Ending

7.8K 493 106
                                        

Gadis itu melangkah dengan boots 15 cm yang membungkus kaki jenjang sampai ke lututnya. Rok mini dengan warna senada memperindah penampilannya. T-shirt yang ia kenakanpun di padukan dengan blazer kulit berwarna hitam yang kontras dengan kulit putihnya. Membuatnya terlihat benar benar cantik dan elegant.

Gadis itu melangkah kemudian duduk pada sebuah kursi taman menatap kearah Eiffel yang terlihat begitu mempesona dari sana. Bola mata coklatnya berkaca kaca, sekali lagi.. ia menatap cincin yang melingkar dijari manisnya kemudian menarik napas panjang

" Sudah 4 tahun berlalu, bahkan aku sama sekali tidak mendengar kabar tentangmu." Gumamnya berkaca kaca.

Paris, 4 tahun kemudian...

Gadis itu adalah Aluna dimasa depan. Dia meneruskan studynya di paris dan mendapatkan prestasi menjadi designer sesuai cita citanya.
Memulai mimpinya dengan kecerdasan dan keterampilan yang dia miliki di dunia fashion, sejak di masa kuliah bahkan hingga sekarang karyanya selalu menjadi salah satu yang terbaik. Hingga besok, Aluna mendapatkan kesempatan belajar lagi beberapa bulan dari designer ternama di New York.

Malam ini, malam terakhirnya di paris. Dia duduk di bangku yang sama, lalu merogoh sesuatu dari dalam tasnya, Handphone milik Aditira yang diserahkan padanya sebelum dia berangkat ke paris 4 tahun yang lalu.

" Apa kabar Aluna?" Suara Aditira terdengar begitu lembut seperti biasanya

" Aku baik baik saja." Jawab Aluna berkaca kaca.

" Aluna, aku harap saat ini kau tidak sedang menangis. Apa studymu lancar? Apa kau lulus dengan nilai yang baik?"

Aluna mengangguk seolah Aditira berada di hadapannya. Ia segera menyeka air matanya patuh

" Aku sangat bahagia, seandainya aku berada disisimu saat ini aku pasti akan membawakanmu seikat mawar merah dan mengajakmu makan malam bersama. Tapi kau tahu itu semua tidak akan pernah terjadi kan. Aluna, aku ingin kau tahu hal yang tak pernah bisa aku lupakan seumur hidupku adalah saat pertama kali aku melihatmu melewati gerbang sekolah. Kau begitu cantik dan bersinar saat itu hingga membuatku yang tak pernah menginginkan sesuatu selama ini sangat menginginkanmu. Namun aku sadar, aku bukanlah siapa siapa dibandingkan Alfraza. Karna itu, kebenaran tentang siapa aku sudah tak ada artinya lagi bagiku.
Aku tak ingin hakku di keluarga Abigail, aku juga tak ingin pengakuan ayah kandungku jika itu menyakiti hati keluarganya dan aku tak ingin menggoyangkan posisi Alfraza jika suatu saat semua orang mengetahuinya.
Karna itu Aluna, aku sengaja menyembunyikan rasa sakitku. Aku ingin menghilang dari dunia ini kecuali dari pandanganmu. 3 hari lagi kau akan pergi ke paris dan sejak aku terbangun dari koma aku sengaja tidak memberi tahu siapapun agar tak ada yang menangis untukku. Memejamkan mata tidaklah sulit bagiku saat semua orang mengharapkanku terbangun.

Aku hanya meminta dokter mendengarkan dan merekam suaraku ini. Suara yang akan kau dengarkan saat kau lulus nanti. Aluna aku sangat mencintaimu. Hidupku mungkin tak akan lama lagi, dokter mengatakan begitupula dengan Alfraza. Darahnya dan darahku benar benar sama, kami memang bersaudara. Aku bisa menolongnya jika aku menyerahkan jantungku padanya. Dan dia bisa menolongku jika dia bisa menyerahkan livernya padaku. Tapi aku tak ingin hidup dengan kebencian darimu.
Karna itu aku memutuskan untuk menyerahkan nyawaku, meskipun kesempatan hidupku lebih besar dari pada dia tapi kesempatannya mencintaimu lebih besar dariku. Aku lebih ingin membiarkan jantungku berdetak didalam raga yang kau cintai.

Aluna...

Aku sangat mencintaimu..
Dan ingatlah ini saat kau mulai melupakanku. Alfraza juga adalah aku. Kau memiliki 2 jiwa dalam 1 cinta yang akan selalu mencintaimu selamanya.

ABIGAIL ( Sentuh & Rasa ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang