Switzerland | GOTWICE (Comp.)

15

Previously on Switzerland..

Flashdisk tersebut berisi tentang aliran dana korupsi universitas kita. Dan pemilik akun tersebut adalah salah satu wakil bidang kemahasiswaan dan juga dosen kita, Park Jin Young.

Mulai sekarang, kita tak bisa dengan bebas bercerita di kamar ini. Seseorang menyelipkan pemindai suara di flashdisk tersebut. Menurut Mark, kemungkinan dikamar kita juga dapat dipasang oleh orang tersebut.

"Jeongyeon-ah, Nayeon-ah. Ppalli come here. Kita dapat paket baru" ucap Momo.

+++

"Sebuah flashdisk lainnya dan kartu teror lagi?!" Tanya Jinyoung yang tak percaya.

Nayeon memberikannya flashdisk tersebut "aku tak punya antivirus yang dapat membuka hidden files, bantu aku ya?"

"Lalu apa isi kartu tersebut?" Jinyoung mulai membuka laptopnya.

"Sebuah permintaan" ucap Nayeon pelan

"Permintaan????"

Nayeon mengangguk, ia menunjukkan suatu foto di galerinya.

help me or leave this country

Jinyoung menatap ponsel Nayeon tak percaya. "Michyeosseo.."

"Kemana temanmu yang lain?" Tanya Jinyoung. Mereka hanya berdua dikantin kampusnya.

"Mereka diperpustakaan" ucap Nayeon.

Ia mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu lalu diberikan ke Jinyoung

"Apa mungkin di flashdisk ini juga terdapat pemindai suara?"

Jinyoung menatap kekasihnya tersebut dan mengangguk. Nayeon ikut mengangguk juga.

"Baiklah, kalau begitu aku akan membantumu siapa pun yang mendengar ucapanku ini" ucap Nayeon berani. Jinyoung tak percaya menatap kekasihnya tersebut.

+++

"Yeoboseyo?" ucap Nayeon mengangkat ponselnya. Ia baru saja diantar Jinyoung ke depan dorm.

"Ah, ne, Momo-ah aku sudah didepan dorm"

"Ne, ne, ara.. aku tahu ini sudah malam. Tak usah khawatir"

"Ne, byong" Nayeon memutus sambungannya.

Ia mulai berkeringat. Ketakutan. Berjalan sendirian melewati pos jaga depan dormnya.

Ada satu hal yang ingin ia pastikan. Menemui pak Wang yang dulu sempat menjadi tersangka percobaan pembunuhan.

"Selamat malam pak" ucap Nayeon terdengar bergetar

Pak Wang nampak sibuk sedang mendata beberapa paket yang masuk, nampaknya ia tak mendengar ucapan Nayeon.

Ia mengamati tiap catatan yang ditulis oleh pak Wang. Ia menemukan sesuatu. Sesuatu yang sangat pasti tentang siapa pelaku peneroran mereka.

Pak Wang terkejut baru menyadari kehadiran Nayeon. "Sedang apa kau disitu?!" Ia menutup bukunya dengan cepat.

Nayeon pun terkejut bukan main. Ia membungkuk beberapa kali "maaf pak, kau tak mendengar sedari tadi aku memanggilmu"

"Huh? Apa yang kau inginkan?" Tanyanya sedikit menahan emosi

"Ah, aku hanya ingin menanyakan apa kau yang menaruh paket didepan kamarku?" Nayeon benar benar ketakutan.

"Dimana kamarmu?"

"Dilantai 3 pak. Aku yang pernah pindah kamar karena kamarku merupakan tkp"

Pak Wang terdiam.