Setiap yang terjadi hari ini akan menjadi kenangan dihari yang akan datang. Yang tak akan terhapus asa meskipun hati dan pikiran mencoba menghilangkannya
##########
Chanyeol bangkit dari duduknya tak lupa menarik tangan Sehun, Sehun yang masih belum bangkit sedari tadi.
"Ayo Hun" Chanyeol masih berusaha menarik tangan Sehun.
"Aku tidak mau" Sehun kekeh duduk dikursi yang entah sejak kapan membuatnya nyaman. Ia enggan untuk bangkit.
"Ayo" tarikan Chanyeol semakin kuat hingga bisa membuat Sehun bangkit dan berjalan disampingnya. Sehun mempoutkan bibirnya kesal.
Chanyeol berjalan mendekati Shindy dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya. Debaran jantungnya mengiringi jejak kakinya.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Chanyeol yang sudah berada bersama Shindy dan Ayana. Sehun berdiri disebelah Chanyeol dengan wajah yang masih kesal.
"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu dan Sehun?" Jawab Shindy menatap Chanyeol lalu Sehun setelahnya.
"Aku baik-baik saja" jawab Sehun tanpa semangat.
"Ya seperti yang kau lihat. Aku lebih baik setelah melihatmu" jawab Chanyeol yang mencoba mencairkan suasana.
Ayana memutar bola matanya serata membuang wajahnya malas. Gombalan tidak bermutu pikirnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Shindy menjauh dari topik itu. Ia hanya mencoba menenangkan hatinya. Debaran jantungnya tiba-tiba bekerja dengan cepat. Itu tidak boleh terjadi. Ini salah. Sesuatu yang tidak seharusnya ada. Ia terus beristighfar.
"Dia tidak tersentuh sedikitpun" bisik Sehun pada Chanyeol.
"Aku menunggumu. Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Anggap saja sebagai kenangan terakhir, mungkin" Jawab Chanyeol yang mencoba tersenyum. Sungguh, kalimat terakhirnya membuat hatinya sakit.
"Maaf, tapi aku yang akan mengajaknya jalan-jalan. Aku yang lebih dulu. Jadi kalian berdua pulanglah" Ayana menjawabnya seraya mengapit tangan kanan Shindy.
Shindy hanya tersenyum. Kenangan terakhir? Iya kah? Baguslah. Ia jadi bisa menghilangkan rasa yang salah itu sebelum terlalu dalam. Tapi bagaimana jika ia terlalu larut dengan kenangan indah yang akan Chanyeol buat. Tidakkah itu akan membuatnya semakin sulit melupakan Chanyeol.
Astaghfirullahal'adzim.
'Berhenti memikirkannya Shindy' batin Shindy kepada dirinya sendiri. Memberi energi kedalam tubuhnya hati serta pikirannya. Menguatkan hatinya, ayolah dia bukan gadis yang mudah menempatkan nama seseorang dalam hatinya. Benar, kembali kuat Shindy. Ini salah.
"Aku tidak bertanya padamu, aku bertanya pada Shindy" Jawab Chanyeol menatap tajam Ayana.
"Tapi aku yang lebih dulu bersamanya" jawab Ayana tak kalah tajam.
"Aku juga ingin membuat kenangan bersamanya. Membuatnya bahagia sebelum pergi" Ujar Chanyeol dengan ketulusan yang tak terbantahkan. Sehun memahaminya dan Shindy sedikit merasakannya, namun dengan cepat ia menormalkan hatinya.
"Tidak perlu berlebihan. Cukup denganku saja, ia pasti akan merasakan kenangan indah. Mengerti tuan idol!"
"Tidak. Pokoknya tidak. Kau tinggal pergi dengan teman-temanmu yang lain. Aku yang akan bersama Shindy"
"Aku yang akan bersamanya"
"Tidak"
"Iya"
"Tidak"
"Berhenti. Auh, kalian berdua!" Sehun menghentikannya. Tadinya Shindy baru akan menghentikan mereka namun Sehun sudah lebih dulu. "Kalian tahu, kalian seperti pasangan kekasih yang tengah beradu argumen. Kalian sangat serasi"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEST WAY | Park Chanyeol
RandomShindy habibah. Seorang dokter muda asal indonesia yang berkunjung untuk pertama kalinya ke Korea selatan. ia tak tahu tentang bahasa korea, hingga ia bertemu dengan seseorang yang tahu tentang islam namun ia bukan muslim. ia adalah seorang anggota...