Kepanikan terjadi di keluarga Kim. Namjoon mengumpat menyuruh anak buahnya segera mencari Hoseok.
Mereka berkumpul dirumah besar Namjoon. Mingyu merasa bersalah karena mempercayai pesan yang dikirimkan padanya. Dia yakin itu Namjoon, karena sebelumnya telah menginfokan Namjoon untuk menyuruh jemputan lewat belakang.Sial...
Hoseok hilang tanpa jejak.
Selama dua jam, keberadaan Hoseok tidak diketahui. Seokjin meremas lengan Namjoon yang nampak kacau. Mengelus punggung pria itu pelan.
Tak ada yang berbicara
Sampai suara ketukan di pintu terdengar. Dengan berat Seokjin bangun membuka pintu
"Hoseok? Astaga, Hosiki kemana saja?!"
Teriak Seokjin. Benar saja Hoseok berdiri didepannya bersama seorang yang berpakaian polisi."Maaf Bu, apa benar dia anak ibu?" Seokjin mengangguk menarik Hoseok kepelukannya.
Suara teriakan Seokjin membuat Namjoon dan Sinbi tergopoh-gopoh keluar.
Rasanya lega saat melihat Hoseok nampak baik-baik saja dipelukan Seokjin. Meski anak itu terlihat gemetar karena ketakutan.
"Mama... Hosiki takut" isaknya. Seokjin memeluk menenangkan.
"Terimakasih pak, sudah bersedia membawa anak saya pulang. Dimana bapak menemukannya?"
Namjoon menjabat tangan polisi yang membawa Hoseok."Kami menemukannya menangis dekat kantor polisi. Dirinya di jemput orang tak dikenal sepulang sekolah. Dibawa ke suatu tempat, dan ditinggalkan dekat pos polisi. Saat kami tanya dia sangat ketakutan. Syukurlah dia hapal alamat rumah ini" Namjoon tak berhenti berterimakasih kepada polisi itu.
Setelah polisi pergi kini Namjoon menatap Hosoek yang memeluk Seokjin erat. Anak itu menggenggam erat baju Seokjin. Wajahnya bersembunyi di perut Seokjin. Takut pasti
"Hoseok,.liat Aboeji" Hoseok tak berani mengangkat wajahnya. Dia takut Namjoon marah padanya.
"Hikssss...."
Seokjin menatap Namjoon yang masih berjongkok dihadapannya.
"Kim Hoseok, tatap Aboeji, sekarang" tegas Namjoon. Hoseok terkejut dan langsung menatap Namjoon meski tak melepaskan Seokjin sama sekali.
Mata anak itu memerah. Bibirnya bergetar. Suara isaknya putus-putus.
Namjoon maju. Melepas tangan Hoseok dari baju Seokjin.
"Jangan kasar" ingat Seokjin. Khawatir Namjoon emosi. Dia tau Namjoon tengah dalam stress. Tidak baik-baik saja. Dia tak mau Hoseok malah menjadi korban.
Tapi jelas saja tidak. Namjoon membawa Hoseok kepelukannya. Memeluk anak itu kencang. Menggendong Hoseok masuk kerumahnya. Hosoek tidak bisa tidak menangis kencang.
Teringat akan pisau yang hampir menancap kelehernya. Bekas ikatan tali di pergelangan tangannya yang sedikit memerah. Benar, Hoseok diculik dan sekap.
"Aboeji... Hoseok takut.. hikssss takut" tangisnya kencang. Namjoon hanya bisa memeluk anak itu. Membawanya duduk di sofa keluarga. Menyuruh Seokjin dan Sinbi masuk kedalam. Anak-anak yang lain dilarang melihat kondisi Hoseok. Mereka digiring kelantai atas. Tapi Yoongi tak beranjak. Mengamati ayah dan adiknya dari kejauhan.
"Hoseok darimana? Jangan membuat Aboeji takut. Hoseok jangan pernah berani pergi sendiri lagi" ujar Namjoon.
Dia masih membiarkan Hoseok menangis. Tak menagih cerita. Biarlah Hoseok saja yang bercerita.
Sejam kemudian anak itu tertidur dipelukan Namjoon. Masih Dengan seragam sekolahnya. Memegang kaus depan Namjoon dengan erat. Tak mau dipindahkan. Seokjin datang. Terlihat sedih melihat Kondisi Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Papa?
Fanfiction-Coretan NamJin By MOONDESCA- [SELESAI] ★Sanggupkan Namjoon menjalani peran barunya sebagai papa? Bagaimana dia menghadapi Yoongi yang dingin dan pemarah, Hoseok yang Cengeng dan ceroboh, si kembar Jimin yang pemalu dan Taehyung yang hiperaktif dan...