'Di usir Dari Rumah' #9

134 7 2
                                    

Kevin berjalan menuju UKS. Sudut bibirnya sangat perih. Kevin mengambil Obat Biru di dalam lemari setelah sampai di dalam ruangan bernuansa putih polos itu.

Kevin melangkahkan kakinya membawa Obat Biru di tangannya ke dekat kaca di samping lemari, lalu ia menaruh obat luka itu di bibirnya.

"Aw.. sssttt." Kevin meringis dan memejamkan matanya. Luka itu semakin perih ketika Obat biru itu menempel pada kulitnya.

Tiba-tiba Kevin terdiam. Dia terpikir sesuatu saat mengingat kejadian tadi. Kevin menggeleng menepis pikiran aneh yang ada dalam benaknya.

"Kenapa gue harus merasa bersalah, itukan salah dia sendiri." Ujar Kevin pada dirinya sendiri di depan kaca persegi itu.

Kevin kembali berpikir. "Kasian banget Tante itu.... aahhh, kok gue jadi mikirin dia sih. Sial." Kevin beranjak meninggalkan ruang UKS saat luka di sudut bibirnya telah terobati.

♡♡♡♡♡♡

Jeje mengerjap perlahan, ternyata dia ketiduran di atas meja belajarnya. Jeje melirik Jam di atas nakas, pukul 9 pagi. Jeje berdecih, karena asyik membaca Novel Action di Wattpad, Jeje jadi lupa dengan perut laparnya.

Sejak sore itu Jeje terus membaca Novel hingga menghabiskan sampai tiga Novel yang ia baca sampai tamat. Jeje baru tidur sekitar Jam 11 malam, dan baru terbangun pagi ini.

Jeje mengendus-endus. "Bau apaan ni?"

Jeje mencium badannya sendiri dan langsung mual, "Masya allah, udah berapa hari gue belum mandi sejak sakit kemarin," katanya sambil beranjak menyambar handuk di belakang pintu kamarnya menuju kamar mandi.

Setelah selesai melakukan ritual mandinya, Jeje mengenakan baju sweater putih yang terdapat garis hitam pada lengan tangan dan bagian perutnya.

Setelah selesai melakukan ritual mandinya, Jeje mengenakan baju sweater putih yang terdapat garis hitam pada lengan tangan dan bagian perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu dia bermaksud keluar kamar menemui tantenya, dia bertekat untuk meminta maaf.

Jeje menuruni anak tangga memandang sekelilingnya yang sangat sepi. Mungkin Tante udah pergi ngantor, pikirnya. Saat Jeje telah sampai di meja makan dia di kejutkan dengan masakan yang begitu banyak di atas meja.

'Tante kok masak banyak banget, buat siapa?'

Jeje mengangkat bahunya acuh. Dia mengambil piring lalu duduk santai menikmati hidangan lezat di depannya. Sejak semalam dia belum mengisi perutnya, sekarang Jeje bagaikan manusia goa yang kelaparan.

Saat asyik menikmati makanannya yang tinggal setengah, bunyi langkah seseorang yang mendekat ke dapur membuat Jeje gugup. Jeje tidak tahu siapa itu, atau mungkin Tantenya yang belum pergi kerja, Jeje juga tidak tahu. Jeje menunduk.

"JEJE.."Teriak orang di depannya dengan nada terkejut.

Jeje mengangkat wajahnya menatap seseorang yang memanggilnya. Jeje sangat terkejut, di depannya seorang lelaki tampan tengah memandangnya dengan mata berbinar.

JejeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang