Seperti janji Dara tadi waktu meminta tanda tangan dari Reza, ia sekarang sudah berada di dalam mobil Reza. Menikmati pemandangan di luar jendela yang ditemani lagu sebagai pemecah keheningan diantara mereka. Sedari tadi Dara sudah bertanya pada Reza kemana mereka akan pergi, namun sepertinya Reza tak ingin memberitahu Dara. Daripada lelah sendiri menunggu jawaban dari Reza, ia lebih memilih untuk menikmati perjalanannya.
Saat di lampu merah, Reza melihat ke arah Dara yang sedari tadi diam tak bersuara, dilihatnya Dara memejamkan matanya. Dara menggigit bibirnya seperti menahan sakit. Reza yang melihat itu langsung khawatir.
"Ada apa Ra? Kamu sakit?" tanya Reza sangat khawatir, Dara menggeleng sambil memegang perutnya.
"Kenapa dengan perutmu?" tanya lagi Reza sangat khawatir.
"Sakit Za," rintihnya kesakitan.
"Kita ke rumah sakit sekarang," ucap Reza lalu hendak pergi menuju kemudi mobil namun ditahan oleh Dara.
"Nggak Za, ini mungkin karena aku mau kedatangan tamu aja," jelas Dara.
"Tapi kamu kesakitan Ra,"
"Nggak papa Za, udah ayo, katanya kamu mau ngajak aku kesuatu tempat," ajak Dara seraya menahan sakit di perutnya. Reza menghela napasnya, ia kembali memfokuskan menyetir. Sebenarnya ia tak tega melihat Dara kesakitan seperti itu, tapi apa boleh buat, ia hanya bisa membiarkan Dara seperti itu. Lebih baik ia tak mengganggu jika tidak ingin terkena omelan dari singa betina. Kalian tahu sendiri bukan bagaimana perempuan saat kedatangan tamu.
Hanya membutuhkan waktu setengah jam bagi mereka sampai ke suatu tempat yang menjadi tujuan Reza. Dara pikir Reza akan membawanya ke suatu tempat yang bakal membuatnya terkejut, tapi ternyata dia dibawa ke rumah Reza. Dara bersedekap dada menatap Reza yang sedang menaikkan alis tebalnya.
"Jadi yang kamu bilang ke suatu tempat itu rumah kamu?" Reza mengangguk tersenyum.
"Emang menurut kamu ke mana?" tanya Reza sambil menyingkirkan rambut yang menutupi telinga Dara.
"Nggak, aku kira kamu bakal ngasih suprise atau apa gitu," ujar Dara blak-blakan.
"Kamu nggak suka aku ajak ke rumah?"
"Ya nggak gitu juga kali,"
"Akhir akhir ini kamu sibuk banget sama sahabat kamu jadikan kamu jarang ke sini, Bunda kangen sama kamu," ucap Reza, namun mata Dara tak menatapnya melainkan menatap seseorang yang berada di teras rumah Reza. Perempuan yang ternyata bundanya Reza itu tersenyum senang melihat kedatangan Reza.
Tanpa pikir panjang Dara langsung keluar dari mobil tanpa menunggu Reza. Ia berhamburan ke pelukan bundanya Reza. Ia sangat rindu pelukan bundanya itu. Sementara mereka berpelukan, Reza keluar dengan wajah kesal, bisa bisanya dirinya dilupakan seperti tadi.
"Aku kangen bunda," ujar Dara masih berpelukan. Bunda Reza mengelus rambut Dara dengan sayangnya, "Bunda juga kangen sama kamu Ra, kamu udah jarang main ke sini,"ucap Maya.
Dara melepas pelukannya,"He he maaf Bun, Dara lagi sibuk banget soalnya."
"Sibuk apaan hah, sibuk keluyuran?" Reza menyerobot pembicaraan mereka. Dara mentapnya sebal dan Maya hanya tersenyum melihat mereka seperti itu.
"Yaudah mending kita ke dalam aja, biar lebih enak ngobrolnya," ucap Maya menggandeng tangan Dara menuju ke dalam rumahnya. Lagi lagi Reza terlupakan, dan dirinya menggerutu kesal pada mereka berdua.
"Oh iya Ra, bantuin Bunda yuk masak di dapur," ucap Maya membuat Dara berhenti memasukkan cemilan ke mulutnya. Dara beralih menatap Reza yang juga sedang melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction"Sequel My Possesive Boyfriend" Bukannya berkurang sifat Possesivenya Reza tapi malah bertambah, membuat Dara harus ekstra sabar menghadapi itu. Apalagi ditambah hukuman darinya, Reza malah semakin menjadi. Sungguh menyebalkan. "Ooh, jadi kamu nggak...