29. Bad News

36.1K 2.6K 387
                                    


❤️

Seminggu sudah, semenjak Reza melamarnya di mobil.

Seminggu sudah, semenjak ayahnya Reza memberitahunya tentang pernikahan Reza dengan Dita.

Seminggu sudah, semenjak kejadian dia menolak lamaran dari Reza.

Dan,

Seminggu sudah, dia tidak bertatap muka dengan Reza.

Dara kangen Reza.

Begitulah perasaan Dara sekarang ini. Ditemani segelas jus jeruk dan kripik kentang, dia termenung menatap ponselnya di atas meja kantin. Berharap ada panggilan atau pesan masuk dari orang yang membuatnya rindu.

Ah bukankah dia terlalu munafik? Mulutnya berkata akan merelakan Reza tapi hati tak merelakannya sama sekali.

"Mungkin ini masalah waktu. Lama lama gue pasti bisa relain Reza."

Kata itu yang sering ia ucapkan di hati saat pikiran dan hatinya yang sulit merelakan Reza. Hanya kata yang mungkin bisa menyemangati dia untuk merelakan Reza.

"Lo nggak mau pesen makanan?" Tanya Ziko yang duduk di kursi depannya. Dara menggeleng. Seminggu ini ia tak banyak bicara. Hanya anggukan atau gelengan yang mewakili jawaban di setiap temannya bertanya.

"Gue traktik deh, gimana? mau?" Dara menggeleng menanggapi pertanyaan Bayu.

"Gue suapin nih, aaaa," Fendi mendesah pelan saat Dara menggeleng tak mau menerima suapannya.

Ketiga temannya kompak saling menghembuskan napas lelah. Dara sekarang berbeda dari yang dulu. Dara ceria yang menjadi pendiam. Dara hyperaktif yang sekarang menjadi super malas. Dara yang banyak senyum yang sekarang hanya satu dua kali Dara tersenyum.

Eva datang menghampiri mereka dengan membawa nampan dua soto ayam. Ditaruhnya nampan itu di meja lalu duduk di samping Dara.

"Nih makan, biar lo nggak mati." Ucapnya nyelekit.

"Eva..." Ziko tak menyukai itu.

"Kenapa? Toh nih anak juga kagak tersinggung. Noh liat dia malah ngelamun gak jelas." Benar kata Eva, Dara sama sekali tak tersinggung, dia tak peduli ucapan Eva tadi.

"Gue gak laper," katanya masih dengan melihat ponselnya.

"Kebanyakan makan galau sih lo, jadi kenyang kan tuh perut lo," Eva berujar lagi.

"Makan ya, Ra. Orang galau juga butuh makan." Tambah Bayu.

"Gue nggak tau apa yang bakal Reza lakuin kalo sampe dia tau lo nggak makan dari pagi. Mungkin kepala Reza udah kebul-kebul saking marahnya karena lo keras kepala buat disuruh makan doang," kata Eva.

"Lo mungkin sedih sama kejadian seminggu ini. Lo mungkin menderita karena keputusan bokapnya Reza. Lo mungkin frustasi karena Dita bakal jadi istrinya Reza nanti. Dan lo mungkin menyesal karena......." Eva menjeda.

"Lo udah nolak lamaran Reza." Katanya yang sukses mengalihkan pandangan Dara ke dia.

"Udah Va, ya ampun..." Ziko tak mau suasana hati sahabatnya tambah buruk mendengar ucapan Eva yang mungkin memang ada benarnya.

"Tapi bener kata Eva. Dara mungkin begini karena dia nyesel nolak lamaran Reza." Gantian Bayu yang membuat Ziko menatapnya untuk diam.

Dara tiba-tiba berdiri, "gue cabut dulu." Katanya yang langsung dicegah Eva.

"Lo marah?"

"Hem, gue marah." Balasnya membuat tangannya dilepas oleh Eva.

Bohong kalau dia tidak tersinggung dengan semua ucapan Eva. Bohong kalau dia tidak marah mendengar semua itu. Dan bohong kalau dia tidak menyesal telah menolak lamaran Reza.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang