Part 4 (Tasbih dan Salib)

6.3K 473 27
                                    

"Belajar mengikhlaskan adalah cara kamu bersyukur akan takdir Tuhan"

Happy Reading...

"Eyyy.... Tidak mungkin eon, dan lagi bolehkah muslimah jatuh cinta?"

Shindy tersenyum. Pertanyaan yang bagus.

"Jatuh cintanya sama Allah" Jawab Shindy.

"Bagaimana dengan pria? Maksudku jatuh cinta dengan pria"

Ayana belum puas dengan jawaban Shindy. Ia masih menunggu jawaban yang lain.

"Boleh, asalkan dengan suaminya."

"Aku serius eon" Ayana sedikit merajuk.

"Aku juga. Begini, jika kau jatuh cinta pada seorang pria yang belum jadi muhrimu. Cek lagi hatimu, itu beneran cinta atau nafsu. Ingat, Allah nanti cemburu muslimah yang belum bersuami lebih cinta kepada hambanya dari pada Sang Penciptannya."

Ayana mengangguk beberapa kali, yah Shindy benar. Tidak baik membagi cinta pada manusia yang tidak tahu akan berakhir bersamanya atau berhenti diperjalanan. Jatuh cinta dengan Allah yang dijamin tidak akan membuatnya kecewa.

"Terimakasih eon" Ayana memeluk Shindy, Shindy mengusap punggung Ayana dengan lembut. Ia senang bisa berbagi ilmu dengan Ayana, dan itu juga membuat dirinya kembali mengingatnya. Sebuah nasehat yang pernah ia terima semasa dipesantrennya.

#

Kediaman pak John.

Shindy disambut dengan rasa bahagia serta haru oleh keluarga bapak John. Terutama istrinya, yang tak henti-hentinya meneteskan air matanya. Ia terus mengusap punggung tangan Shindy, sesekali menariknya kepelukannya. Seperti saat ini, Ny John tengan memeluk erat Shindy diruang tamu.

Pak John memutuskan untuk membawa Shindy menginap dirumahnya. Dan beberapa perwakilan yang datang membantu Shindy pun ada disana. Ayana ikut menemani Shindy.

"Kau pasti sangat ketakutan nak Shindy, ya Allah kasihan sekali kau nak" Ny John melepaskan pelukannya.

Shindy tidak keberatan sama sekali saat dirinya masuk kedalam pelukan lembut Ny John. Rasanya sangat nyaman, berada dipelukan lembut seorang ibu.

"Alhamdulillah bu, Allah selalu bersamaku." Shindy memberikan senyumannya, berharap Ny John mengerti jika dirinya baik-baik saja. Sebenarnya ia tak enak hati membuat seseorang khawatir, tapi ada rasa bahagia saat menerima perhatian itu. Allah benar-benar memberikan perasaan nyaman bersama ibu yang baik saat ibunya sudah meninggal. Allah mendatangkan ibu lain yang tak kalah baiknya. Shindy lagi-lagi untuk kesekian kalinya ia bersyukur.

"Bersihkan dirimu nak, mari ibu tunjukan dimana kamarmu." Ny John mengajak Shindy menuju kamar tamu.

Ayana masih duduk diruang tamu bersama Pak John dan kedua anaknya. Mereka tengah membicarakan banyak hal.

Tok tok

"Tunggu sebentar, saya akan membuka pintu. Mungkin tamu penting" pamit Pak John pada Ayana.

Pak John bangkit dari duduknya, berjalan menuju pintu dan mulai membukanya.

"Pak John, selamat malam" Chanyeol menyapanya.

"Selamat malam" Sehun ikut menyapanya. Mereka datang bersama.

"Oh Chanyeol-ssi, silahkan masuk"

Chanyeol dan Sehun berjalan dibelakang Pak John.

"Silahkan duduk Chanyeol dan ...."

"Nama saya Sehun Pak"

"Ah ya Sehun-ssi, silahkan duduk"

THE BEST WAY | Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang