"Gue nyerah. Sekarang lo milik dia."
-D-❤️
Hal yang tidak ingin Dara lakukan sekarang adalah menambah masalah baru atau membuat masalah ini semakin rumit. Cukup sampai di sini masalahnya dan jangan pernah libatkan dia lagi dalam masalah ini. Dia sudah lelah. Iya, Dara sudah lelah.
Dan ternyata harapannya tidak terwujud. Tarikan tergesa-gesa dari dua perempuan yang menyeretnya entah kemana membuat dia pasrah.
"Kalian berdua buat masalah apa lagi? Please, gue nggak mau ini semua makin rumit." Katanya lelah.
"Ada yang mau ketemu sama lo?" Kata Eva, salah satu perempuan yang menyeret dia dengan seenaknya.
"Dan kenapa Angel ikut ikutan?" Tanyanya.
"Biar mudah nyeret lo!" Jawabnya langsung.
Angel membukakan pintu putih di depannya. Eva mendorong pelan Dara agar dia masuk, lalu menutupnya kembali. Sekarang Dara hanya bisa berdiri diam mengamati ruangan ini. Ruangan pengantin.
Tidak. Fokusnya sekarang bukan tentang kamar pengantin ini. Melainkan dengan gadis yang memakai gaun pengantin di depan cermin besar di depannya. Dia, Ditta, calon istri Reza.
Sudah dia katakan bukan, kalau dia tidak ingin masalah ini semakin rumit, jadi lebih baik yang dia lakukan sekarang adalah keluar dari ruangan ini. Tapi sepertinya hal itu tidak akan terjadi mengingat tujuan Eva dan Angel menyeretnya masuk ke ruangan ini. Apalagi kalau bukan bertemu Ditta. Dara benar benar tidak tau maksud dua perempuan tadi menyeretnya ke sini, yang jelas masalah ini akan semakin rumit.
"Ada yang mau gue omongin sama lo." Ditta berjalan ke arah jendela kamar itu. Dara menarik napas untuk menenangkan pikirannya.
"Apa lagi?"
"Semua tamu undangan kayaknya udah datang deh." Katanya sambil melihat orang orang lewat jendela itu.
Dara menghela, "Lo mau ngomong itu?"
Ditta tersenyum, dia berjalan ke arah Dara.
"Gimana gaun pengantin gue? Bagus kan? Ini yang milihin Kak Reza sendiri."Sekali lagi, Dara harus menahan geramannya, "Lo mau ngomong itu ke gue?"
Ditta tepat di depannya, dia menggeleng pelan. Dia meraih kedua tangan Dara. "Untuk terakhir kalinya, gue mohon relain Reza buat gue, Ra." Dara memejamkan matanya mendengar itu.
"Sampai sekarang, walau mulut gue mengatakan relain Reza, lo sendiri tau dari tatapan gue Dit, hati gue belum siap ngelepasin Reza." jawabnya.
"Segitunya lo cinta sama kak Reza?"
"Lo sendiri? Segitunya lo terobsesi sama Reza?"
"Gue enggak terobsesi, gue beneran cin..."
"Cinta? Maksud lo cinta ? Lo salah kalau lo bilang itu cinta."
"Maksud lo, gue bohong gitu cinta sama Kak Reza?"
Dara diam. Dara cukup memahami perempuan seperti Ditta. Banyak di luaran sana yang seperti Ditta. Siapapun perempuan itu, pasti akan mudah jatuh cinta kepada Reza. Dia tidak menyalahkan Ditta yang mencintai Reza, itu hanya perasaan wajar perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction"Sequel My Possesive Boyfriend" Bukannya berkurang sifat Possesivenya Reza tapi malah bertambah, membuat Dara harus ekstra sabar menghadapi itu. Apalagi ditambah hukuman darinya, Reza malah semakin menjadi. Sungguh menyebalkan. "Ooh, jadi kamu nggak...