'Mungkin aku nanti bukan bahagianya'
Dua bus sudah terparkir rapi di pelantaran kampus. Semua mahasiswa dan mahasiswi yang mengikuti kegiatan Pencinta Alam pun sudah berbaris rapi. Termasuk Dara, Ziko dan Dita yang berada di barisan terdepan. Kalau saja Dara tidak dipaksa Dita untuk berbaris di sampingnya, dia pasti tidak akan kesal melihat Nesha yang sedari tadi mencoba nempel mulu sama Reza.
"Ganjen banget tuh cewek." Olok Dita dengan nada kesal, dia juga cemburu melihat Nesha yang mengambil kesempatan seperti itu. Dara tak menanggapi ucapan Dita, ia lebih memilih memalingkan wajahnya agar tidak melihat keganjenan Nesha.
"Kenapa juga dia baris di sana, dia bukan anggota inti, kan?" tanya Dita yang bingung kenapa Nesha bisa berbaris bersama anggota inti di depan.
"Kayak lo nggak tau aja si Nesha gimana." Jawaban Dara membuat dia paham.
"Tapi untungnya, Kak Reza enggak nanggepi." Dara spontan menoleh mendengar ucapan Dita tadi.
"Enggak nanggepi?" ulang lagi Dara, Dita mengangguk.
Dara mendengus kesal, "Lihat Dit! Reza itu diem aja dideketin Nesha, kayak gitu lo bilang enggak nanggepi," kesal Dara.
"Iiih Ra, iya sih tapi kan,"
"Tapi apa?" tekan lagi Dara.
"Biasa aja kali Ra, lo kayak pacarnya Kak Reza pas lagi cemburu aja." Perkataan Dita membuat Dara sadar apa yang barusan ia lakukan. Bodoh. Itulah rutukkan untuknya. Segera ia berusaha bersikap seperti biasanya.
"Kalo cemburu bilang neng," kekeh Ziko di sampingnya. Dara menatap kesal ke sahabatnya itu.
"Gue nggak cemburu, cuma kesel aja liatnya." Bisik Dara di telinga Ziko.
"Kalo gitu enggak ada bedanya lah, Ra," kata Ziko sambil menyentil dahi Dara membuatnya mengusap dahinya.
"Sakit dodol," rutuknya.
"Eh, Fendi sama Bayu belum datang juga?" tanyanya sambil memperhatikan sekelilingnya. Sedari tadi mereka bertiga menunggu Fendi dan Bayu, tapi nyatanya sudah setengah jam juga mereka berdua belum datang. Kata Ziko mereka mungkin telat bangun karena semalam mereka berdua habis balapan.
"Kayaknya belum deh," balas Ziko juga memperhatikan sekitarnya.
"Eh Ra, Ra.. kak Reza liatin gue." Dita menggoyangkan bahu Dara heboh, sontak Dara melihat ke arah Reza. Mata mereka pun bertemu. Tatapan Reza sangat kentara kalau dia sedang menahan sesuatu di sana, mungkin amarah, sedangkan Dara memalingkan wajahnya ketika Nesha menunjukkan selembar kertas pada Reza.
"Yaaaa..." keluh Dita karena tatapan Reza menghilang karena berbicara pada Nesha, "Kampret tuh Nesha, hisss.."
Dara mencoba menahan kesalnya saat Nesha dengan sengaja berbicara berbisik pada Reza. Dan dia berhasil membuat semua perempuan cemburu akan kelakuannya itu. Termasuk Dara yang sekarang sudah mengepalkan kedua tangannya di bawah.
"Iddih, modus tuh cewek. Pake deket deket segala lagi." Umpat seorang cewek di belakang Dara. Mungkin semua perempuan yang memuja Reza sudah mengumpat pada Nesha sekarang.
"Oke guys, sebelum kita berangkat kita berdoa dulu." Intruksi Rizal, ketua club. Lalu mereka semua menundukkan kepala untuk berdoa, setelahnya mereka semua diabsen untuk memasuki bus.
Dara masuk ke bus dan memilih duduk di samping jendela. Saat dia melihat Ziko masuk ke bus, dia mencoba mengintrupsi Ziko untuk duduk bersamanya. Namun, tatapan tajam dari seseorang di belakang Ziko membuatnya mengurungkan niatnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet
Teen Fiction"Sequel My Possesive Boyfriend" Bukannya berkurang sifat Possesivenya Reza tapi malah bertambah, membuat Dara harus ekstra sabar menghadapi itu. Apalagi ditambah hukuman darinya, Reza malah semakin menjadi. Sungguh menyebalkan. "Ooh, jadi kamu nggak...