Part 14 (Akibat niat yang salah)

3.2K 291 34
                                    


"Sesuatu yang diawali dengan buruk, akan berakhir dengan buruk pula"

####

Keheningan itu masih terjaga didalam masjid. Hanya dentingan jarum jam yang mengisi keheningan detik itu. Semuanya masih dalam keadaan diam, bahkan burung-burung disekitar masjid disalah satu pondok pesantren disudut kota Jakarta enggan bersuara. Tatapan mata para undangan, para santri juga sang mempelai wanita tertuju pada pria berkupluk putih yang kini hanya diam menunduk.

Shindy yang beberapa menit yang lalu memilih untuk menyembunyikan wajahnya kini terangkat seiring dengan calon suaminya yang salah mengucapkan ijab qabul didepan penghulu, abahnya juga semua orang.

Ada apa dengan calon suaminya?
Hatinya bergemuruh kembali, keresahan hatinya juga hadir disana.

Ayana mengusap punggung Shindy lembut. Menenangkan wanita yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu. Shindy menatap Ayana tulus. Mengucapkan terimakasih lewat tatapan kedua matanya.

"Pasti akan baik-baik saja. Mungkin karena gerogi jadi salah mengucapkan, eon"

Shindy mengangguk lagi. Hatinya tidak berhenti berdzikir, ia hanya berharap siap menerima takdir-Nya. Allah bersama dirinya.

"Kita coba lagi nak Arif"

Arif hanya diam

"Nak, ayo kita coba lagi" ayah Arif mengusap lagi bahu anak laki-lakinya. Memberikan kekuatan untuk anaknya.

"Maaf..." hanya itu yang keluar dari mulut Arif. Suaranya lirih, namun berhasil masuk indra pendengaran semua orang.

"Apa maksudmu nak?" ayahnya tahu itu bukan permintaan maaf untuk ungkapannya tadi yang salah mengucapkan ijab qabulnya tapi ada maksud lain di balik kata itu. Dan sebagai ayahnya ia bisa merasakannya. 

"Aku tidak bisa memulainya lagi.... Maaf, pernikahan dibatalkan" Arif menunduk lagi, kini semakin dalam. Iya takut tapi sesuatu dalam hatinya mendorong untuk terus melakukannya.

Semua orang terdiam. Tidak mampu berkata. Mereka semua menunggu ucapan Arif selanjutnya. Mereka hanya menjadi penonton setia bukan orang yang ikut berperan di dalam nya.

"Istighfar nak" abah kyai Shindy mengusap pundak Arif lembut. Memberi ketenangan untuk Arif.

"Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini bah, maaf"

"Kenapa? Bukankah kau mencintai nak Shindy? Kau ingin menikah dengan nya kan?"

Arif hanya menganggukan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan ayahnya.

"Tapi kenapa harus dibatalkan? Kau sadar dengan ucapanmu, nak?" tanya abah kyai lagi. Kini dengan nada yang sama lembutnya.

"Shindy sudah disentuh pria dari Korea itu, aku tidak menyukainya. Aku benci calon istri ku disentuh pria lain. Pria yang baru Shindy kenal." 'Maaf Shindy, bukan orang itu alasan sebenarnya, semoga kau memaafkanku. Aku memiliki alasan yang jelas-jelas bukan tentang pria korea itu. Sekali lagi maafkan aku, menjadikan orang lain sebagai alasan pecundangku' lanjut Arif dalam hatinya. Memilih mundur mungkin lebih baik, walaupun ini sangat menyakitkan. Tapi ia berharap ini yang terbaik untuk kebahagiaan Shindy sekalipun dirinya harus terluka.

Shindy yang mendengar itu hanya mampu diam dengan air mata yang sudah mengalir dikedua pipinya. Ia menerima alasan Arif untuk membatalkan pernikahan dengan dirinya. Memang benar dirinya sudah bersentuhan dengan pria itu dan  pria itu juga yang sudah berhasil mengetuk hatinya. Pria yang sudah jelas ia tahu bukan orang yang Allah takdirkan untuknya.

"Tapi kak Arif juga tahu, jika itu adalah keadaan yang tidak bisa dihindari. Seharusnya kakak memahaminya" Humaira mengeluarkan suaranya. Ia geram dengan calon suami Shindy. Bukankah Arif tahu semuanya, segalanya? Bahkan Arif ikut membantu abahnya mengeluarkan Shindy dari penjara juga membantu urusan lainnya.

THE BEST WAY | Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang