Duniaku

4.6K 480 40
                                    

Happy new year yaa

Aluna menatap Aditira yang tampak mendorong kursi rodanya dari balik jendela. Gadis itu menyeka air matanya melihat senyum yang masih terlihat di bibir pemuda itu saat siswa siswa menatapnya penuh bisikan. Aditira tampak seperti biasanya, tersenyum pada setiap orang yang dia temui tanpa rasa malu ataupun raut wajah sedih, hingga...

" Dit." Laju roda itu terhenti saat Dhitta berdiri dihadapannya dengan bola mata memerah. Senyum diwajahnyapun berganti menjadi kekecewaan dan saat Aditira  memalingkan wajah, Dhitta duduk dihadapannya dengan wajah pucat dan air mata penuh sesal

" Ada yang mau gw omongin ke lo, gw tau setelah ini lo mungkin bakal benci atau bahkan menjarain gw tapi gw mohon lo rahasiain ini ya." Ujarnya dengan mata berkaca kaca. Perlahan, Aditira kembali menatapnya

" Jangan diteruskan Dhitta, lonceng kelas akan segera dibunyikan. Gw akan terlambat." Tolaknya seakan menghindar

" Gw mohon dengerin gw kali ini saja. Maafin gw dit, sebenarnya gw...

" Gw mohon Dhitta, jangan diteruskan. Keadaan ini saja sudah cukup menghancurkan hati gw. Dan gw gak mau membenci siapapun." Aditira berusaha tersenyum walaupun matanya memerah

" Dit gw mohon... kali ini saja, gw...

" Aditira!" Ucapan Dhitta terhenti saat mendengar suara Aluna dibelakang mereka. Dia langsung menyeka air matanya lalu berdiri dan berbalik menatap Aluna yang juga terlihat sedih.
Bagaimanapun, Aluna pasti merasa dialah penyebab si sempurna Aditira menjadi secacat ini sekarang.

" Aluna." Aditira mengulas senyum

" Boleh gw dorong kursi roda lo ke dalam kelas?" Tanya Aluna menawarkan diri. Tentu saja Aditira tersenyum senang. Dia mengangguk mengiayakan dan Alunapun segera memposisikan dirinya hendak memegang kendali kursi Roda Aditira. Sebelum...

Seseorang menahan pergelangan tangannya. Seorang pemuda dengan sarung tangan.

" Alfraza?" Aluna langsung gugup. Dhitta kembali memutar bola matanya kesal melirik Alfraza yang memegang lengan Aluna kuat

" Kamu tidak perlu repot repot mendorongkan kursi rodanya dan berbuat sebaik ini." Ujar Alfraza penuh penekanan membuat Aluna kesusahan menelan ludah.

Kok hawanya jadi horor ya?

" Tapi Fraz, Aditira butuh bantuan." Ujar Aluna. Mendengar itu, Alfraza menatap sahabatnya yang hanya bisa menundukkan wajah diatas kursi rodanya

" Benarkah itu Aditira?" Tanyanya tersenyum tapi penuh penekanan. Perlahan, Aditira mengangkat wajahnya lalu mengulas senyum pucat

" Gw bisa ke kelas sendiri kok lun." Jawabnya kemudian memutar kursi rodanya sendiri, Aluna menatap Alfraza jengkel

" See? Dia bisa memutar kursi rodanya sendiri." Senyum Alfraza kemudian beranjak pergi

" Coba aja gw gak cinta sama dia. Udah gw timpukin sendal tu orang." Gerutu Aluna kesal

" Frazz tunggu!!" Teriak Aluna mengikuti

" Sebaiknya jangan terlalu akrab disini. Terakhir yang siswa ingat kita ini musuh kan?" Bisik Alfraza menoleh kebelakang yang sungguh dia benar benar keren dengan almamater OSIS dan ban ketua di lengan kirinya.

" Apa ada ruangan lain disini?" Tanya Aluna masih mengikuti. Alfraza mengangkat bahu, lalu memasuki ruang basket, Alunapun mengikutinya. Dan...

" Waww." Ujar pemuda itu saat Aluna menarik jaketnya mendekat.

" Jadi kamu benar benar tidak menghawatirkan aku saat aku hampir kecelakaan? Bahkan sampai detik ini kamu tidak menanyakan kabarku?" Ujar Aluna bernapas begitu dekat dengan wajah pujaannya

ABIGAIL ( Sentuh & Rasa ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang