Mati matian Dara menahan emosinya mendengar banyak mahasiswi yang membicarakan kekasih Reza yang sebenarnya dirinyalah yang sedang dibicarakan. Mahasiswi terutama para MABA itu jelas terlihat sekali ekspresi di wajahnya yang menandakan ketidaksukaan saat membicarakan dirinya.
"Gosipnya sih, pacarnya Reza kuliah di sini."
"Masak sih? Pengen banget gue lihat wajahnya, nggak mungkin dong dia lebih cantik dari gue."
"Mungkin ceweknya Reza malu kali karena banyak mahasiswi di sini yang lebih cantik dari dia."
"Atau jangan jangan dia mukanya jelek yah."
"Mungkin Reza malu kali ngakuin tuh cewek."
Dara langsung menggebrak meja kantin, membuat pandangan semua yang ada di kantin terarah padanya. Ingin sekali Dara berpura pura menulikan telinganya mendengar omongan mahasiswi yang duduk di sampingnya itu. Apa tadi mereka bilang? Malu? Reza malu ngakuin dia pacarnya? Dara menatap mereka tajam.
"Apa?" tanya salah satu cewek pada Dara. Dara menghela napasnya, mencoba meredakan emosinya. Ia lebih baik pergi dari sana, daripada ia meluapkan emosinya pada mereka semuanya.
Ia berjalan ke arah taman belakang kampus. Ia ingin sendiri sekarang, menenangkan pikirannya. Apa salah ia merahasiakan hubungannya dengan Reza?
Untung di taman belakang ini sepi, mungkin karena udaranya dingin dan mendung di langit, pasti sebentar lagi mau turun hujan. Dara duduk di kursi taman itu. Sampai ponselnya berdering ada pesan masuk. Ia membaca pesannya itu, seulas senyum bahagia jelas terpatri di wajahnya.
'Gue udah balik nih'
Itulah pesan yang ia terima dari seesorang yang dua tahun ini tak ia temui. Ia sangat merindukan orang itu. Dara melangkahkan kakinya keluar dari taman itu, ia ingin segera pulang dan bertemu dia. Sampai langkah kakinya terhenti ketika mendengar jeritan perempuan. Ia melihat sekelilingnya, betapa terkejutnya ia saat melihat Dita sedang dikerjai seniornya.
Dengan cepat Dara mengahampiri mereka, mencegah agar seniornya itu berhenti mengerjai Dita. Dara menahan tangan cewek yang hendak melemparkan tepung ke kepala Dita.
"Apa kalian semua gila hah?" Bentak Dara tak terima dengan perlakuan cewek itu, dan yang membuatnya kaget adalah diantara cewek itu ternyata ada Nesha. Si senior songong yang menghukumnya tadi pagi dengan alasan sepele.
"Dan lo, senior songong, lo beneran keterlaluan tau." Bentak Dara. Nesha tersenyum pada Dara.
"Lo sama dia itu sama aja ya. Sama sama suka cari perhatian sama Reza." Ujar Nesha mendekati Dara. Ia melepaskan genggaman tangan Dara yang menahan tangan temannya.
"Gue paling benci sama orang yang sok cari perhatian sama Reza kayak lo dan cewek ini." Nesha melempar telur busuk itu ke kepala Dita. Dara meremas tangannya, kesal luar biasa pada Nesha.
"Reza bukan punya lo, lagian dia udah punya pacar." Senyum sinis jelas di wajah Nesha.
"Dan lo tau pacarnya siapa? Pacarnya itu gue." Dara tertawa kencang mendengar lontaran kalimat kebongan dari mulut songong itu.
"Mending lo bangun dari tidur lo deh." Nesha mendelik tajam pada Dara.
"Udah Ra, gue nggak papa, mending kita pergi dari sini." Sela Dita bangun, meraih tangan Dara. Membujuknya supaya pergi dari sana. Jika mereka berdua tetap di sini akan tambah buruk keadaanya.
"Nggak papa gimana sih. Lihat keadaan lo!" Ia prihatin melihat keadaan Dita yang sangat kotor karena tepung dan telur.
Dara menutup matanya saat Nesha dengan cepat menaburkan tepung ke wajah Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction"Sequel My Possesive Boyfriend" Bukannya berkurang sifat Possesivenya Reza tapi malah bertambah, membuat Dara harus ekstra sabar menghadapi itu. Apalagi ditambah hukuman darinya, Reza malah semakin menjadi. Sungguh menyebalkan. "Ooh, jadi kamu nggak...