'Acha Hilang' #15

111 4 0
                                    


  Jeje berjalan dengan cepat menuruni anak tangga, saat ia melewati ruang tengah ia tidak melihat Alvin atau yang lain.

Kemana yang lain?

  Tapi Jeje sedang tidak ingin memikirkan hal itu, ada hal yang lebih penting untuk dia temui.

  Jeje berjalan dengan cepat kearah pagar rumahnya, lalu membuka gerbang itu dengan kasar.

   Di depan matanya, Jeje melihat Kevin terkejut dan langsung memalingkan wajah. Jeje berlari menyebrang jalan ingin menghampiri Kevin, tapi Kevin malah berjalan cepat menjauh.

  Jeje mengejar Kevin, saat mulai dekat Jeje menarik tas Kevin. Alhasil Kevin langsung berbalik menatap ke arah Jeje dengan datar.

"Ngapain lo ngintip-ngintip rumah, gua?" Ujar Jeje blak-blakan.

  Kevin masih bergeming, ia menatap Jeje dengan alis terangkat seperti ia tidak mengetahui apa-apa. Hal itu membuat Jeje geram, jelas-jelas ia melihatnya sendiri dari balkon.

"Gue tanya sekali lagi, ngapain lo liatin depan rumah Tante gue? Ternyata selain mesum, lo juga pengintip,"

  Kevin melototkan matanya, ia tidak seperti itu. Kevin paling tidak suka ada yang memfitnahnya.

"Apa mata lo melotot? Lo pikir gua takut sama lo?" Jeje berdecih, "Jeje gak pernah takut sama siapapun." Ujarnya mantap.

  Kevin tersenyum sinis, "Termaksud dua preman besar itu?"

  Jeje tercekat, ia tak dapat mengelak. Waktu itu Jeje menangis karena ketakutan, dan untung ada Kevin yang menolongnya.

Kevin berbalik ingin melanjutkan langkahnya, namun Jeje manarik kembali tas Kevin. Dan terpaksa Kevin berbalik lagi ke arah Jeje.

Mata mereka saling beradu tanpa berkedip, cukup lama mereka saling berpandangan, Kevin langsung mengalihkan memandang ke arah lain.

"Ada apa?" Tanya Kevin tanpa menoleh.

"Hmm... lo ngapain liat ke rumah gue?"

"Cuma kebetulan lewat ajah, Motor gue disana!" Kevin menunjuk kearah Motor besar di depan toko buku di seberang jalan.

  Jeje melihat Motor besar itu benar terparkir disana. Tapi Jeje ingat betul Kevin melihat ke arah depan rumahnya begitu lama. Saat Jeje ingin bertanya lagi, Kevin lebih dulu berjalan menjauh, lalu pergi dengan Motor besarnya. Jeje masih berdiri memandang motor itu yang semakin menjauh, ia masih berpikir apa benar Kevin hanya kebetulan lewat atau memang mengintip rumahnya? Untuk apa?

  Jeje berbalik saat tak dapat menemukan jawaban di otaknya.
Namun Jeje terkejut, adiknya
Berjalan di pinggir jalan.

Lalu mata Jeje mengarah ke arah pagar rumahnya yang terbuka. Ia menepuk jidatnya, ia lupa menutup kembali pintu pagar saat keluar tadi. Sekarang adiknya berjalan menjauh entah kemana?

"Ya ampun, ACHA.." Teriak Jeje memanggil adiknya, tapi adiknya terus berjalan.

"Ih, ini anak masih kecil udah keluyuran siang-siang bolong. Ya allah Acha..." panggil Jeje lagi, lalu ia berlari mengejar adiknya.

"ACHA... TUNGGU KAKAK! ACHAAA....." Jeje terus berteriak sambil berlari mengejar adiknya. Dan sepertinya adiknya tidak mendengar akibat bunyi kendaraan yang berlalu lalang.

******

Kevin merasa suntuk berada di rumahnya saat hari libur seperti ini. Tadi temannya mengajaknya untuk pergi touring, tapi ia menolak karna belum meminta izin dengan sang Bunda. Sebenarnya bisa saja Kevin menelphon Bundanya dan meminta izin, tapi Kevin tidak ingin mengganggu Bundanya apalagi di jam sibuk seperti ini.

JejeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang