❤️
"I miss you."
"Aku rindu kamu."
Air mata Dara menetes seiring lelaki di depannya ini mengucapkan kalimat rindu padanya. Bukan hanya dia yang rindu, dirinya juga sangat rindu.
Masih di tempatnya berdiri, Dara masih terkejut dengan kondisi ruangan Reza yang sungguh membuatnya tercengang. Dara bingung menjelaskannya. Ini terlalu membuatnya tak bisa berkata.
"Gimana, suka?" Pertanyaan dari si pemilik ruangan ini membuatnya melangkahkan kaki ke arah cowok yang berdiri di depan meja kerjanya.
Reza tersenyum padanya. Reza menatapnya rindu. Langkah demi langkah Dara mendekati cowok itu.
Dara menatap iris mata Reza yang kelam. Sungguh ini semua di luar perkiraannya. Dia tak menyangka Reza akan melakukan ini.
Cowok dengan pakaian kemeja putih yang tidak rapi itu masih memperlihatkan senyum manisnya. Wajahnya sedikit pucat dengan kelopak matanya yang menghitam. Sudah pasti Reza kurang tidur.
"Suka, kan?" Tanyanya lagi. Dara menggeleng. Dia tidak suka.
"Kamu gila," kata Dara membuat Reza terkekeh. Ini bukan jawaban yang dia inginkan.
"Tapi suka, kan?"
"Kamu nggak waras," kata Dara lagi dan tentu Reza semakin terkekeh.
Reza menaruh telunjuknya di bibir Dara membuat dia terdiam.
"Bukan itu yang pengen aku denger dari kamu." Kata Reza lalu menjauhkan telunjuknya.
"Gimana? Suka?" Tanyanya lagi, masih berharap Dara menjawabnya sesuai keiinginannya.
"Sama sekali nggak." Jawab Dara tegas.
Jelas jawaban dari Dara membuat Reza mengumpat dalam hati. Tangannya terkepal tak terima dengan jawaban itu.
"Kenapa nggak suka?" Reza menahan emosinya.
"Kamu memata-matai ku, Za. Aku nggak suka."
Benar. Reza seminggu ini selalu memantau apa yang Dara lakukan. Dari pagi sampai pagi lagi. Ruang kerjanya penuh dengan foto foto keseharian Dara seminggu ini. Yang paling membuatnya tercengang adalah sebuah gaun pengantin di depan jendela ruangan ini. Gaun itu tertulis namanya.
"Aku nggak bisa kehilangan kamu," tutur Reza.
"Itu bukan alasan kamu harus memata-matai ku, Za. Aku nggak suka sama orang yang ikut campur privasi ku. Dan itu termasuk kamu!"
"Aku?" Tanyanya, "aku calon suami kamu. Aku berhak tau apa yang kamu lakuin seharian."
"Berhenti ngomong kayak gitu." Dara marah tapi matanya kembali meneteskan air mata. "Kita udah nggak ada apa apa Reza. Kamu harus sadar. Kita udah berakhir."
"Nggak akan ada kata akhir di antara kita, Ra."
"Kita nggak akan berpisah. Nggak akan." Reza bergumam sambil menghapus air mata Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction"Sequel My Possesive Boyfriend" Bukannya berkurang sifat Possesivenya Reza tapi malah bertambah, membuat Dara harus ekstra sabar menghadapi itu. Apalagi ditambah hukuman darinya, Reza malah semakin menjadi. Sungguh menyebalkan. "Ooh, jadi kamu nggak...