Part 7 (Pergi)

5.1K 369 9
                                    

"Setiap pertemuan pasti akan selalu ada perpisahan. Mereka ada untuk selalu berdampingan"

#####

Pagi itu Shindy sudah menyiapkan segalanya. Ia sudah siap untuk kembali ke tanah air. Barang-barangnya sudah masuk ke dalam bagasi mobil yang akan mengantarnya ke bandara.

Shindy akan diantar keluarga Pak John dan Ayana juga ikut disana. Setelah semuanya sudah siap. Shindy memasuki mobil yang akan mengantarnya, mobil milik Pak John.

"Salam buat abah kyaimu di sana" Pak John berujar.

Keluarha John sudah mengetahuinya. Shindy anak yatim piatu yang besar dipesantren. Kedua orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan saat mereka akan menjenguk Shindy di pesantrennya. Saat itu Shindy masih berumur 13 tahun dan itu adalah ujian terberat selama hidupnya. Dan sejak saat itu pula gadis itu berniat merubah segalanya. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi, karena itu salah satu cara ia memberikan hadiah untuk kedua orang tuanya.

"Iya pak pasti. Terimakasih untuk semuanya" Shindy menjawabnya lalu beralih pada Ny John yang memeluknya sejak pertama masuk kemobil.

"Kenapa begitu cepat nak, kau meninggalkan kami. Mengapa tidak selamanya disini" sebuah keinginan hadir di hati Ny John. Ia begitu menyayangi Shindy, ia sangat senang Shindy ada disana bersama dirinya. Ia tahu jika Shindy adalah wanita yang baik, itu membuatnya ingin selalu bersamanya.

"Aku juga mau bu, tapi sepertinya belum takdirnya. Ada kewajiban yang harus aku jalankan di tanah air."

"Iya bu, sudahlah jangan menangis. Kau hanya membuatnya bersedih" Pak John menenangkan istrinya.

"Iya bu, ibu jaga kesehatan. Semoga kita bisa bertemu lagi " Shindy mengusap air matanya yang ikut keluar. Semenjak Ny John memintanya untuk memanggilnya dengan sebutan ibu, hati Shindy merasa begitu dekat dengan wanita paruh baya itu. Kasih sayang yang tulus itu begitu menggetarkan hatinya.

Setelah Ny John lebih tenang, tangisannya juga sudah mulai reda. Shindy mengedarkan pandangannya menatap jalanan disekitar jalanan kota Seoul dari balik jendela mobil. Gedung-gedung tinggi itu, pepohonan rindang itu dan lainnya akan menetap dalam ingatannya. Ia akan menyimpannya dengan baik. Semuanya, semua yang ia lakukan selama seminggu ini di Seoul akan menjadi pengalaman berharganya. Pengalaman yang bisa ia ceritakan nantinya kepada seseorang yang berharga dihidupnya.

####

Chanyeol masih berbaring diranjanganya, ia sudah membuka matanya. Namun masih enggan bangkit dari ranjang yang berukuran besar itu. Menatap langit-langit kamarnya dalam diam.

Diam dengan sejuta kerinduan dan keresahan dalam hatinya. Ketidakikhlasan yang hadir sejak beberapa jam yang lalu. Ia marah pada dirinya sendiri yang selalu mencoba merelakan kepergian wanita berhijab itu. Tapi nyatanya ia bahkan tak bisa melakukannya. Ia ingin menahannya, agar tidak pergi darinya. Agar tetap bersamanya dan berada dalam pandangannya.

Chanyeol menghela nafas panjanganya. Wajah Shindy hadir di sana, dilangit-langit kamarnya. Wajah Shindy yang tengah tersenyum cantik kearahnya. Senyuman itu, wajah itu, dan semua yang ada pada diri gadis itu membuatnya jatuh cinta.

Cara Shindy berbicara dengan lembut bisa membuatnya nyaman, cara Shindy yang tak sengaja melihat kearahnya lalu menundukan kepalanya. Jujur, saat itu jika saja Shindy gadis yang sekeyakinan dengannya sudah pasti dirinya akan menariknya kedalam tubuh kekarnya. Memeluknya dengan erat, menyalurkan rasa yang tersimpan dihatinya.

"Hyung" panggil Sehun yang berjalan memasuki kamar Chanyeol lalu duduk ditepi ranjang Chanyeol.

"Hmmm" jawab Chanyeol tanpa mengalihkan pandangannya. Ia masih tetap menatap langit kamarnya. Kedua tangannya ia gunakan untuk tumpuan kepalanya.

THE BEST WAY | Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang