####
Hembusan angin pagi itu begitu menyejukan hati setiap manusia. Embun sudah menghilang, hanya menyisakan bekas yang tertinggal diantara rerumputan.
Shindy membuka pintu kamarnya, ia sudah lebih baik. Ia sudah menata hatinya dengan baik saat ini. Dan memulai aktivitasnya kembalui.
"Bismillahirrokhmanirrokhim" Ucapnya seraya tersenyum melihat sekitar pesantren. Para santri putri bersiap-siap untuk memulai aktivitas sekolanya.
"Assalamualaikum kak" Sapa Humaira yang sudah berdiri disamping kanan Shindy. Pancaran wajah cantik Humaira begitu terlihat nyata, mungkin karena hatinya yang tengah berbunga dan bahagia.
"Wa'alaikumsalam warrakhmatullahi wabarrakatuh istri sholehah" Shindy menggoda Humaira, hingga berhasil membuat Humaira merona.
"Ihh kak Shindy" Humaira menunduk malu, menyembunyikan rona merahnya.
"Aku melihat kebahagiaan diwajahmu Ra, aku ikut bahagia. Semoga menjadi keluarga yang diridhoi oleh Allah. Amiin"
"Amiin ya robbal'alamin kak" Humaira mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
Flashback
Seminggu yang lalu
Pernikahan Arif dan Shindy dibatalkan dengan Arif yang meminta maaf sebelum akhiranya ia memilih pamit dengan anggota keluarganya.
Hari itu, waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi menjelang siang. Abah kyai meminta seluruh undangan untuk tidak meninggalkan arena pesantren. Karena akan ada pernikahan lainnya. Semua tampak bingung.
Ada pernikahan lain?
Shindy berada dikamarnya. Ditemani Ayana dan Humaira. Shindy merebahkan dirinya diatas ranjang miliknya. Ia sangat lelah. Matanya memang tertutup tapi ia sepenuhnya sadar. Ia berdzikir didalam diamnya.
"Ira, siapa yang akan dinikahkan ayahmu?" tanya Ayana mengikis keheningan diantara dirinya dan Humaira. Mereka duduk dilantai beralaskan tikar yang sedikit jauh dari ranjang Shindy. Mereka tidak ingin mengganggu Shindy terlelap yang nyatanya Shindy masih mendengar percakapan Ayana dan Humaira yang baru saja dimulai.
"Aku juga tidak tahu, aku tidak tahu jika ada pernikahan lain disini selain pernikahan kak Shindy" Humaira memang tidak tahu akan ada pernikahan lain selain pernikahan Shindy.
"Ayana, kau lebih baik istirahat juga. Kau pasti lelah" lanjut Humaira menatap Ayana.
"Aku baik-baik saja Ra. Aku ingin menunggu dan menemani Shindy eonnie"
"Beruntung sekali kak Shindy bisa bertemu dan berteman denganmu."
"Aku yang lebih beruntung Ra. Sangat beruntung bisa mengenal wanita hebat, kuat dan baik seperti Shindy eonnie. Aku sangat bersyukur"
"Iya kau benar, kak Shindy memang luar biasa. Aku juga mengaguminya"
Tok tok tok
"Assalamualaikum" seseorang mengucap salam dibalik pintu kamar Shindy.
"Wa'alaikumsalam"
"Wa'alaikumsalam, siapa?" tanya Humaira
"Intan Ning" pintu itu terbuka menampilkan salah satu santri putri dipesantren itu.
"Ada apa Tan?"
"Ning Ira dipanggil abah, beliau memintaku untuk memanggil Ning."
"Baiklah, terimakasih Tan. Saya akan segera kesana"
"Permisi Ning" Santri bernama Intan itu menghilang dari balik pintu.
Abah kyai tengah berada diruang tamu bersama penghulu juga undangan lainnya. Semua orang tidak diperbolehkan pulang karena akan ada pernikahan lain. Sebelum dilaksanakan acara tersebut, para santri menampilkan hadrah untuk menghibur para tamu undangan.
"Hamas" panggil abah kyai kepada salah satu santri yang sudah lama menimba ilmu dipesantrennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEST WAY | Park Chanyeol
RandomShindy habibah. Seorang dokter muda asal indonesia yang berkunjung untuk pertama kalinya ke Korea selatan. ia tak tahu tentang bahasa korea, hingga ia bertemu dengan seseorang yang tahu tentang islam namun ia bukan muslim. ia adalah seorang anggota...