Angin yang berhembus sepoi-sepoi menggelitik wajahku.
Siang ini, udara begitu panas.
Tapi aku tetap duduk di tepi lapangan.
Dengan bersandar pohon di belakangku,
Kupejamkan mataku erat-erat.
Sesekali dahiku mengernyit karena sinar matahari berhasil menembus kelopak mataku.
Melalui dedaunan yang bergoyang tertiup angin.Kuhiraukan orang-orang yang lalu lalang di depanku.
Mereka mungkin tak menyadari keberadaanku dan berlalu begitu saja.
Tak apa, toh aku di sini hanya butuh ketenangan.
Menjauh dari hiruk pikuk keramaian sekolah dan canda tawa teman-teman.Pikirku ini berhasil,
Mencari ketenangan di tepi lapangan dan hanya berlindungkan sebuah pohon yang daunnya mulai berguguran.
Juga menghilangkan pikiran tentang dia sejenak.
Berharap bayangannya hilang dalam sekejap.
Hilang dan terbang bersama dedaunan yang tertiup angin menuju ke langit bebas.Ah, tapi ini tidak berhasil.
Saat sebuah suara memasuki gendang telingaku,
Tunggu,
Aku mengenal suara ini.
Kukerjapkan mataku dan menoleh ke sumber suara.
Itu dia,
Dia yang berjalan dan melambaikan tangan ke arahku.
Juga,
Bibirnya memanggil namaku.
Sejenak otakku bekerja sangat lamban.
Namun cepat-cepat aku tersadar.
Hatiku membuncah saat tahu,
Bahwa dia mengenalku.
Dia tahu namaku.-fab-
181117
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Eunoia
Поэзия{Eunoia [kb, yunani] : pemikiran yang indah, pikiran yang baik} Beberapa puisi yang mungkin bisa menjadikan perantara dan penyampai kata yang tak bisa kau ungkapkan.