. Dia tidak mungkin bisa lepas begitu saja dari Reza.

Apakah melepas Reza adalah sebuah kesalahan? Dia hanya ingin Reza bahagia kedepannya nanti. Mungkin saat ini Reza bahagia bisa bersama dengannya, tapi nanti, Reza tak akan bahagia. Dan alasan dia nggak akan bahagia adalah dirinya.

"Kamu itu egois, Ra," kata Reza.

Dara menggeleng, "Aku nggak egois, Za. Justru aku memikirkan perasaan kamu dan keluarga kamu kedepannya."

"Perasaanku?" Reza tersenyum kecut mendengar itu, "sampai sekarang kamu bahkan nggak ngerti perasaanku, Ra." Dara tak mampu menjawab lagi, dia hanya bisa menunduk. Ucapan Reza seakan mengolokannya kalau dia tak mengerti perasaan Reza sebenarnya.

"Kamu itu selalu aja memikirkan semua dari sudut pandang kamu aja, kamu nggak pernah ngerti perasaan aku," kata Reza lagi.

Reza melepas genggamannya, dia menyentuh dagu Dara agar menatapnya. Ternyata mata Dara sudah mengeluarkan air mata, dia menangis.

"Sekarang aku tanya sama kamu," jeda Reza lalu menghapus air mata itu, "tau apa kamu tentang perasaanku, Ra?" lirih Reza menanyakan itu.

Dia sangat ingin tahu seberapa tahu gadis yang dicintainya ini tahu perasaannya, kalaupun Dara tahu, kenapa dia melakukan ini? Kenapa Dara menghancurkan kebahagiaannya?

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang