2. Dilarang lagi

91.2K 4.8K 92
                                    

"Dara....." teriak suara cempreng memanggil nama Dara. Dara otomatis menutup kedua telinganya mendengar teriakan itu.

"Lo nggak papa kan? Lo dihukum apa tadi sama Kak Reza? Hah?" Tanya Eva yang langsung duduk di samping Dara. Ternyata suara cempreng tadi adalah suara sahabatnya. Eva tak sendiri ke kantin, tetapi ketiga sahabat laki laki Dara pun juga ikut bergabung di meja Dara dan Dita

"Iya, Ra. Lo tadi dihukum apa Reza?" tanya Bayu setelah duduk di samping Dita.

"Kepo lo semua." Ujar Dara acuh. "Oh ya, kenalin temen baru gue. Dia Dita guys." Dara memperkenalkan Dita pada keempat sahabatnya. Mereka pun saling memperkenalkan diri.

"Gue tadi khawatir banget sama lo tau." Ujar Eva pada Dara.

"Saat lo dibawa ke depan sama Mak Lampir, firasat gue udah buruk." Dara mengeryitkan dahinya bingung, "Mak Lampir siapa?"

" Itu lo, wakil ketua OSPEK, Kak Nesha." Jelas Eva.

"Kok lo manggilnya gitu?" tanya Dara lagi.

"Itu julukannya Ra. Kak Nesha itu orangnya kejam banget dalam hal hukuman kayak gitu. Tapi nih ya, dia itu juga idola bagi kaum adam di sini." Sambung Dita.

"Ya iya dia kan cantik, gue aja idolanya." Ucap Fendi yang memang dari awal saat bertemu Nesha dia sudah jatuh cinta.

"Terus?" tanya Dara kepo.

"Dan dia juga saingan gue." Kesal Dita.

"Saingan gimana?" ujar Ziko yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan mereka.

"Ya gitu deh. Dia itu princes di kampus ini, dan Kak Reza itu princenya. Mereka berdua itu sering banget dibilang pasangan serasi." Tawa keempat sahabat Dara langsung pecah mendengar itu. Dara menatap tajam pada mereka.

"Kenapa kalian ketawa sih? Ini beneran lho, mereka berdua sering banget digosipkan pacaran." Bingung Dita.

"Kayaknya lo belum tau ya. Sini gue kasih tau. Reza itu udah punya tun, AWHHH..." Jerit Fendi yang kakinya diinjak oleh Dara karena hampir keceplosan. Lagi lagi Dara menatapnya sengit, kenapa Fendi bisa lupa sih padahal baru kemaren dirinya sudah memberitahu untuk merahasiakan hubungannya dengan Reza.

"Kenapa lo?" tanya Dita khawatir. Fendi menggeleng, seolah tak terjadi apa apa.

"O...iya tadi lo bilang kak Reza udah punya tun. Tun apa ya?" Fendi menampilkan cengirannya pada Dara yang memandangnya kesal. Ketika sahabatnya pun hanya memandangnya kesal.

"Hm... " Fendi mulai berpikir keras, "Maksudnya tun itu,"

"Tunjangan Hari Tua, ya tunjangan hari tua." Jawab Fendi membuat semua yang ada di meja itu cengoh.

"Hah?" Dita menatap Fendi dengan penuh tanda tanya.

"Udahlah lupain aja ucapan nih kampret, oke." Fendi menatap Bayu dengan tatapan membunuh, bisa bisanya dia bilang dirinya kampret.

"Oiya, pesenan lo kok belum datang sih Ra?" tanya Dita yang sudah habis baksonya.

"Bener juga kata lo Dit, bentar gue ke sana dulu." Dara berdiri dari duduknnya.

"Eh Ra, sekalian pesenin gue jus jeruk ya." Eva menaik naikkan alisnya, Dara mendengus kesal.

"Gue juga ya Ra." Timpal Bayu.

"Kalau Bayu juga pesen, gue juga ya Ra." Tambah Fendi dengan cengirannya. Ziko mengangkat tangannya yang langsung di bales tatapan tajam Dara.

"Nggak jadi deh Ra." Ujar Ziko menggelengkan kepalanya.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang