"Tunangan?" ucap Alvan dan Dita bersamaan.
Dara tertawa, "Reza hanya bercanda Dit. Nggak usah percaya omongan dia."
Reza berdecak kesal, "Gue nggak sedang becanda sama kalian. Gue sama Dara udah tunangan, dua tahun yang lalu."
Dara menatap tajam ke Reza, "REZA!" peringat Dara agar Reza berhenti berbicara tentang itu.
"Apa?" Reza menantang Dara, "Emang kenyataannya kita tunangan kan? Kamu mau mengelaknya?"
Dita berusaha berdiri meskipun kesusahan berjalan, dia mencoba mendekati Dara.
"Ra, lo beneran tunangannya kak Reza?" tanyanya pelan sarat akan kesedihan kalau Dara mengiyakan pertanyaannya.
"Dit, gue," baik Dara maupun Dita sekarang sudah ingin mengeluarkan air mata yang mengumpul di matanya.
"Lo perlu buktinya? Ini..." Reza menunjukkan kalungnya dan dia juga menunjukan kalung yang dipakai Dara.
"Kalung itu," lirih Dita pernah melihat kalung itu saat Dara mencarinya di kolam.
"Lo percaya sekarang?" tanya Reza tanpa peduli rasa sakit Dita. Dara tak mampu menjelaskannya lagi.
Dita mematung, pikirannya sekarang berkutat dengan kejadian kejadian saat Dara berani mencium Reza di kampus, saat Reza tiba-tiba datang menemui Dara di kantin, saat Reza menolong Dara ketika dia tenggelam, saat Reza perhatian banget ke Dara di tenda kesehatan, bahkan dia baru sadar setiap Reza dan Dara berbicara, mereka selalu menggunakan aku-kamu. Aahhh... bodohnya dia menyadari ini sekarang.
Dara memegang tangan Dita, "Dit, biar gue jelasin semuanya."
Dita melepaskan tangan Dara, "Mau jelasin apa lagi hah? Lo udah bohong sama gue Ra, lo udah bohong." Dita marah sambil menangis.
"Dit, maafin gue." Sesal Dara.
Dita menghapus air matanya kasar, "Lucu banget ya Ra. Gue selalu cerita semua tentang Kak Reza ke elo, tentang gue suka sama kak Reza, dan lo tau nggak Ra, lucunya itu dimana?" Dara menangis.
"Lucunya itu gue cerita tentang kak Reza ke tunangannya. Lucu banget sumpah." Dita menghapus air matanya lagi.
"Dit, please maafin gue," ujar Dara lagi, dia tidak ingin Dita benci padanya.
"Sekarang gue sadar. Gue itu hanya cewek bodoh yang mengharapkan sesuatu yang jelas bukan buat gue."
"Ditaaa..." Dara mencoba meraih tangan Dita lagi.
Dita menghindar, "Gue benci sama lo." Setelah itu Dita pergi menjauh dari sana.
Alvan juga berlalu, dia mengejar Dita, lagipula sudah tidak ada harapan mendapatkan Dara. Sedangkan Ziko yang sedari tadi menonton perlahan mundur dan menjauh dari pasangan yang siap adu mulut itu. Dia tidak ingin nanti kehadirannya malah menganggu mereka. Dan sepertinya juga ini urusan mereka berdua, dia tidak berhak ikut campur.
"Puas kamu Za?" Dara menatap marah ke Reza. Matanya sembap, masih ada air mata di sana.
"Ini semua gara-gara kamu!" marah Dara.
Reza menunjuk dirinya sendiri, "Gara-gara aku? Kamu bilang ini semua gara-gara aku, Ra?" Reza balik bertanya, "coba deh kamu pikir sekali lagi. Dari awal kamu yang udah bohong. Kamu yang mulai ini semua, mulai dari hubungan backstreet sampai kebohongan kamu lainnya, itu semua kamu yang mulai, Ra." Dara tak mampu membalas ucapan Reza. Apa benar ini salahnya?
Reza belum berhenti menghakimi Dara, " Asal kamu tau Ra, aku selama ini tau kalau kamu sengaja deketin aku sama Dita, aku tau Ra."
"Makanya aku tadi sengaja bongkar hubungan kita, agar kamu berhenti deketin aku sama Dita. Aku nggak suka itu."
Dara menatap Reza, air matanya kembali mengalir, "Jadi kamu tadi sengaja?" Reza mengangguk.
Dara memukul dada bidang Reza, "Kenapa kamu ngomong itu sekarang sih sama Dita, kenapa sekarang?" kesal dan marah bercampur aduk menjadi satu.
Reza memegang kedua tangan Dara, di tatapnya dalam mata itu, "Terus kapan kalau nggak sekarang? Lagian dia juga bakal tahu nantinya, kan?"
"Tapi setidaknya kamu tunggu dulu sampai aku pergi ninggalin kamu, Za." Ujar Dara menangis lagi.
Reza memegang erat tangan Dara, sangat erat sampai Dara tidak bisa menggerakkan tangannya, "Kamu mau ninggalin aku?" tanyanya lirih dengan tatapan menusuk.
"Hanya akan ada di mimipimu, Ra." Reza menekan di setiap katanya.
"Kamu nggak tahu keadaanku sekarang, Za." Lirih Dara menundukkan kepalanya.
"Aku tahu," ucapan Reza barusan membuat Dara mendongakkan kepalanya.
"Kamu tahu?" ulang Dara, Reza mengangguk.
"Bang Andra yang ngasih tahu semuanya ke aku," jelas Reza mengingat saat dia mengantarkan Dara pulang, Reza meminta Andra menceritakan semuanya. Dia selama ini curiga Dara menyembunyikan sesuatu darinya. Dan dugaannya benar, Dara menyembunyikan sesuatu darinya. Beruntung malam itu Andra menceritakan semuanya ke dia.
Dara mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Reza, "Lepas Za, lepasin aku." Inilah yang dikhawatirkan Dara. Dara takut Reza mengetahui rahasianya.
"Ra, hey." Reza mencoba menenangkan Dara yang memberontak.
"Aku nggak akan pernah ninggalin kamu, trust me." Reza mengelus pipi Dara lembut.
"Aku di diagnosa lumpuh lagi, kamu tau kan maksudnya apa?" ujar Dara.
"Ra, itu hal kecil yang bisa kita selesaikan. Kamu nggak perlu jodoh jodohin aku sama Dita."
Dara tertawa kecil, "Hal kecil kamu bilang? Aku lumpuh Za, aku bakal jadi istri cacat, apa kamu masih mau hah?"
"Apa pun keadaan kamu, aku terima, Ra." Ucap Reza setulus hatinya.
"Makasih karena kamu mau nerima keadaanku. Tapi aku nggak Za, aku nggak terima keadaanku sekarang yang lumpuh ini."
Reza menghembus napasnya lelah, kenapa Daranya sekarang berubah jadi kayak gini? Dulu dia selalu menerima keadaannya apapun itu, tapi sekarang?
Reza memutar tubuhnya membelakangi Dara, selanjutnya tanpa aba-aba Reza menggendong tubuh Dara.
"Kalau kamu nggak terima keadaan kamu, ayo kita obati kaki kamu. Kalau nggak sembuh, aku yang akan menjadi kaki kamu, aku yang akan gendong kamu setiap saat." Kata Reza sambil memperbaiki posisi gendongannya.
Dara tak mampu berkata lagi. Sudah cukup dua rahasianya terbongkar, tentang hubunganya dengan Reza dan tentang penyakit lumpuhnya ini. Dia tidak ingin satu rahasianya lagi sampai diketahui orang lain, terutama keluarganya dan Reza. Karena rahasia satu ini adalah alasan kenapa dia ingin meninggalkan Reza.
Tbc.
Aku tahu ini pendek, mianhe...
Ada yang tahu satu rahasia besar apa yang masih Dara sembunyiin.
Comment dong di sini.
Note : Chapter selanjutnya bakal bikin kalian kaget, hihi..
Pengen double up nggak?
Wkwkwk, pastinya pengen dong...
Comment yang banyak kalau kalian pengen aku double update, eh jangan lupa bintangnya ditekan.
Oh iya, sambil nunggu update, yuk cek work ku ada cerita baru di sana
Judulnya, Unfair love, Stalker dan Not Kompak But Somplak. Ayukk di baca, mungkin kamu akan suka nantinya, hehe..
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction"Sequel My Possesive Boyfriend" Bukannya berkurang sifat Possesivenya Reza tapi malah bertambah, membuat Dara harus ekstra sabar menghadapi itu. Apalagi ditambah hukuman darinya, Reza malah semakin menjadi. Sungguh menyebalkan. "Ooh, jadi kamu nggak...