'Cowok Tembok Mesum' #13

159 5 0
                                    

    Kevin melajukan mesin Mobilnya dengan lambat. Hujan mengguyur kota Jakarta dengan lebat. Saat ia melewati sebuah ruko, ia sangat kasian dengan wanita yang meringkuk dengan kapala tertunduk. Sepertinya ia ketakutan. Kevin meminggirkan Mobilnya, ia mengambil payung di bangku belakang.

Langkah kaki Kevin semangkin mendekati wanita itu. Saat benar-benar dekat, Kevin baru menyadari bahwa wanita itu adalah, Jeje.

"Jeje.." Lirihnya pelan.

  Kevin menyentuh pundak Jeje, membuat si empunya mengangkat wajahnya.

"Ke..vin" Jeje langsung memeluk pria di sampingnya. Ia sangat takut sekali. Sementara Kevin, membeku di tempat tanpa membalas pelukan Jeje, ia tak tau harus berbuat apa sekarang.

"Ggue.. ta..takut" Lirih Jeje sangat pelan, tetapi masih terdengar di telinga Kevin. Kevin langsung tersadar, ia menatap kearah Jeje sekilas, lalu mengendong tubuh Jeje ke Mobilnya.

  Di dalam Mobil, Kevin mematikan AC Mobilnya, lalu memberikan Jaket yang ia kenakan pada Jeje. Saat ini keadaan Jeje sungguh memprihatinkan, wajahnya pucat, dan bibirnya terkatup-katup karena menggigil.

"Gue bawa lo kerumah gue, lo udah aman."

Kavin melajukan Mobilnya menuju rumah besarnya. Di depan rumah sudah ada Bundanya dengan raut wajah khawatir. Dia sangat khawatir saat melihat Jeje dan Kevin tidak ada di depan rumahnya. Karena dia tahu bahwa Jeje dan Kevin adalah musuh, jadi ia merasa was-was pada wanita yang menjadi musuh anaknya. Ia tidak tega kepada Jeje karna dilihatnya wanita itu tampak memiliki banyak masalah.

"Astafirullah... Kevin, Jeje kenapa, nak?" Ujar Aisyah saat Kevin menggendong Jeje dengan terburu-buru ke dalam rumah. Aisyah berlari mengikuti Kevin masuk ke dalam.

"Tunggu sebentar,Bunda ambilkan selimut dan Bandal." Aisyah buru-buru masuk kedalam kamarnya, lalu keluar membawa selimut tebal dan bantal.

Kevin membantu sang Bunda menaruh selimut dan bantal ke tubuh Jeje, setelah selesai mereka duduk bersebelahan.

"Kamu apain Jeje? Bunda gak pernah ajarin Kevin begitu," ujar Aisyah, Kevin menatap Bundanya tak percaya.

"Bunda seuzhon sama Kevin, Kevin gada ngapa-ngapain Jeje, dia tiba-tiba ada di depan ruko di pinggir jalan." Jelas Kevin.

"Masyaallah, kenapa Jeje bisa ada di situ?"

"Gatau, tadi Dia Kevin tinggal di depan rumah kok, Kevin pergi naik Mobil sendiri."

Tiba-tiba Aisyah menarik telinga Kevin, "Aduhh.. aduhh.. Bunda kok jewer telinga Kevin?"

"Siapa suruh ninggalin Jeje di depan rumah sendiri? Ha? Bunda bilangkan kalian berdua di depan, bukan malah ninggalin Jeje." Omel Aisyah.

"Iyaiya, maaf Bunda," Kevin mengelus telinganya yang memerah akibat Jeweran sang Bunda.

******

     Jeje mengerjap perlahan akibat sinar mentari pagi yang masuk ke dalam celah kedua matanya. Ia menguap sebentar, lalu menatap sekelilingnya.

"Gue dimana?" Ujarnya bingung, Jeje mendudukkan dirinya dengan terburu-buru. Tiba-tiba sesuatu jatuh dari keningnya.

"Handuk?" Kening Jeje berkerut, siapa yang mengompresnya? Perasaan ia tidak sedang sakit, pikirnya.

   Jeje menatap sekelilingnya lagi, ia baru sadar bahwa ini bukanlah kamarnya.

  Tiba-tiba seseorang membuka knop pintu. Jeje menoleh ke arah orang yang tengah datang menghampirinya dengan nampan berisi semangkuk bubur dan teh hangat.

JejeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang