Dia

292 17 2
                                    

Hei...
Aku sedang menyapa,
Menyapa seseorang yang berdiri di ujung lapangan.
Bersandar pada ring basket sambil membawa bola basket di tangan kirinya.
Semua ekspresi yang dia punya,
Tersimpan jelas di dalam otakku.
Marah, menangis, diam, tersenyum, dan tertawa.
Apa perlu kujelaskan semuanya?
Baiklah...

Sebelumnya, akan kujadikan satu marah dan menangisnya.
Marah? Tidak, dia tidak marah kepadaku.
Marahnya lebih kepada dirinya sendiri,
Marah karena dia tidak bisa melakukan apa yang ia kehendaki dengan sempurna.
Maka dari itu dia menangis,
Tangisan penuh penyesalan.
Pada saat itu, aku ingin berada di sampingnya.
Sekedar meminjamkan bahuku untuk berbagi tangis.

Diam...
Saat dia diam, ekspresi itulah yang dengan jelas tersimpan di otakku.
Saat kupejamkan mata saja, wajahnya langsung muncul.
Seakan-akan dia ada di hadapanku.

Senyumnya, aku tahu senyumannya dapat menular ke siapapun yang ada di dekatnya.
Mata jernihnya seakan-akan hilang ditelan kedua kelopak matanya.

Ini bagian terpentingnya.
Tawanya,
Suaranya,
Itulah yang menjadi alasan bagiku untuk tertawa setiap harinya.
Tanpa bisa berdiri di sisinya.

Hanya bisa melihatnya dari jauh.
Membiarkan dia bersama orang lain,
Seorang teman mungkin.
Teman untuk bernostalgia di akhir remajanya.
Teman untuk tempatnya berbagi tangis dan tawa.

-fab-
291017
♡♡♡

Adu siapa si fab? baekbii_😂😂

EunoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang