'Surat panggilan orang tua' #7

131 7 0
                                    

   Karna ini tugas, Kevin terpaksa menjalankan perintah itu. Alhasil, sekarang Kevin berada di depan rumah berpagar warna abu-abu itu.

Kevin menghembuskan napasnya perlahan, lalu memencet bel berwarna putih di samping pagar.

TING ...NONG...

Bunyi langkah mendekat membuat jantung Kevin berdetak lebih cepat, entah kenapa dia sangat gugup.

Seorang gadis cantik membuka pagar itu, Kevin berpikir itu mungkin kakaknya.

"Permisi kak, saya Kevin." Ujar Kevin ramah sambil menyalim wanita di depannya.

Wanita itu membalas senyum Kevin, "Ada apa ya?"

"Saya..." Kevin mengaruk-garuk kepalanya bingung. Kata apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan wanita itu.

"Temannya Jeje, ya?" Ujar Via setelah melihat seragam sekolah yang di kenakan cowok itu mirip dengan seragam yang di pakai keponakannya.

"I..iya, kak." Kevin terbata sambil tersenyum kikuk kepada Via.

Via tersenyum,"Mau jenguk Jeje ya?" Tanya Via lagi sambil melihat ke belakang Kevin barang kali Teman-teman Jeje ikut, tapi tidak ada. Via menyerngit bingung, Jeje kan hanya punya empat teman lelaki setahu dia, tapi siapa lelaki ini? Pikir Via.

"Jejenya ada, kak?" Tanya Kevin saat melihat wajah kebingungan Via.

"Eh, iya ada. Mari masuk!" Ajak Via, Kevin pun melangkahkan kakinya mengikuti Via sampai ke  ruang tamu.

"Silahkan duduk!"

"Terimakasih kak,"

  Kevin duduk di sofa berwarna coklat. Mata Kevin tak henti menatap nuansa ruangan yang begitu indah, rapi, dan sederhana di depannya. Kevin begitu merasa nyaman.

"Beneran mau jenguk, Jeje?"

Kevin beralih menatap wanita yang duduk di depannya, "Em.. sebenernya....."

"Eh, yaudah ayo ke kamar Jeje, maaf yaa saya kok jadi seuzon gitu, hehe."  Via tersenyum malu pada Kevin. Sebenarnya Via sempat mencurigai Kevin, tapi setelah di pikir-pikir siapa yang berani macam-macam dengan keponakannya itu.

  Kevin menghembuskan napas lelah, ketika ia ingin berkata yang sebenarnya, wanita di depannya itu selalu saja memotong ucapannya. Kevin terpaksa membuntuti Via lagi menaiki anak tangga menuju sebuah kamar bercat biru laut.

Di pintu itu tertulis 'Jangan Masuk', Kevin sudah menduga ini kamar Jeje karna hanya kamar ini sendiri yang memiliki tulisan aneh seperti itu.

  Via membuka pintu itu lalu masuk di ikuti dengan Kevin yang setia di belakang Via. Jeje tampak tertidur membelakangi pintu.

"Kamu duduk disini ajah dulu, saya mau buatin minum. Itu Jejenya lagi tidur," via menunjuk kearah Jeje, Kevin tersenyum mengangguk pada Via. Setelahnya Via pergi menutup pintu berwarna biru laut itu.

  Kevin duduk menghadap Jeje yang tengah membelakanginya. Jeje mengenakan pakaian tidur berwarna biru muda bergambar animasi. Rambutnya tergerai lurus dan lebih rapi dari biasanya. Mungkin kakaknya yang mengurusnya, pikirnya.

   Sementara itu,  Jeje sebenarnya tidak sedang tertidur. Dia sepenuhnya sadar saat tadi mendengar pintu kamarnya terbuka. Jeje juga mendengar suara Tantenya yang menyuruh seseorang duduk di bangku dekat ranjangnya, Jeje berpikir itu adalah salah satu dari ke-4 temannya. Jeje sangat marah pada temannya itu, mereka menghilang tanpa perduli keadaan Jeje.

  Begaimana mungkin hanya satu dari mereka yang datang menjenguknya, Jeje berniat untuk tidak ingin melihat temannya itu. Dia akan tetap pura-pura tertidur, kalau bisa sampai temannya itu pulang.

JejeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang