'Edisi Curhatan Aji' #2

210 19 8
                                    

Jeje berjalan santai menuju bangkunya di deretan nomor tiga paling pinggir. Disana ke-4 temen kunyuknya bergidik menatap aura Jeje yang mencekam.

Sebuah jitakan mendarat manis di kepala mereka satu-persatu.

"Aduh...sakit, Je!" Keluh Aji sambil mengelus kepalanya.

"Kenapa kalian gaada bantu gue diluar? Gue satu jam di depan gerbang! Tapi batang idung lu pade gada keliatan." Jeje tak tahan untuk tak mengomel pada temennya itu, walau tomboy Jeje juga suka ngomel. Ya, namanya juga perempuan.

"Maaf, Je. Tadi kita mau bantuin lu! Tapi pak bolot sedari tadi ngawasin kita terus" Ujar Arya.

"Iya, padahal kita kan mau bantuin, lu!" Sambung Leo sambil cengengesan menampakkan deretan giginya.

"Sial banget gue. Nanti pulang sekolah kita kerjain tuh satpam belagu yang ada di depan!"

"Ah..nggak ah. Nanti kita masuk Bk lagi Je!" Keluh Aji si penakut alias kucur.

"Tapi gue setuju! Gue juga nggak suka sama satpam baru itu" Unggkap Arya dengan tampang meyakinkannya yang lebay buanget.

"Tapi bagaimana kalo kita ketahuan lagi?" Tanya Leo.

"Ya mau gimana lagi, seperti kata si kucur, masuk Bk!" Jawab Doni santai.

Doni memang beda dari ke-4 temannya itu. Dia lebih banyak diam ketimbang berbicara, tapi entah mengapa dia mau-mau aja bergabung dengan orang-orang abstrud itu. Padahal awalnya Doni siswa teladan di SMA bangsa, tapi semua telah berubah saat dia telah bergabung dengan Jeje.

Sekarang mereka berlima mendapat julukan abstrud, abstrak dan semua biang rusuh lainnya. Mereka sering merencanakan kenakalan yang membuat mereka berakhir ke ruang Bk. Tapi yang namanya anak nakal memang tidak ada kapoknya.

Seantero sekolah juga pada tahu siapa cewek tomboy dan ke-4 cowok kunyuk biang rusuh di sekolah. Siapa lagi kalau bukan Jeje, Leo, Aji, Arya dan Doni, yang selalu buat onar dan paling ribut di kelas. Sampai membuat para guru terkadang malas memasuki kelas mereka.

*******

Saat ini Jeje dan ke-4 temannya memakan nasgor di kantin langganan mereka. Mereka asyik menyantap makanan sampai habis tak tersisa.

"Je, lu kenapa sih sering telat? Emang di rumah lu gada jam ya?" Tanya Leo saat dia benar-benar telah menghabiskan minumannya.

"Gilak, sekarang udah zaman apa? Iya kali gak punya jam. Ngina lagi gue geblek pala lu" Ujar Jeje kesal.

"Terus kenapa Je? Gue juga sama penasarannya kayak Leo!" Ujar Arya menimpali.

"Emang itu urusan kalian ya? Udag deh, ganti tema pembicaraan!" Jeje mengerucutkan bibirnya, dia terlihat sangat kesal sekali.

"Bray...gue mau curhat ni!" Kata Aji dengan tampang sedihnya. Emang masalah ni anak gada lurus-lurusnye emang.

"Ah...lu kalo cerita suka belit-belit! Ribet, kayak otak lu!" Ledek Doni.

"Serius ini!" Tegas Aji. Mereka langsung menatap Aji, ingin mendengarkan.

"Ortu gue belum ngirim uang buat bayar uang kosh! Kalian bisa bantu gue nggak?" Ujar aji memelas, sedangkan temannya menghembuskan napas menatap Aji malas.

"Masalah lu gek pernah berubah ya, Ji? Itu mulu! Itu mulu! Bosen gue dengernya!" Ujar Jeje cuek.

"Gue setuju dengan Jeje" ujar Arya

"Jadi gimana dong?"

"Sebaiknya masalah lu di tukar!" Ucap Jeje cuek untuk yang kesekian kalinya.

Aji menautkan alisnya keatas, "gimana caranya, pe'ak? Lu pikir segampang ganti pakaian dalam apa?" Aji prustasi mendapat usul dari temannya itu, bukannya memudahkan malah rumit. Emang bisa masalah di ganti?

"Setidaknya dari taon taon gak enak, masalah lu jangan itu itu mulu!" Ketus Leo.

"Gue setuju sama, Leo." Ujar Arya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya membenarkan kata-kata Leo.

"Lu apa yang nggak setuju, di cemplungin ke sungai buaya juga lu setuju-setuju ajah" Ledek Jeje membuat Arya memberengut. Leo dan Doni hanya tertawa.

"Serius kenapa sih lu pada! Sebahagia banget liat gue menderita. Sebentar lagi gue bakal diusir kalo gak bayar uang kosh!" Aji menatap temannya kesal.

"Udah-udah! Nanti sore lu minta solusi sama kak Tegar. Siapa tau dia mau minjemin lu!" Ujar Doni final.

"Gue setuj..."

"Gue setuju!" Ucap Leo sambil mengangkat tangan kanannya mengacungkan ibu jarinya. Arya menatap Leo garang, kata-katanya dicuri tanpa meminta izin.

"Kaboorrrr!!!" Leo berteriak sambir beranjak berlari mininggalkan tempat duduknya. Dengan cepat Arya mengejar Leo yang berlari terbirit-birit.

Jeje, Doni, dan Aji tertawa terbahak-bahak saat Arya berhasil menangkap Leo.

Whuaaaaa......😀 bersambung.
Vot dan comennya kak, saya membutuhkan kritik dari kalian.

JejeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang