"Jadi kamu pengen cepet pulang karena nih anak?" Ulang lagi pertanyaan Reza, "Sini!" Ia menarik lengan Dara supaya melepaskan pelukannya pada Raka.
"Hehe, iya Za." Dara tak bisa mengelak lagi, emang benar dia pengen cepat pulang karena Raka.
"Aku udah pernah bilang kan sama kamu, aku nggak suka liat kamu sama cowok lain." Kesal Reza.
"Aku juga butuh temen Za."
"Kan masih ada Eva sama Dita."
"Aku butuhnya temen cowok." Ujar Dara membuat kekesalan Reza naik.
"Aku nggak butuh tuh temen cewek."
"Ya karena kamu nggak punya temen cewek." Balas lagi Dara, "Atau, gimana kalau aku kenalin kamu ke temen cewekku Za?" sambung Dara dengan menaikan alisnya. Reza terheran dengan kekasihnya ini, di saat dirinya bersusah payah menghindari perempuan, tapi kekasihnya malah ingin mengenalkannya ke teman perempuannya. Kalau ada lomba cewek teraneh, sudah pasti Dara pemenangnya.
"Aku nggak butuh itu, yang aku butuhin cuma kamu." Dara bersemu merah mendengar kalimat Reza yang romantis itu.
"Idiih," Raka berlagak mau muntah mendengar celotehan kata Reza.
"Kenapa nih anak?" Reza menatap sinis Raka.
"Gue bukan anak anak, inget itu." Ujar Raka tak terima dipanggil seperti itu dan tak terima karena Reza melepaskan pelukannya tadi pada Dara, sungguh jika bukan kekasih Dara, sudah bonyok deh tuh wajah, ucap Raka dalam hati.
"Mungkin fisik lo bukan anak-anak, tapi sifat lo yang kayak anak kecil." Ucapan Reza membuat Raka kesal.
"What? Bukannya kebalik?" Reza memicingkan matanya.
"Lo yang kayak anak kecil, nggak bisa berpikir dewasa saat lo dibohongi Angel dan akhirnya lo nyakitin Dara." Lanjut Raka mengoyak hati Reza. Dia jadi teringat kejadian dua tahun lalu dimana ia hampir kehilangan Dara, kehilangan cintanya. Sungguh ia tak ingin mengulangi kesalahannya lagi.
"He em." Dara sengaja berdehem agar suasana mencair, "Lebih baik masuk ke dalam aja, di sini dingin." Saran Dara dianggukin cepat oleh keduanya. Reza membantu Dara berjalan sedangkan Raka membututi mereka dari belakang.
"Lo mau kemana?" ketus Reza melihat Raka yang terus membuntutinya sampai di depan kamar Dara.
"Nganterin Dara-lah." Jawabnya acuh.
"Lebih baik lo tunggu di luar."
"Dan ngebiarin lo berduaan di kamar sama Dara." Sinisnya.
"Gue sering berduaan di kamar sama Dara, bahkan tidur bareng." Dara langsung melotot lebar lebar mendengar ucapan Reza. Dengan cepat ia langsung menginjak kaki Reza keras. Membuat Reza terpekik kesakitan.
"Sejak kapan kita sering tidur bareng Hah?" marah Dara tak terima, "Jangan bilang kamu sering nyelinap masuk ke kamarku?" curiga Dara.
"Emang." Balas Reza dengan mudah tanpa peduli reaksi kaget Dara.
"Sumpah ya gue jijik liat lo berdua." Kesal Raka dengan nada keras lalu meninggalkan mereka berdua. Ya dia kesal karena cemburu melihat mereka berdua.
"Lo mau ke mana?" tanya Dara menghentikan langkahnya, ia berbalik lalu tersenyum semanis mungkin dan itu sukses membuat Reza mengepalkan tangannya. Ia sangat benci melihat ada cowok lain senyum manis pada Dara. Hanya dia yang boleh senyum seperti itu.
"Gue pulang dulu Ra, besok aja kita ketemu lagi." Ujar Raka.
"Bilang aja lo cemburu liat kita berdua." Seru Reza terus membuat kesal Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction"Sequel My Possesive Boyfriend" Bukannya berkurang sifat Possesivenya Reza tapi malah bertambah, membuat Dara harus ekstra sabar menghadapi itu. Apalagi ditambah hukuman darinya, Reza malah semakin menjadi. Sungguh menyebalkan. "Ooh, jadi kamu nggak...