Mana Tahan...

6.4K 538 75
                                    

Udara ditempat itu benar benar sejuk dan tenang, melodi kicauan burung, suara air mengalir dan gemerisik dedaunan. Aluna benar benar merasa seperti berada disyurga, lengkap dengan pangeran yang masih tertidur di sofa.

" Non apa tidak sebaiknya tuan muda dibawa ke Rumah sakit? Anda tidak akan tahan jika dia terbangun nanti." Ujar supir tua yang baru saja mengantar mereka

" Aah sssshhh, pulang sana!"

" Tapi Non?"

" Pulang gak?" Aluna melepas salah satu sepatunya dan mengambil ancang ancang ingin dilempar membuat supir itu lari terbirit birit.

Ia tersenyum kemudian menatap Alfraza.

Kalau diingat ingat, dulu saat pertama bertemu..
Lo sempet jadi gebetan gw ya Tengil
Tidurnya lamaan ya, lo gantengan kalo tidur. - Batinnya.

Aluna mengernyit melihat seseuatu yang tampak dipakai Alfraza didalam seragamnya. Mirip sebuah kalung, maka iseng Alunapun perlahan membuka kancing pemuda itu pelan. Sebelum...

" Kamu mau apa?" Alfraza terbangun. Aluna langsung beringsut mundur. Pemuda itu tampak Shock, berdiri dan melihat sekitarnya dengan wajah pucat.

" Dimana ini?" Tekannya dengan wajah memerah.

" Di Villa." Jawab Aluna enteng. Dan seketika, keringat dingin memenuhi wajah Alfraza yang memucat.

" V..i..vi..villa?"

" Ehem."
Lalu....

" Aaaaaaaaaaaaa!!!!!!" Teriakan itupun terdengar memekikkan telinga.

" Kenapa teriaaaak?" Teriak Aluna. Wajah Alfraza panik

" Cepat keluar! Kau tidak tau betapa bahayanya disini. Cepaaatt!!" Alfraza spontan berlari keluar. Meninggalkan Aluna yang memucat pasi. Melirik kesekitarnya, ia jadi ikutan parno

" Seberbahaya itukah?" Gumamnya kemudian berlari keluar mengikuti Tunangan anehnya itu.

" Fraz, didalam ada apa? Apa ada sesuatu yang mengerikan?" Tanyanya melihat Alfraza yang seolah benar benar ketakutan berdiri di halaman

Dia menjawab dengan anggukan

" Dimana supirku?" Tanya Alfraza.

" Gw suruh pulang." Jawab Aluna ikutan panik

" God, kamu keterlaluan ya, kamu tahu kita berdua bisa mati ditempat ini, kamu tidak tahu betapa berbahayanya tempat ini kan." Alfraza memerah. Aluna menunduk penuh penyesalan.

" Aku harus menelfon seseorang." Ujarnya hendak meraih ponselnya dikantong. Tapi... seketika Alfrazs menatap Aluna tajam

" Apa?" Tanya gadis itu kikuk.

" Kau menyentuh ponselku kan?"

Jreeengg.

Kok dia bisa tahu sih? Padahal udah gw letakkan dengan bener dikantongnya.
Ini mahluk bener bener aneh deh..

" En..enggak kok jangan asal nuduh ya." Aluna memalingkan wajah.

" Bohong, jelas jelas letak hadap ponselku terbalik, aku ingat layarnya terakhir menghadap kedepan. Sekarang menghadap kebelakang saku. Sial, aku jadi tidak bisa menyentuhnya." Alfraza mengacak rambutnya frustasi

" Heiiiii apa sentuhan gw bisa bunuh lo hah? Hp doang! Sial, emosi kan gw." Aluna kesal. Ingin rasanya dia mencakar wajah Alfraza seandainya dia gak ganteng.

" Sudahlah, lebih dari pada itu, kita harus keluar dari sini secepatnya." Alfraza menarik napas panjang

" Apa seberbahaya itu? Lebih berbahaya dari pada teroris? Apa pernah ada yang mati disini? Kok serem ya." Aluna mengusap usap lengannya, bulu kuduknya seketika berdiri melihat sekeliling

ABIGAIL ( Sentuh & Rasa ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang