'Kesal' #4

154 8 0
                                    

    Dengan keadaan bad mood Jeje mendorong pintu kafe yang berada di hadapannya. Semua mata penguncung menatap ke arah orang yang baru saja membuka pintu itu, termaksud kak Tegar. Kak Tegar sampai syok melihat teman sepupunya itu memasuki kafe dengan keadaan seperti berandal.

Dengan berat hati kak Tegar berjalan mendatangi Jeje yang sudah duduk di salah satu bagku kafe dengan wajah sedikit di tekuk. Entah keadaan  bagaimana yang pantas menggambarkan diri Jeje sekarang.

Jeje melihat kak Tegar menghampirinya dengan wajah yang sulit untuk di baca.

"Mau ngapain Je?" Tanya kak Tegar langsung saat dia telah duduk di hadapan Jeje yang terhalang meja persegi. Kak Tegar sangat tahu ada maksud tertentu jika Jeje mendatangi kafenya, sama seperti hari-hari sebelum.

Jeje masih diam, ia enggan untuk berbicara, pasalnya Jeje sedang bad mood.

Kak Tegar menghembuskan napasnya perlahan, "Je, lu kalo mau datang kesini sebaiknya mandi dulu deh."

Jeje menatap kak Tegar dengan wajah kesal. "Emang kenapa sih?" Katanya cuek, Jeje emang gak perduli dengan penampilannya sedari dulu sejak Jeje masih zaman SMP.

Kak Tegar menghela nafas kasar, "Pelanggan jadi takut liat kamu Je. Kamu kan cewek, masak penampilan kayak gembel. Nyeremin tau!" Ujar Kak Tegar sambil menatap keselilingnya barang kali masih ada yang melihat takut ke arah Jeje.

Kak Tegar menghela nafas untuk yang kesekian kalinya begitu melihat masih ada beberapa orang yang menatap ke arahnya, lebih tepatnya menatap ke arah Jeje. Apalagi gerombolan cowok yang tengah duduk di bagian tengah dekat pintu masuk, terlihat jelas mereka menceritai sambil terus memperhatikan Jeje.

"Oh, jadi kak Tegar bilang kalo gue itu gembel dan mengganggu semua pelanggan kakak, gitu?" Suara Jeje naik setengah oktav, membuat kak Tegar menoleh menatap Jeje.

Jeje paling tidak suka ada orang yang menilai dirinya. Dia berpikir 'Gue ya gue, dia ya dia. Gue gak bisa jadi dia, dan dia gak bisa jadi gue,'

"Bukan gitu Je, apa salahnya sih kalo mau main kesini itu mandi dulu!" Kak Tegar menatap Jeje dengan pandangan memohon agar cewek tomboy di hadapannya ini mau mendengarnya dan kasihan padanya.

"Gue kabur dari rumah," Ujar Jeje cepat tak memperdulikan tatapan memelas Kak Tegar. Kak Tegar langsung menyerngitkan dahi bingung.

"Apa? kabur? Jangan ngada-ngada deh, Je." Kak Tegar berharap dia mengalami pendengaran yang salah. Sudah jelas apa tujuan Jeje datang kesini, tapi Kak Tegar berdoa dalam hati semoga Jeje tidak melibatkannya lagi dalam masalahnya.

"Iya." Kata Jeje sambil memperbaiki duduknya menatap kak Tegar dengan intens, membuat kak Tegar langsung siap siaga jika setelah ini Jeje mengatakan sesuatu yang tidak di inginkannya sama sekali untuk di dengar.

"Gue di suruh beresin rumah, trus gue kabur deh."

Kak Tegar bernafas lega, setidaknya Allah mendengarkan doanya, jadi kak Tegar gak perlu repot-repot jika memang niat Jeje tadi ingin tinggal di rumah minimalisnya.

"Hhu, gue pikir lu kabur beneran, rupanya kabur gara-gara di suruh beresin rumah toh." Kak Tegar menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Jeje.

"Gue belum gila. Mau tinggal dimana gue kalo gue beneran kabur." Protes Jeje.

Kak Tegar mengangkat bahunya sebagai jawaban bahwa dia tidak tahu, padahal tadi jelas kak Tegar berpikir bahwa Jeje akan meminta tinggal dengannya.

"Trus, lu kesini ada perlu apa? Gue tau setiap lu kesini ada maksud terselubang,"

"TERSELUBUNG." Protes Jeje dengan geram. Kak Tegar hanya cengengesan di depannya.

JejeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang