"Lo pernah suka sama seseorang?"
Pertanyaan Doni sukses membuat bibir Jeje kelu. Ia sama sekali tidak tahu apakah ia pernah menyukai seseorang. Bahkan ia sendiri bingung bagaimana rasa suka itu sebenarnya. Apakah saat orang lain membuat kita senang dan kita juga senang apakah itu di sebut suka? Jeje bingung sekarang.
"Pernah," Jawab Jeje, sebenarnya ia tidak tahu apakah yang di maksudnya ini adalah bentuk rasa suka. Karna Jeje sama sekali tidak pernah tau bagaimana mana rasa 'suka' itu.
"Sama siapa?" Tanya Doni penasaran.
"Elo," Jeje menggigit bibir bawahnya takut-takut jawabannya salah.
Doni masih terdiam di tempatnya, wajahnya menatap Jeje dengan raut yang sulit diartikan. Sementara ke 3 temannya bereaksi yang sama terkejut dengan wajah cengo mereka.
"Sebenernya gue..."
"Permainannya di lanjutkan nanti lagi, sekarang kita pasang api unggun dan yang lain siapin bahan-bahan untuk bakar-bakar." Ujar Doni menyela perkataan Jeje. Lalu kakinya melangkah mengambil kayu yang berada di bagasi mobilnya. Sementara Jeje menghembuskan napas frustasi. Ia sama sekali tidak tahu bahkan jawabannya ternyata salah. Dan ia baru akan menjelaskan yang sebenarnya namun perkataannya di sela oleh Doni.
"Lo beneran suka sama Doni, Je?" Tanya Leo saat mereka berdua sedang berada di mobilnya mengambil bahan-bahan.
"Gak tau,"
"Lah jadi kenapa tadi lo jawabnya Doni?"
"Ya karna gue bener-bener gak tau rasa suka itu seperti apa, gue pikir karna Doni sering buat gue bahagia dan gue merasa senang itu di sebut suka, jadi gue jawab aja gitu." Jawab Jeje santai sambil memilah bahan yang perlu-perlu saja.
"Ya sebenarnya itu juga dalam kategori suka, tapi maksud Doni tadi apa lo pernah cinta sama seseorang?"
"Ya enggaklah, cinta sama sama gue,"
Leo menepuk jidat nya melihat kelakuan perempuan jadi-jadian di depannya.
"Yaallah, jadi kenapa lo jawabnya Doni tadi?""Lah gue mana tau bego,"
"Mudah-mudahan ajah Doni gak baperan." Leo melenggang pergi meninggalkan Jeje yang masih mencerna kata-katanya.
'Baperan gimana sih?'
Jeje mengidikkan bahunya acuh lalu membawa keranjang yang berisi daging, buah dan beberapa minuman kaleng ke tenda. Ternyata api unggun telah menyala dan Doni sedang menyalakan api untuk pemanggangan.
"Dari pada lo berdua duduk, mending lo bawa tuh keranjang yang di bawa Jeje." ujar Leo.
Aji dan Arya bangkit berdiri, "Siap bos,"
"Siniin, mending lo bantuin Doni," Arya mengambil alih keranjang yang lumayan berat.
"Acie-cie yang selama ini ternyata suka, pantesan selalu di bela dan di perhatiin ternyata eh ternyata..." Aji menoel bahu Jeje yang langsung mendapat pelototan dari si empunya.
"Udah ayo bantuin gue, berat tau."
"Alah gitu ajah berat, dasar manja." Aji dan Arya berjalan beriringan menuju ketempat leo sedangkan Jeje masih berdiri di tempatnya. Ia bingung sebenernya apa dia salah mengatakan sesuatu kenapa semua menjadi akward.
"Duduk Je, ngapain berdiri-berdiri disitu? Mending bantuin kita ni," Teriak Leo dari sebelah kanannya. Jeje menurut dan berjalan mendekat.
"Udah siap juga apa yang mau di bantuin?" Ujar Jeje saat semua melihat semua telah selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeje
Teen FictionBagaimana jadinya cewek tomboy yang super bandel dan urak-urakan, bertemu dengan cowok cuek berwajah tembok. Keadaan mulai berubah, seiring berjalannya waktu. ******* "gilak, jantung gue kenapa dangdutan terus kalo dekat dia? enggak-enggak, gue gak...