Part 11 (Menyiapkan hati)

3.9K 308 29
                                    

"Ujian memang tak pernah kita tahu, ia akan datang bahkan saat kita tidak siap untuk menyapanya. Jika kita percaya maka kita bisa melewatinya. Percayalah, Allah bersama orang-orang yang kuat dalam ujiannya"

###

Suara alarm diponsel Chanyeol sudah berbunyi nyaring. Membangunkan si pemiliknya. Chanyeol meregangkan tubuhnya sebentar lalu beranjak dari ranjangnya tak lupa sebelum itu ia matikan alarm diponselnya.

Chanyeol mengambil air wudhu lalau setelahnya ia menggelar sajadahnya. Memulai untuk sholat malam. Sholat tahajud yang disunnahkan. Ada banyak manfaat dari sholat tahajud. Chanyeol sudah membacanya, sang imam masjid si guru spiritual nya, yang selalu tak pernah lelah mengajari Chanyeol tentang islam. Sang imam masjid tidak pernah memaksa Chanyeol untuk menjalankan sunnah, ia hanya mengajarkan untuk memulai dengan yang wajib. Karena wajib itu sudah mutlak dari Allah, sunnah pun sama hanya saja ketika meninggalkan yang wajib itu sudah mendapatkan dosa sedangkan meninggalkan yang sunnah tidak akan mendapat dosa.

Chanyeol mengerti itu. Tapi ia ingin menjalankan yang juga disunnahkan. Walaupun baru dua atau tiga kali, itupun bukan setiap malam. Karena beberapa hari ini ada proyek musik yang harus ia kerjakan bersama teman-temannya. Untung saja sudah selesai ia kerjakan. Ia sering tidur selepas subuh. Tapi ia bertekad untuk memulai menjalankan pula yang disunnahkan dan tidak akan pernah meninggalkan yang wajib. Semoga ia bisa. Pasti bisa.

Selesai sujud terakhir sholat malamnya, ia membenarkan letak duduknya. Sepertiga malam yang selalu membuatnya tenang. Ia pernah mendengar dari gurunya sang imam masjid center diItaewon.  Sulaiman lee yang juga merupakan mualaf.

"Rabb kita turun kelangit dunia pada setiap malam yaitu sepertiga malam terakhir. Dia berfirman 'siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan aku Aku berikan. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka akan Aku ampuni' " (HR Bukhari, no 1145 dan Muslim, no 758)

Chanyeol memegang tasbihnya, memulai dzikir kepada sang pemilik semesta. Butir demi butir ia lewati tak lupa bibir yang terus bergerak bersamaan dengan hati yang tenang. Selesai itu, Chanyeol menengadahkan kedua tangannya. Menatap kelangit kamarnya dengan penuh harapan.

"Ya Allah ya rabbi, ampunilah segala dosa hamba, juga dosa kedua orangtua hamba. Angkat rasa sakit dalam tubuh mereka, lindungi mereka ya Allah. Berilah mereka selalu kebahagiaan. Juga kepada noonaku yang semoga selalu sehat, dan dilancarkan dalam pekerjaannya" Chanyeol menghirup nafasnya dalam, "ya Illahi, sang pemilik hatiku juga hatinya. Jika rindu ini masih Engkau ridhoi, izinkan hamba merindukan hambamu yang berada jauh disana. Aku tidak bisa menjangkaunya saat ini, tapi semoga doaku sampai padanya juga rindu ini. Aku mencintai hambamu yang bernama Shindy habibah. Wanita sholehah yang menjadi kekasih-Mu. Aku mengaguminya. Rasa yang hadir untukku saat ini kepadanya, membuatku ingin selalu dekat dengan-Mu, Rabbi. Jaga dia juga hatinya. Amiin" Chanyeol mengusap kedua tangannya lalu setelahnya membaca al fathiha sebanyak tiga kali.

Chanyeol tersenyum bahagia saat ini. Bibirnya bersenandung menyanyikan lagu yang menggambarkan perasaannya saat ini. Chanyeol bangkit dari duduknya, melipat sajadahnya lalu menyimpannya bersama kupluknya. Ia menarik koper besar miliknya, menaruh beberapa pakaian didalamnya.

Tok tok tok

"Masuk" Chanyeol memberikan perintah pada seseorang yang sudah terlihat diambang pintu.

"Sudah selesai?" Tanya sang manager yang sudah siap dengan perlengkapannya. Ia akan menemani Chanyeol pergi. Ia melangkah duduk ditepi ranjang melihat Chanyeol yang tengah sibuk mempersiapkan perlengkapan yang ia butuhkan nantinya. Sang manager hyung menatapnya dengan senyum kecil diwajahnya, "kau terlihat begitu senang"

"Apa terlihat jelas hyung?" Tanya Chanyeol yang tidak menghentikan aktivitasnya.

"Sangat. Senyummu itu memperlihatkan kebahagiaan dihatimu"

THE BEST WAY | Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang