Kasih Sayang

4.1K 415 42
                                    

" Frazz!!" Sebuah suara memanggil Alfraza ketika pemuda itu baru memarkirkan mobil. Hari itu, hal yang sangat aneh terjadi. Tak biasanya siswi siswi tidak mengerubunginya saat melihat mobilnya di tempat parkir. Hanya ada 1 teriakan yang memanggil namanya

" Dhitta?" Kening pemuda itu bertaut. Benar, Dhitta berlari kearahnya dengan wajah tegang.

" Ayo ikut aku!" Ajaknya.

" Kemana?" Alfraza mengernyit curiga.

" Sudahlah ayo ikut saja. Nanti kamu juga tahu." Paksa Dhitta lalu berbalik dan kembali memandu langkah Alfraza memasuki sebuah ruangan. " Gudang" lebih tepatnya.

" Aku tidak mau berada disini, debu, polusi, tikus dan masih banyak bakteri lainnya disini." Tekannya hendak berbalik. Sebelum...

" Alfazaaaa!!!" Sebuah suara dari dalam gudang membuat langkahnya terhenti. Pemuda itu segera menoleh dan mendapati Aluna tampak menangis bagai gadis got dengan lumuran lumpur, bercampur tepung yang sudah lengket beserta terasi yang benar benar busuk. Dia meringkuk memegang lututnya di lantai sementara kakinya tampak masih terikat.

" Gw nemuin dia di sini tadi, karna gw curiga... anak  anak kelas 2 Biologi tuh keluar dari gudang ini sambil tertawa." Cerita Alfraza. Mendengar itu.. Alfraza berubah menjadi tegang. Sementara Dhitta tersenyum.
Tidak mungkin Alfraza mau mendekati Aluna yang sekotor itu. Dan benar saja, Alfraza berperang dengan batinnya

" Ayo Frazz Gentleman dikit, cuma kotor sedikit saja." Gumam sisi baiknya

" Pikirkan lagi Frazz, begitu banyak telur cacing yang menempel di lumpur itu, belum lagi Virus dari terasi yang mungkin baunya akan melekat sampai akhirat. Dan telur ituuu?? Siapa yang menjamin kalau ayam yang melahirkannya tidak memiliki Virus HIV. Menjauhlah darinya. Pergilah sebelum bakteri itu menyerangmu." Gumam batin lainnya.

Aluna memerah menatap Alfraza.

Dia tidak mungkin menolongku
Tidak akan...
Rasa takutnya pada kuman bahkan lebih besar dari pada menara eiffel

Tapi... semua prasangka itu terjawab. Saat...

Dhitta mengerutkan keningnya, napasnya mulai tak beraturan karna kesal. Dia memalingkan wajah saat melihat Alfraza melangkah mendekat dengan coolnya, lalu mengulurkan tangan di hadapan Aluna
Sebaliknya, Aluna bahkan tak mampu berkedip..

" Ya Tuhan.. berasa tembok raksasa cina diruntuhkan satu peniti tau gak liat kamu begini." Senyum Aluna senang menerima uluran tangan Alfraza.

" Jangan GR. Aku hanya tak tega saja. Apa kamu baik baik saja?" Tanyanya dengan senyum ala malaikat Malik penjaga neraka

" Aku baik baik saja kok. Beneran deh mau dibully 1000 kalipun gak apa apa kalau kamu selalu ada seperti ini." Aluna mengusap lengan Alfraza yang jujur sebenarnya dia sudah merasa tidak kuat dengan rasa takutnya.

Usai mengantar Aluna ke UKS, Alfraza melepas Almamater OSISnya lalu memingkas lengan kemejanya sampai siku. Wajah putihnya terlihat memerah.

" Tolong jaga Aluna ya." Pintanya pada Dhitta yang hanya mengangguk pelan. Tentu saja Dhitta tak akan menurut. Dia malah mengikuti Alfraza yang terlihat melangkah ke arah koridor di lantai 3. Ruang kelas 2 Biologi

Melihat kehadiran Alfraza, tak hanya gurunya yang grogie, semua siswa dikelas itu terlihat menarik napas dengan wajah pucat.

Lalu.....

" Brak!!" Semua siwa tersentak saat pemuda itu tersenyum kemudian melemparkan sebuah penggaris besar didepan meja salah satu murid

" Kalian tahu siapa aku kan?" Senyumnya dingin

ABIGAIL ( Sentuh & Rasa ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang