Dalang

4.8K 446 72
                                        

" Kenapa kau membawanya kemari hah?" Tekannya sekali lagi dengan urat leher menegang, tapi sosok Aditira hanya menatap Aluna yang bergeming memucat dengan dadanya yang ditekan berkali kali oleh seorang dokter diruang UKS DHS. Ya, beruntungnya, itu adalah hari rabu, jadi dokter Farah bertugas di sekolah elit itu.

" Oksigennya!" Teriaknya pada beberapa suster yang siap membawa tubuh Aluna pada Ambulance yang tampak menunggunya di luar.

" Aditira jawab pertanyaanku!!" Teriak Alfraza akhirnya. Dan barulah, Aditira menatapnya

" Maaf Fraz, tapi aku ingin memastikan dia baik baik saja dari pada menjawab pertanyaanmu. Kecuali kau juga menjawab pertanyaanku apa yang membuat dia penting bagimu? Apakah dia begitu penting hingga seorang Alfraza Abigail datang ketempat ini dan membentakku?" Jawab Aditira membuat Alfraza memerah dengan tatapan tajam. Ia menatap sekelilingnya, banyak siswa dan dewan guru memperhatikan mereka

" Beraninya kau!"

" Kau tidak bisa menjawabnya kan?" Aditira kemudian melangkah melewati Alfraza mengikuti tubuh Aluna yang di bawa ke dalam Ambulance. Dia tersenyum dibalik punggungnya melirik ke arah Alfraza yang diam

Sekarang terbukti kan siapa yang mampu menjadi Hero

Alfraza Abigail

Nama besar saja belum tentu membuatmu terlihat gagah

Ia berlalu memasuki Ambulance. Tapi sebelum itu,
Seorang gadis berlari memasukinya lebih dulu. Kita pasti bisa menebaknya, dia Dhitta. Dan ambulance itupun melaju melewati kerumunan siswa yang memperhatikan mereka

" Lun, Alunaaa... lunn!!" Teriaknya menyeka air mata seraya mengguncang tubuh Aluna yang pasi.

" Aluna lo kenapa siiih? Kenapa juga lo masuk ke dalam Lab itu seorang diri? Lo kan tau banyak orang yang gak suka sama lo, harusnya lo ngajak gw." Ujar Dhitta sedih. Tak ada jawaban, Aluna hanya bergeming tak sadarkan diri.

Tapi....
Tiba tiba suasana sedih itu berubah saat...
Perlahan, Aditira menatap sesuatu yang aneh dengan diri Dhitta. Sesuatu yang akan merubah segalanya.

" Kau baru dari Laboratorium?" Tanya Aditira seketika membuat tangisan Dhitta terhenti. Ia terlihat enggan untuk menatap pemuda yang berseberangan dengannya didalam ambulance itu

" Kemejamu, ada sisa sesuatu disana!" Tunjuk Aditira ke salah satu sudut kemeja Dhitta. Gadis itu kemudian menganggat wajahnya dan menatap noda itu. Benar, ada jejak noda disana, noda berwarna sedikit gelap yang samar, Aditira memang benar benar teliti. Dhitta menatap Aditira tajam

" Benar, saat aku mendengar tentang Aluna, aku langsung berlari ke Laboratoriun mencari jejak siapa yang melakukan ini. Kau tahu kan dit aku ahli dalam mengurai senyawa." Jawab Dhitta

" Lalu, apa kau menemukan jejak itu?" Tanya Aditira tersenyum

" Ini sangat sulit, seperti mencari setitik noda yang sudah jelas ada dipunggungmu. Kau tahu benar keberadaannya tapi kau tak pernah bisa menunjuknya." Jawab Dhitta dengan mata memerah. Aditira tersenyum lalu menyandarkan tubuhnya ke sisi lain mobil.

" Baguslah kalau begitu." Ucapnya

" Yang aku bisa lakukan pada noda itu hanya sebuah saran kecil yang mungkin tak berguna, "berhentilah"!" Ujar Dhitta membuat Aditira menatapnya dengan kening mengernyit

" Kau tidak menuduhku kan? Dhitta aku yang menyelamatkannya! Tidak mungkin aku yang mencelakainya." Ujarnya. Sebelum...

Ciitttzzz. Ambulance itu berhenti melaju tiba tiba. Dan...

" Dor Dor Dor." Buka pintunya!!!" Teriak beberapa orang diluar sana menakutkan

Apa yang sebenarnya terjadi?

ABIGAIL ( Sentuh & Rasa ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang