Karna akhirnya aku sadar...
Tak ada yang lebih kuat di dunia ini selain waktu
Waktu yang mampu merubah benci jadi cinta
Cinta jadi sekedar rasa sayang
Dan rasa sayang berubah menjadi kebencian...Tanpa aku sadari, waktu membawaku kedalam fase fase ini dan aku tak berhak memilah
***
" Dhittaa." Aluna menangis memeluk sahabat yang memeluknya seraya mengusap punggungnya pelan
" Semuanya baik baik saja, pasti akan baik baik saja. Tenanglah." Ujar Dhitta
" Klek." Suara bunyi pintu dibuka membuat Aluna sedikit tersentak, jujur, semua pembulliyan ini membuatnya memiliki paranoid berlebih, ia menarik napas lega saat melihat yang datang adalah Alfraza tunangannya.
" Maaf, aku harus memberhentikan 5 anggota OSIS dan memarahai banyak orang sebelum sampai kesini, tapi kau tahu diriku kan? Tak ada yang berani membantah. Jadi angkat dagumu dan aku tidak ingin melihat ada rasa takut lagi dimatamu!" Ujarnya mendekati Aluna yang kembali terisak.
" Aluna." Alfraza memegang jari Aluna pelan dan tanpa sarung tangan
" Aku takut Fraz, kau seperti raja disini. Mereka seakan melihatmu seperti itu." Isaknya.
" Kalau aku seperti raja, bukankah kau ratu? Dan adakah ratu yang menangis karna di bully?" Alfraza mengangkat dagu Aluna agar menatapnya. Gadis itu menggeleng pelan.
" Kau masih takut?" Tanya Alfraza. Aluna mengangguk jujur.
" Kemarilah, anggap saja hari ini phobiaku sedang dalam masa transisi."
Aluna berbinar saat melihat Alfraza merentangkan tangannya. Segala kesedihannya seolah memudar dan ia lekas memeluk Alfraza erat. Rasanya begitu nyaman. Aroma pemuda itu benar benar menenangkan pikirannya.
" Sekarang aku mulai tenang." Senyum Aluna kemudian
" Kalau begitu gw keluar dulu ya, sepertinya gw hanya jadi obat nyamuk disini." Ujar Dhitta hendak beranjak. Tapi...
" Dhit, tunggu!" Aluna segera melepas Alfraza dan meraih lengan sahabatnya itu.
" Fraz, bisa gw.. eh aku bicara dengan Dhitta sebentar?" Tanya Aluna. Alfraza tersenyum lalu melangkah tegap keluar dari ruangan itu.
Tapi saat ia membuka pintu UKS...
Mr. Geofanny sudah menunggunya dengan tangan dilipat didepan dada.
" Fraz, kita harus menyelesaikan kekacauan ini. Bagaimanapun ini semua bermula darimu, dan aku sebagai bagian kesiswaan harus menangani ini." Ujarnya tegas. Alfraza menatapnya dingin
" DHS memiliki populeritas lebih tinggi dibandingkan sekolah lainnya. Dan hari ini kau membuat ulah yang sangat besar untuk pertama kalinya!" Imbuhnya
" Masih banyak yang harus saya kerjaan mr. Saya harap anda bisa menunggu." Ujar pemuda itu santai hendak beranjak. Tapi, guru itu menahan lengannya.
Dan.." Don't touch me!" Spontan Alfraza langsung menghempas pegangannya kasar. Wajahnya memerah marah
" Kenapa? Bukannya tadi kamu memainkan peran melodrama yang fantastic dengan gadis itu di depan semua siswa? Aku pikir phobiamu sudah sembuh Alfraza! Dan kita benar benar harus bicara sekarang!" Tekan guru terkiler sepanjang masa itu menatap Alfraza berang
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIGAIL ( Sentuh & Rasa )
Genç KurguTunangan rahasia yang dipilihkan ayahku tak hanya keren tapi juga ketua OSIS paling populer di sekolah baruku. Tampan, populer, kaya... lalu apalagi yang kumau? Sayangnya, ada satu sifatnya yang membuatku harus mati matian berusaha bertahan disisiny...