Begin
Suara hiruk pikuk dunia malam begitu memekak. Musik yang kencang dengan aroma alkohol dimana-mana. Inilah dunia orang yang mengaku dewasa yang mengukung diri kearah bahagia semu. Tak terkecuali seorang lelaki dengan perawakan tinggi tengah mencumbui gadis yang entah memang masih gadis atau hanya berkedok gadis.
“Hmmmpphh... hmmphhh... honey, slow”
Lelaki itu bukannya memelan malah makin beringas. Cumbuannya terus berlanjut kalau tak segera di akhiri mereka akan berakhir telanjang disalah satu meja di Club itu.
“Woy, Rapmon.. we must go now!” lelaki yang dipanggil Rapmon itu mendecih mengakhiri cumbuannya. Dia berdiri menghampiri suara yang tengah menginterupsi kenikmatan dunianya.
“Kau selalu saja menggangguku, dude.” Geramnya. Rapmon berbalik kearah wanita yang keadaannya sedikit kacau. Lihat lipstiknya malah sudah pudar dan bajunya yang berantakan. Tak lupa mengambil beberapa lembar uang di dompetnya.
“Thanks” ujarnya singkat lantas menarik pundak sahabatnya untuk menjauhi tempat itu tanpa mempedulikan teriakn kekecewaan wanita yang dicumbuinya tadi.
“Bagaimana wanita tadi?” tanya Sahabatnya menggoda.
“Lumayan tapi kurang sexy. kau tau kan seleraku”
“Yah, wanita Sexy dengan tumbuh montok penuh hasrat membara yang sangat cocok untuk namja brengsek sepertimu” balas sahabatnya dengan kekehan ringan.
“Si brengsek yang tak pernah bisa berkutik dihadapan Nyonya besar. Anak serigala berbulu domba”
Lanjutnya penuh tawa sedangkan Rapmon hanya kembali mendecih sambil memiting leher sahabatnya itu.
“Sialan kau Donghyuk”
.
.“Apa Panti ini harus dijual ahjumma? Bagaimana nasip anak-anak yang lainnya?”
suara penuh kecemasan terlontar dari bibir tebal seorang ank muda bersurai pendek dengan warna yang sedikit berbeda yaitu pink dihadapan wanita tua yang sangat anggun dan ke ibuaan.
“Jin-ah, kau tau kendala yang kita hadapi kan? Tanah ini milik keluarga Lee. Bukan milik kita. Panti asuhan Sarang didirikan atas kebaikan hati Tuan Lee. Dan sekarang tuan Lee sudah tiada dan anaknya ingin kita mengosongkan tanahnya itu.”
Wanita tua bernama Yok Haeun terdengar sedih menatap sekeliling. Panti asuhan ini adalah hidupnya tapi kini dia tak bisa apa-apa.
Panti asuhan sarang adalah salah satu panti dipinggiran kota. Rumahnya cukup sederhana. Sudah banyak anak yang diasuh dan diadopsi oleh orang lain. Haeun ahjumma sangat mendidik anak dipanti asuhannya, agar kelak di tempat barunya anak-anak itu bisa menjadi anak yang berguna untuk orang tua angkatnya.“Ahjusshi gendut itu memang tak punya hati. Kenapa tuan Lee memiliki anak sepertinya. Aku pernah duga ini sebelumnya Ahjumma. Dia memang si Mata duitan.”Geraman ini terlontar dari raut wajahnya saja udah tergambar betapa kesalnya kepada si Ahjussi gendut.
“Untuk anak-anak syukurlah sudah ada beberapa orang tua yang bersedia mengadopsi. Yang tak diadopsi, Panti Asuhan Selatan bersedia mengambil mereka. Setidaknya mereka bisa lebih hidup layak di Panti Asuhan Selatan daripada di Sarang” lanjut wanita tua itu sembari merajut sebuah topi rajut berwarna merah.
“Ahjumma topi itu untuk siapa?”
“Si kembar sebentar lagi berulang tahun. Aku ingin menghadiahkan mereka topi ini karena dua hari setelah ulang tahun mereka kita akan pindah dari sini”
anak muda itu terdiam. Dia turut melihat tangan lincah yang tengah merajut itu.
“Ahjumma sangat pandai merajut. Aku juga ingin pintar merajut seperti ahjumma” Rajuknya. Si wanita tua tersenyum sembari mengacak surai pink itu lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Papa?
Fanfiction-Coretan NamJin By MOONDESCA- [SELESAI] ★Sanggupkan Namjoon menjalani peran barunya sebagai papa? Bagaimana dia menghadapi Yoongi yang dingin dan pemarah, Hoseok yang Cengeng dan ceroboh, si kembar Jimin yang pemalu dan Taehyung yang hiperaktif dan...