Syarat

5.4K 502 73
                                        

---- Rival-----

Tap Tap Tap. (Suara langkah kaki)

Ia menghentikan langkah tepat didepan sebuah rumah sederhana, berpagar bambu dengan pintu yang terbuat dari kayu, wajahnya tampak risau dan bahkan tangannya gemetar mencoba mencapai gagang pintu. Perasaan yang sama yang selalu ia rasakan setiap kali berdiri di tempat itu.
Hingga...

" Aditira, kau kah itu?" Terdengar sebuah suara seseorang memanggil namanya dari dalam. Maka dengan satu tarikan napas, Aditira merusaha tersenyum, lalu...

" Klek." Pintu itupun terbuka, memampangkan sosok wanita gemuk berusia 40 tahunan yang menatapnya berang dengan kedua tangan di pinggang.

" Aku pulang." Ujar pemuda getir.

Tapi baru saja ia melangkah masuk tiba tiba...

" Plak" Aditira meringis saat sebuah kaleng wishky kembali mendarat di keningnya, meninggalkan bekas memar seketika. Wanita tadi yang melemparnya, ia menatap Aditira kesal
" Bagaimana harimu di SMA hari ini? Apa kau sudah menjadi ketua OSISnya sekarang?" Tanyanya dengan intonasi menekan. Pemuda berambut gelap itu melangkah masuk, menahan nyilu di keningnya lalu mencium punggung tangan wanita itu lembut, berusaha mengulas senyum sebisa mungkin

" Ibu, maafkan aku, aku belum bisa melakukan apa yang ibu mau, aku tidak bisa membuat ibu bangga." Jawabnya gemetar. Dan...
" Plash." Sebuah tamparan tanpa sebab lagi lagi mendarat di pipinya

" Gak berguna! Harusnya kamu bisa mengalahkan anak manja itu, apa kelebihannya dibanding dirimu? Sejak kecil selalu dia, selalu dia yang menjadi juara pertama, Aditira ayahmu adalah seorang duta yang jenius dari Britania. Bukankah ibu sudah bilang berkali kali tunjukkan dirimu pada dunia! Kau malah selalu terjatuh." Tekannya emosi sembari kembali menenggak tandas kaleng Wishky di mejanya tanpa rasa bersalah sedikitpun

" Ibu, bukankah aku sudah cukup menonjol, aku lelah bu." Bola mata pemuda itu memerah
" Apa?" Wanita tadi kembali merengkuh pundak putranya kasar lalu mendorongnya hingga hampir terjatuh

" Bagaimana ayahmu akan kembali jika kau menjadi anak bodoh!! Cepat mandi sana dan belajar dikamarmu, jika semester ini nilaimu turun, ibu akan menghukummu, kau mengerti? Kau tidak boleh makan sebelum menyelesaikan soal yang ibu pilihkan dimejamu! Cepat sana!!" Bentaknya kesal, ia kemudian memalingkan wajah dari putra yang dilahirkannya 17 tahun yang lalu itu.
Aditira hanya bisa mengangguk patuh dengan wajah pucat penuh memar. Ia melangkah memasuki kamarnya lalu menangis disana, tak ada waktu baginya untuk mengeluh.
Aditira bergegas melepas seragamnya dan hendak beranjak menuju kamar mandi. Sebelum...

" DDDrrrrtttt." Layar Hpnya menyala.

Pemuda bermata amber itu melangkah merogoh ponselnya, ada sebuah pesan dengan nama Alfraza disana.

"Kau dimana? Apa kau mau mati meninggalkanku sendirian?"
Aditira menarik napas panjang kemudian mengacak rambut legamnya kesal. Dan...

" Prankkk!!!" Ia melempar Hpnya yang kemudian berserakan dilantai, menatap dengan urat leher menegang dan sorot mata memerah
" Mengapa selalu dirimu!!" Tekannya kesal.

***

Beralih ke Sekolah,

----Ruangan Direksi-----

Aluna menggerak gerakkan kakinya yang gemetar, sudah 5 menit lamanya. Sejak namanya di panggil melalui pengeras suara untuk menghadap direksi, ia panik dan cemas. Apakah ia akan dihukum gara gara perbuatannya pada Alfraza? Seperti yang kita tahu, cwo aneh itu adalah anggota keluarga DHS. Walaupun Aluna merasa jijik menyebutkannya, tapi Alfraza memang diagungkan seperti seorang pangeran.

ABIGAIL ( Sentuh & Rasa ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang